Pengertian Dwikora Meliputi Latar Belakang, Tujuan, Isi, dan Dampaknya
Pengertian Operasi DWIKORA
DWIKORA atau dwi komando rakyat adalah komando dari Presiden Soekarno yang dilakukan sebagai bentuk konfrontasi terhadap Malaysia.Pada saat itu, Malaysia hendak membuat Federasi Malaysia dengan menggabungkan wilayah Singapura, Brunei, Serawak, Malaya dan Sabah yang terletak di Kalimantan Utara.Konfrontasi bersenjata terus dilakukan antara kedua negara, hingga Presiden Soekarno menyerukan dwi komando rakyat.
Operasi-operasi militer terus dilakukan oleh Indonesia ke kawasan Kalimantan Utara. Indonesia sendiri tidak menganggap ini untuk melawan masyarakat Malaysia.Dalam komunitas Internasional dan Malaysia, peristiwa ini dikenal sebagai Malayan Emergency dimana pasukan Khusus Indonesia melakukan misi-misi penyelundupan, intelijen, dan sabotasi di daerah Kalimantan Utara dan perbatasan Malaysia.
Baca Juga: Trikora: Pengertian, Latar Belakang, Tujuan, Isi, Tokoh dan Dampak Trikora
Latar belakang
Rencana ini ditentang oleh Pemerintahan Indonesia; Presiden Sukarno berpendapat bahwa Malaysia hanya sebuah boneka Inggris, dan konsolidasi Malaysia hanya akan menambah kontrol Inggris di kawasan ini, sehingga mengancam kemerdekaan Indonesia. Filipina juga membuat klaim atas Sabah, dengan alasan daerah itu memiliki hubungan sejarah dengan Filipina melalui Kesultanan Sulu.
Di Brunei, Tentara Nasional Kalimantan Utara (TNKU) memberontak pada 8 Desember 1962. Mereka mencoba menangkap Sultan Brunei, ladang minyak dan sandera orang Eropa. Sultan lolos dan meminta pertolongan Inggris. Dia menerima pasukan Inggris dan Gurkha dari Singapura. Pada 16 Desember, Komando Timur Jauh Inggris (British Far Eastern Command) mengklaim bahwa seluruh pusat pemberontakan utama telah diatasi, dan pada 17 April 1963, pemimpin pemberontakan ditangkap dan pemberontakan berakhir.
Filipina dan Indonesia resminya setuju untuk menerima pembentukan Federasi Malaysia apabila mayoritas di daerah yang hendak dilakukan dekolonial memilihnya dalam sebuah referendum yang diorganisasi oleh PBB. Tetapi, pada 16 September, sebelum hasil dari pemilihan dilaporkan. Malaysia melihat pembentukan federasi ini sebagai masalah dalam negeri, tanpa tempat untuk turut campur orang luar, tetapi pemimpin Indonesia melihat hal ini sebagai Persetujuan Manila yang dilanggar dan sebagai bukti kolonialisme dan imperialisme Inggris.
“ | Sejak demonstrasi anti-Indonesia di Kuala Lumpur, ketika para demonstran menyerbu gedung KBRI, merobek-robek foto Sukarno, membawa lambang negara Garuda Pancasila ke hadapan Tunku Abdul Rahman—Perdana Menteri Malaysia saat itu—dan memaksanya untuk menginjak Garuda, amarah Sukarno terhadap Malaysia pun meledak. | ” |
Demonstrasi anti-Indonesia di Kuala Lumpur yang berlangsung tanggal 17 September 1963, berlaku ketika para demonstran yang sedang memuncak marah terhadap Presiden Sukarno yang melancarkan konfrontasi terhadap Malaysia dan juga karena serangan pasukan militer tidak resmi Indonesia terhadap Malaysia. Ini mengikuti pengumuman Menteri Luar Negeri Indonesia Soebandrio bahwa Indonesia mengambil sikap bermusuhan terhadap Malaysia pada 20 Januari 1963. Selain itu pencerobohan sukarelawan Indonesia (sepertinya pasukan militer tidak resmi) mulai memasuki Sarawak dan Sabah untuk menyebar propaganda dan melaksanakan penyerangan dan sabotase pada 12 April berikutnya.
Sukarno yang murka karena hal itu mengutuk tindakan demonstrasi anti-Indonesia yang menginjak-injak lambang negara Indonesia dan ingin melakukan balas dendam dengan melancarkan gerakan yang terkenal dengan nama Ganyang Malaysia. Sukarno memproklamasikan gerakan Ganyang Malaysia melalui pidato dia yang sangat bersejarah, berikut ini:
“ |
Kalau kita lapar itu biasa |
Lahirnya Dwikora
Ketika suasana semakin genting, pada 3 Mei 1964 Soekarno menyerukan Dwi Komando Rakyat atau Dwikora.
Dwikora itu berisi dua komando, di antaranya:
- Perhebat ketahanan revolusi Indonesia.
- Bantu perjuangan revolusioner rakyat Malya, Singapura, Sabah, Serawak, dan Brunei untuk membubarkan negara boneka Malaysia.
Sejak dikumandangkannya Dwikora, konfrontasi bersenjata antara kedua belah pihak pun secara resmi dimulai.Gerilyawan Indonesia berusaha masuk ke daerah Malaya, Singapura, dan Kalimantan Utara dan melancarkan operasi-operasi militer.Pihak Indonesia menyatakan bahwa Dwikora bukan untuk melawan rakat Malaysia melainkan untuk mengganyang negara boneka Malaysia.
Pernyataan tersebut sebagai respon dari gugatan Malaysia yang disampaikan di PBB bahwa Indonesia melanggar wilayah kedaulatannya.Ketegangan politik dan militer di Asia Tenggara menarik perhatian negara-negara besar dunia.Presiden Amerika Serikat John F Kennedy mengrimkan Jaksa Agung Robert Kennedy untuk menemui ketiga kepala negara dan mengajak untuk mengambil langkah perundingan.
Lahkah Kennedy untuk melakukan mediasi juga diikuti Perdana Menteri Jepang Ikeda dan Menteri Luar Negeri Thailand Thanat Khoman.Untuk mengusahakan mediasi, diadakan pertemuan tingkat menteri luar negeri ketiga negara di Tokyo pada 5 Juni 1964.
Pertemuan itu mencapai puncaknya pada 20 Juni 1964.
Tujuan DWIKORA
Dari penjelasan tentang latar belakang dan isinya bisa diketahui apa tujuan pembentukan DWIKORA ini.Komando yang diberi nama dwi komando rakyat ini dibentuk dengan tujuan utama untuk menggagalkan pembentukan negara Boneka Inggris. Negara boneka yang dimaksud adalah federasi Malaysia yang terdiri atas beberapa wilayah yang berada di kawasan Pulau Kalimantan.
Tujuan kedua dibentuknya komando ini adalah untuk menjaga kedaulatan negara Republik Indonesia.
Pulau Kalimantan yang sejatinya masih menjadi bagian dari Negara Indonesia ini memang terdapat beberapa negara. Namun apabila federasi tersebut terbentuk, maka kedaulatan Negara Indonesia pun akan ikut terganggu.Dua tujuan inilah yang mendasari Dwi Komando Rakyat serta operasi-operasi militer yang akan menyertainya.
Isi Komando DWIKORA
Dwi komando rakyat diserukan oleh Presiden Soekarno di tengah situasi yang memanas antara Malaysia, Indonesia dan Filipina. Komando tersebut tepatnya diserukan pada tanggal 3 Mei 1964.
Isi DWIKORA tersebut adalah sebagai berikut.
- Perhebat ketahanan atas revolusi di Indonesia.
- Bantu perjuangan para revolusioner yang dilakukan rakyat Malaya, Sabah, Singapura, Brunei dan Serawak guna membubarkan negara boneka.
Itulah isi dari Dwi komando rakyat yang diserukan oleh Presiden Soekarno saat hubungan ketiga negara tersebut sedang memanas.Presiden
Soekarno sendiri menekankan bahwa komando ini bukanlah untuk melawan
rakyat Malaysia, tetapi untuk melawan aktivitas neokolonialisme dan
imperialisme Inggris Raya.
Operasi Dwikora
Perintah Presiden Soekarno untuk mengganyam Malaysia ditindaklanjuti pimpinan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) dengan menggelar operasi Dwikora di sepanjang perbatasan Kalimantan dengan Sabah dan Sarawak sekitar 1964.
Karena tidak ada pernyataan perang resmi, maka ABRI tidak mengirim pasukan secara terbuka.
ABRI mengirimkan para gerilyawan untuk membantu Tentara nasional Kalimantan Utara (TNKU) yang berperang melawan pemerintah Malaysia.
Meski disebut gerilyawan, namun sebagian besar anggotanya justru diambil dari pasukan elit ABRI.Seperti Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) atau Pasukan Gerak Tjepat (PGT) dari TNI AU.Namun mereka tidak bertempur sebagai anggota ABRI, melainkan TNKU.Seragam ABRI mereka juga diganti dengan seragam TNKU.Begitu juga identitas mereka yang dipalsukan untuk menghapus jejak keterlibatan Malaysia.Pasukan Malaysia yang terdesak kemudian meminta bantuan inggris.Tidak tanggung-tanggung Inggris langsung mengirim sekitar satu batalyon pasukan komando Special Air Services (SAS).nilah pasukan elite terbaik Inggris yang reputasinya melegenda ke seluruh dunia.Inggris juga mengirim pasukan Gurkha dan SAS tambahan dari Selandia baru dan Malaysia.Hal itu dilakukan karena hanya pasukan elit tersebut yang bisa membendung pasukan gerilya dari Indonesia.
Pertempuran antara SAS dan Gurkha melawan gerilyawan TNKU berlangsung seru.Lebatnya rimba Kalimantan menjadi saksi pertempuran yang tak pernah diberitakan media tersebut.Kadang pasukan Inggris mengalahkan gerilyawan TNKU dalam pertempuran.Kadang sebaliknya, gerilyawan TNKU yang memukul pasukan SAS dan Gurkha.Sulit untuk mencatat secara pasti data-data pertempuran.2 September 1964, tiga Hercules terbang membawa 100 orang pasukan PGT.Ada juga 10 gerilyawan China Melayu dan dua orang gadis untuk penerjemah.Hercules itu bertugas menerjunkan pasukan PGT di Kalimantan.Ikut dalam pesawat tersebut Komandan Resimen Tim Pertempuran (PGT) Letkol Sugiri Sukani.Sugiri Sukani sudah berpengalaman terjun di belantara, saat Trikora, Sugiri juga yang memimpin pasukan PGT terjun di Irian.Sayangnya, satu Hercules jatuh ke laut sebelum berhasil menerjunkan pasukan.Akibatnya, sekitar 40 orang gerilyawan bersama Letkol Sugiri dan Letnan I Udara Suroso tewas.Perang gerilya ini memakan biaya besar bagi Indonesia dan Inggris.Saat itu pimpinan ABRI merasa jika diteruskan, konflik Dwikora ini tak akan menguntungkan Indonesia.Apalagi tahun 1965, ekonomi Indonesia sedang jatuh.Sejumlah pimpinan ABRI dan Malaysia pun sebenarnya sudah membuka sebuah dialog untuk perdamaian.
Indonesia Keluar dari PBB
Usaha rekonsiliasi ternyata tidak berjalan seperti yang diharapkan, justru kondisi semakin panas setelah tersiar kabar bahwa ada usaha untuk menjadikan Malaysia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.Presiden Soekarno menanggapi hal itu dalam pidatonya pada 31 Desember 1964.Ia menyerukan bahwa PBB menerima Malaysia menjadi anggota Dewan Keamanan, maka Indonesia akan menarik diri dari keanggotaan PBB.Indonesia ternyata benar-benar keluat dari keanggotaan PBB juga badan-badan khususnya seperti UNESCO, UNICEF, dan FAO.
Keluarnya Indonesia dari keanggotaan PBB diberitahukan secara resmi dengan surat oleh Menteri Luar Negeri Dr. Subandrio pada 20 Januari 1965 yang menyebutkan bahwa keluarnya Indonesia dari organisasi dunia itu terhitung mulai tanggal 1 Januari 1965.Sekretaris PBB, U Thant, dalam surat jawabannya tertanggal 26 Januari 1965 menyatakan penyesalannya atas keputusan itu dan mengharapkan supaya Indonesia pada suatu hari akan kembali melakukan kerjasama dalam PBB.
Sebagai wujud keseriusannya, Presiden Soekarno menolak bantuan ekonomi Amerika Serikat bagi Indonesia pada 25 Maret 1965.Di samping surat resmi kepada Sekretaris Jenderal PBB, Presiden Soekarno juga menulis surat kepada beberapa kepala negara untuk menjelaskan kondisi dan alasan Indonesia keluar dari badan dunia itu.Setelah Indonesia keluar dari PBB, untuk meningkatkan konfrontasi, pada 28 Februari 1965 dibentuk Komando Siaga (Koga) yang dipimpin Mayor Jenderal Soeharto.
Tujuannya adalah untuk mengkoordinasikan pasukan ABRI dan sukarelawan di perbatasan.
Setelah peristiwa G-30 S PKI, konfrontasi tidak mengendur bahkan ditingkatkan dengan dibentuknya Komando Ganyang Malaysia (Kogam) pada 23 Januari 1965.Pada sidang Kogam kedua, Maret 1966, ditetapkan kebijakan untuk meningkatkan kegiatan mengganyang Malaysia.
Berakhirnya Konfrontasi DWIKORA
Politik konfrontasi yang dimulai oleh operasi DWIKORA baru diakhiri pada masa Orde Baru. Politik luar negri ini diganti dengan politik bertetangga dan hidup damai.Soeharto menganggap bahwa konfrontasi ini tidak usah dilanjutkan karena tidak bermanfaat bagi bangsa Indonesia.Isyarat damai semakin jelas setelah diselenggarakannya perundingan di Bangkok pada 30 April – 1 Juni 1966 antara Adam Malik dan Narciso Ramos.
Keduanya sepakat untuk menggunakan perjanjian Manila tahun 1963 sebagai landasan bersama untuk menyelesaikan konfrontasi dengan Inggris dan Malaysia.Dalam perundingan di Bangkok, delegasi RI dan Malaysia sepakat bahwa masalah Sabak dan Sarawak tidak menjadi syarat normalisasi hubungan kedua negara.Kedua delegasi sepakat bahwa fokus seharusnya ada pada penyelesaian konfrontasi dan pemulihan hubungan.Kedua delegasi juga sepakat untuk kembali kepada perjanjian persahabatan RI-Malaya tahun 1957 dan perjanjian Manila pada tahun 1963.Setelah perundingan Bangkok, diadakan banyak pertemuan tidak resmi untuk mencari kesepakatan dan titik tengah antara 2 negara.
Salah satu pertemuan yang terjadi adalah terdapat perundingan antara Ghazali Syafei dan Mayjen Soeharto di Jakarta pada 10 Juni 1966 yang bertujuan untuk membahas persetujuan Bangkok serta mempersiapkan pertemuan antara Adam Malik dan Tun Abdul Razak.Pada 18 Juli 1966, delegasi Indonesia kembali bertemu perdana mentri Malaysia untuk menyepakati permasalahan Sabah dan Sarawak.Disini, Indonesia sudah mengakui bahwa Sabah dan Sarawak merupakan wilayah berdaulat dari engara Malaysia dan mengakui pemilu yang telah dilaksanakan di Malaysia.Pemulihan hubungan semakin baik ketika KOGAM menyetujui hasil perundingan Bangkok pada tanggal 30 Juli 1966.
Pemerintah Filipina juga memberikan pengakuan diplomatik penuh dan mengakui kedaulatan Malaysia pada 3 Juni 1966.Normalisasi hubungan antara Indonesia dan Malaysia dituangkan dalam piagam Agreement to Normalise Relations between Malaysia and the Republic of Indonesia yang ditandatangani oleh Tun Abdul Razak serta Adam Malik pada 11 Agustus 1966 Gedung Departemen Luar Negri RI.Dengan penandatanganan persetujuan itu, konfrontasi antara Indonesia dengan Malaysia pun sudah berakhir.Kedua negara sepakat untuk membuat pemilihan umum di Sabah dan Sarawak untuk bergabung atau tidak dengan malaysia serta untuk memulihkan hubungan diplomatik kedua negara.
Pada tanggal 12 Agustus 1966, Menlu Adam Malik mengunjungi Malaysia dan mengabarkan bahwa konfrontasi antara kedua negara sudah selesai dan hubungan diplomatik sudah dapat dibangun kembali.Namun, hingga bulan september 1966, masih terjadi kontak senjata antara pasukan Inggris-Malaysia dengan TNKU-Indonesia di daerah Kalimantan Utara.Proses diseminasi informasi damai ini tidak terlalu cepat karena pasukan masih berada di dalam hutan dan sangat sulit menghubunginya.Pada 28 September 1966, Indonesia kembali menjadi anggota PBB dan melakukan normalisasi hubungan dengan komunitas Internasional.Sesudah hal ini, hubungan Indonesia dan Malaysia semakin erat dengan adanya deklarasi Bangkok serta pembentukan organisasi kerjasama Association of South East Asian Nations (ASEAN) pada tanggal 8 Agustus 1967.
Dampak dari Operasi DWIKORA
Dengan tujuan yang dimiliki oleh Dwikora sendiri, tentunya memiliki dampak tersendiri. Dampak yang ditimbulkan dari persitiwa Dwikora ini adalah:
- Dampak pertama yang diakibatkan dari Dwikora sendiri, adalah tidak rukunnya hubungan antara Indonesia dan juga Malaysia.
- Keluarnya Indonesia dari PBB, yang mana dikarenakan oleh Malaysia yang diterima sebagai salah satu anggota dari dewan keamanan PBB sendiri.
- Dalam hal ini, mendapat pengaruh yang membuat Indonesia sendiri pada beberapa pemikiran PKI yang mana ingin melakukan konfrontasi ke Malaysia sendiri secara penuh.
Baca Juga: Deklarasi Bangkok: Pengertian, Sejarah, Isinya dan Tujuan didirikannya ASEAN
Penelusuran terkait
- operasi dwikora wiki
- bunyi dwikora
- jelaskan tentang dwikora
- operasi dwikora dipimpin oleh
- operasi dwikora kopassus
- dwikora dilakukan oleh bangsa indonesia dalam rangka
- isi trikora
- isi dwikora dan trikora
Post a Comment for "Pengertian Dwikora Meliputi Latar Belakang, Tujuan, Isi, dan Dampaknya"