Pengertian Manusia Menurut Para Ahli dan Manusia Menurut Islam Seacara Lengkap
Definisi Manusia Menurut Para Ahli |
Terdapat banyak definisi menurut para ahli
ternama tentang manusia namun pengertiannya definisi manusia itu sendiri bisa pahami
secara bahasa bahwa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin),
yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu
menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah
konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus)
atau seorang individu.
Manusia juga dapat
diartikan berbeda-beda baik menurut sudut pandang biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara
campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens
(Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian,
mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di
mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya
dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan
dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan,
mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama
berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan
satu sama lain serta pertolongan.
Beberapa Pengertian Manusia menurut Para Ahli
- Paula J. C. & Janet W. K.
Menurut Paula J. C. & Janet W. K.
Manusia merupakan makhluk yang terbuka, bebas memilih makna di dalam
setiap situasi, mengemban tanggung jawab atas setiap keputusan, yang
hidup secara berkelanjutan, serta turut menyusun pola hubungan antar
sesama dan unggul multidimensional dengan berbagai kemungkinan.
- Omar Mohammad Al – Toumi Al – Syaibany
Menurut Omar Mohammad Al – Toumi Al – Syaibany, pengertian manusia
adalah makhluk yang mulia. Masuia merupakan makhluk yang mampu
berpikir, dan menusia merupakan makhluk 3 dimensi (yang terdiri dari
badan, ruh, dan kemampuan berpikir / akal). Manusia di dalam proses
tumbuh kembangnya dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor
keturunan dan faktor lingkungan.
- Kees Bertens
Menurut Kees Bertens, manusia adalah
setiap makhluk yang terdiri dari dua unsur yang satuannya tidak dapat
dinyatakan dalam bentuk apapun.
- Upanisads
Menurut Upanisads, manusia merupakan
sebuah kombinasi dari beberapa unsur kehidupan seperti roh (atman),
pikiran, jiwa, dan prana (tubuh / fisik).
- Nicolaus D. & A. Sudiarja
Menurut Nicolaus D. & A. Sudiarja,
manusia adalah bhineka, akan tetapi tunggal. Manusia disebut bhineka
karena ia mempunyai jasmai dan rohani, sedangkan disebut tunggal karena
hanya berupa satu benda / barang saja.
- Abineno J. I
Menurut Abineno J. I, manusia adalah
“tubuh yang dilengkapi dengan jiwa / berjiwa” dan bukan “jia abadi yang
berada atau pun yang terbungkus di dalam sebuah tubuh / badan yang fana /
tidak nyata”.
- Sokrates
Menurut Sokrates, pengertian manusia adalah makhluk hidup yang memiliki dua kaki, yang tidak berbulu, dan memiliki kuku datar berukuran lebar.
- I Wayan Watra
Menurut I Wayan Warta, manuisa merupakan makhluk yang dinamis yang menganut trias dinamika yaitu cipta, karsa, dan rasa.
- Erbe Sentanu
Menurut Erbe Sentanu, manusia merupakan
makhluk sebaik – baiknya yang diciptakan oleh Tuhan. Bahkan, dapat
dikatakan manusia merupakan ciptaan Tuhan yang paling sempurna jika
dibandingkan dengan makhluk citaannya yang lain.
- Agung. P. P.
Menurut Agung P. P., Manusia dapat
diartikan sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, yang
tersusun atas kesatuan fisik, ruh / jiwa, dan akal pikiran yang tumbuh
dan berkembang sesuai dengan lingkungannya.
Manusia menurut pola pemikiran biologis
Menurut pola pemikiran ini, manusia dan kemampuan kreatifnya dikaji dari struktur fisiologisnya. Salah satu tokoh dalam pola ini adalah Portmann yang berpendapat bahwa kehidupan manusia merupakan sesuatu yang bersifat sui generis meskipun terdapat kesamaan-kesamaan tertentu dengan kehidupan hewan atau binatang. Dia menekankan aktivitas manusia yang khas, yakni bahasanya, posisi vertikal tubuhnya, dan ritme pertumbuhannya. Semua sifat ini timbul dari kerja sama antara proses keturunan dan proses sosial-budaya. Aspek individualitas manusia bersama sifat sosialnya membentuk keterbukaan manusia yang berbeda dengan ketertutupan dan pembatasan deterministis binatang oleh lingkungannya. Manusia tidak membiarkan dirinya ditentukan oleh alam lingkungannya. Menurut pola ini, manusia dipahami dari sisi internalitas, yaitu manusia sebagai pusat kegiatan intern yang menggunakan bentuk lahiriah tubuhnya untuk mengekspresikan diri dalam komunikasi dengan sesamanya.
Manusia menurut pola psikolgis
Kekhasan pola ini adalah perpaduan antara metode-metode psikologi eksperimental dan suatu pendekatan filosofis tertentu, misalnya fenomenologi. Tokohtokoh yang berpengaruh besar pada pola ini antara lain Ludwig Binswanger, Erwin Straus dan Erich Fromm. Binswanger mengembangkan suatu analisis eksistensial yang bertitik tolak dari psikoanalisisnya Freud. Namun pendirian Binswanger bertolak belakang dengan pendirian Freud tentang kawasan bawah sadar manusia yang terungkap dalam mimpi, nafsu dan dorongan seksual. Menurut Binswanger, analisis Freud sangat berat sebelah karena dia mengabaikan aspek-aspek budaya dari eksistensi manusia seperti agama, seni, etika dan mitos. Freud menurut Binswanger, memahami kebudayaan secara negatif, yakni lebih sebagai penjinakan dorongan-dorongan alamiah daripada sebagai
ungkapan potensi manusia untuk memberi arah pada hidupnya. Penelitian psikologis harus diarahkan pada kemampuan manusia untuk mengatasi dirinya sendiri dalam penggunaan kebebasannya yang menghasilkan keputusan-keputusan dasar. Freud dengan psikoanalisisnya berpendapat bahwa manusia pada dasarnya digerakkan oleh dorongan-dorongan dari dalam dirinya yang bersifat instinktif. Tingkah laku individu ditentukan dan dikontrol oleh kekuatan psikhis yang sejak semula memang sudah ada pada diri individu itu. Individu dalam hal ini tidak memegang kendali atas “nasibnya” sendiri, tetapi tingkah lakunya semata-mata diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan instink biologisnya.
ungkapan potensi manusia untuk memberi arah pada hidupnya. Penelitian psikologis harus diarahkan pada kemampuan manusia untuk mengatasi dirinya sendiri dalam penggunaan kebebasannya yang menghasilkan keputusan-keputusan dasar. Freud dengan psikoanalisisnya berpendapat bahwa manusia pada dasarnya digerakkan oleh dorongan-dorongan dari dalam dirinya yang bersifat instinktif. Tingkah laku individu ditentukan dan dikontrol oleh kekuatan psikhis yang sejak semula memang sudah ada pada diri individu itu. Individu dalam hal ini tidak memegang kendali atas “nasibnya” sendiri, tetapi tingkah lakunya semata-mata diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan instink biologisnya.
Pandangan Freud tersebut ditentang oleh pandangan humanistik tentang manusia. Pandangan humanistik menolak pandangan Freud yang mengatakan bahwa manusia pada dasarnya tidak rasional, tidak tersosialisasikan dan tidak memiliki kontrol terhadap “nasib” dirinya sendiri. Sebaliknya, pandangan humanistik yang salah satu tokohnya adalah Rogers mengatakan bahwa manusia itu rasional, tersosialisasikan dan untuk berbagai hal dapat menentukan “nasibnya” sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa manusia memiliki kemampuan untuk mengarahkan, mengatur, dan mengontrol diri sendiri. Pandangan behavioristik pada dasarnya menganggap bahwa manusia sepenuhnya adalah makhluk reaktif yang tingkah lakunya dikontrol atau dikendalikan oleh faktorfaktor yang datang dari luar. Penentu tunggal dari tingkah laku manusia adalah
lingkungan. Dengan demikian, kepribadian individu dapat dikembalikan semata-mata kepada hubungan antara individu dan lingkungannya. Hubungan itu diatur oleh hukumhukum belajar seperti teori pembiasaan (conditioning) dan peniruan. Salah satu tokoh dari pandangan ini adalah Skinner (Depdikbud, 1984/1985: 1-3) Dari ketiga pandangan yang disebut terakhir, dapat disimpulkan bahwa Freud dengan psikoanalisisnya lebih menekankan faktor internal manusia, sementara pandangan behaviorisme lebih menekankan faktor eksternal. Sedangkan pandangan psikologi humanistik lebih menekankan kemampuaan manusia untuk mengarahkan dirinya, baik karena pengaruh faktor internal maupun eksternal. Hal ini menunjukkan bahwa manusia tidak serta merta atau otomatis melakukan suatu tindakan berdasarkan desakan faktor internal, karena desakan faktor internal bisa saja ditangguhkan pelaksanaannya. Buktinya orang berpuasa, meskipun dorongan rasa laparnya kuat, tetapi manusia bisa mengarahkan dirinya dalam arti bisa menangguhkan desakan atau dorongan itu, yakni pada saatnya berbuka di sore hari. Begitu juga, manusia tidak serta merta atau otomatis melakukan tidakan karena mendapat rangsangan dari luar (eksternal). Dia dapat mengabaikannnya, bahkan dia dapat memutuskan sesuatu yang berbeda dengan desakan faktor eksternal.
Buktinya, manusia dapat menolak iming-iming sesuatu yang menggiurkan dari pihak lain.
Manusia Menurut Islam
Manusia menurut pandangan Islam
adalah makhluk Allah s.w.t. yang memiliki unsur dan daya materi yang memiliki
jiwa dengan ciri-ciri berfikir, berakal, dan bertanggungjawab pada Allah s.w.t.
yang diciptakan dengan memiliki akhlak. Secara terperinci, manusia merupakan :
1.Makhluk
yang Sempurna dan Mulia
Manusia
merupakan makhluk yang paling sempurna, baik dari wujud fisiknya maupun
rohaninya. Manusia menjadi makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna dan mulia
karena memiliki akal. Akal inilah yang membedakan manusia dengan maklhuk
lainnya. Akal membantu manusia untuk melakukan tindakan yang seharusnya
dilakukan oleh manusia.
2.Makhluk
yang Bertanggungjawab
Manusia sebagai makhluk yang paling
sempurna, dimintai pertanggung jawabannya terhadap amanah yang telah diberikan
Allah s.w.t. kepadanya untuk mengelola alam semesta bagi kesejahteraan semua
makhluk. Hal ini sesuai dengan surat al-Ahzab ayat 72 berikut :
إنا عر ضنا الأ ما نة على السموت والأرض والجبال فأبين أن يحملنها و أشفقن
منها وحملها الإ نسن إنه كان ظلوما جهولا
Sesungguhnya Kami
telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya
enggan untuk memikul amnat itu dan mereka khawati akan mengkhianatinya, dan
dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan
amat bodoh.
Setiap manusia menurut
pandangan Islam adalah seorang pemimpin, terutama memimpin dirinya sendiri.
Setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawabannya terhadap apa yang telah
dipimpinnya baik lahir maupun batin, serta di dunia maupun di akhirat.
3.Khalifah
dan Hamba Allah
Manusia
memiliki akal dan kalbu yang tidak dimiliki oleh makhuk lain, maka manusia
dijadikan sebagai khalifah dan sekaligus menjadi hamba Allah. Khalifah
mengandung makna bahwa Allah menjadikan manusia sebagai pemegang kekuasaan yang
bertugas untuk melaksanakan syariat-Nya di bumi, disebut dalam surat as-Shaad ayat 26 berikut :
يداود
إنا جعلنك خليفة فى لارض فا حكم بين الناس با لحق ولا تتبع الهوى فيضلك عن سبيل
الله إن الذين يضلون عن سبيل الله لهم عذاب شديد بم نسوأيوم الحساب
Wahai Dawud sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah di
muka bumi, maka berilah keputusan di
antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia
kana menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat
dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupkan hari
perhitungan.
4.Makhluk
Berakhlak
Akhlak
merupakan gambaran atau wujud diri manusia yang sebenarnya, ketika manusia
memiliki akhlak yang baik, maka ia memilki kedudukan yang tinggi di mata Allah.
Sebaliknya jika manusia memiliki akhlak yang buruk, maka kedudukannya rendah di
mata Allah. Akhlak merupakan salah satu keunggulan yang dimiliki manusia,
karena manusia memiliki akhlak, maka manusia mempunyai kemampuan untuk
membedakan yang hak dengan yang batil.
5.Makhluk
Kontroversial
Manusia
disebut makhluk kontrovesial, karena ketika manusia menggunakan akalnya dan
dapat mengendalikan nafsunya serta beriman kepada Allah, maka manusia merupakan
makhluk yang paling tinggi kedudukannya diantara makhluk lain. Ketika manusia
tidak mempergunakan akalnya dan diperbudak oleh hawa nafsu, maka akan menjadi
makhluk yang paling hina dan rendah. Hal ini akan terjadi apabila manusia
melakukan kerusakan dan kejahatan di muka bumi, maka dampak kerusakan yang
timbul akan amat dahsyat, karena tidak ada makhluk lain yang dapat melakukan
kerusakan yang sedahsyat manusia.
Nah, jadi sudah faham kan apa itu pengertian manusia yang sebenarnya? Semoga bermanfaat ya!
Penelusuran terkait
- Pengertian manusia menurut para ahli PDF
- Pengertian manusia secara umum
- Pengertian manusia menurut Islam
- Pengertian manusia secara etimologi dan terminologi
- Pengertian manusia menurut sosiologi
- Pengertian manusia secara rohani
- Pengertian manusia menurut Islam PDF
- Pengertian manusia menurut ilmu pengetahuan
Post a Comment for "Pengertian Manusia Menurut Para Ahli dan Manusia Menurut Islam Seacara Lengkap"