Masyarakat Madani - Pengertian Menurut Para Ahli, Sejarah, Karakteristik, Ciri-Ciri, Unsur, dan Pilar Penegak
Pengertian masyarakat madani
Beberapa ahli pernah memberi usulan definisi. Tetapi kita harus
jelaskan terlebih dahulu beberapa variasi istilah yang dianggap sama
atau mirip artinya dengan istilah masyarakat madani. Kita perlu
memperoleh gambaran sekilas tentang civil society atau masyarakat sipil, masyarakat warga, masyarakat beradab, dan masyarakat demokratis agar tidak terjadi kerancuan pemahaman.
Pada kenyataannya, istilah masyarakat madani sering diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi civil society. Istilah civil society
diterjemahkan ke dalam bahasa Indinesia menjadi ”masyarakat sipil”.
Istilah masyarakat sipil sering disamakan artinya dengan ”masyarakat
warga”. Masyarakat warga adalah ”masyarakat yang beradab”. Istilah
beradab berasal dari kata ”peradaban” atau dalam bahasa Arab ”madaniah”,
cikal-bakal istilah ”madani”. Jadi, istilah yang sedang kita bahas ini
berputar-putar di sekitar situ saja. Maka, kita tidak perlu ambil pusing
untuk membedakan kesemua istilah tersebut.
Perlu ditegaskan di sini, istilah masyarakat madani merupakan istilah
modern, meskipun inspirasinya berasal sejak zaman Nabi. Dalam konteks
modern, masyarakat madani berada dalam sebuah sistem sosial yang
demokratis.
Baca Juga: Pengertian Hukum Adat, Sejarah, Ciri Hukum Adat, Perbandingan dan Sistem yang Mengikatnya
Masyarakat Madani Menurut Para Ahli
Agar lebih memahami apa arti masyarakat madani, maka kita dapat merujuk pada pendapat beberapa ahli berikut ini:
1. Nurcholis Madjid
Menurut
Nurcholis Madjid, pengertian masyarakat madani adalah merujuk pada
masyarakat Islam yang pernah dibangun oleh Nabi Muhammad SAW di Madinah,
yaitu masyarakat dengan peradaban yang memiliki ciri; kesederajatan,
keterbukaan, toleransi, musyawarah, dan menghargai prestasi.
2. Syamsudin Haris
Menurut Syamsudin Haris, pengertian masyarakat madani adalah suatu lingkup sosial yang berada di luar pengaruh Negara
dan model yang tersusun dari lingkungan masyarakat paling akrab
seperti; keluarga, asosiasi sukarela, gerakan masyarakat, dan lainnya.
3. Dawam Rahardjo
Menurut
Dawam Rahardjo, pengertian masyarakat madani adalah suatu proses
penciptaan peradaban yang mengacu pada nilai-nilai kebijakan bersama
berdasarkan suatu pedoman hidup untuk menciptakan persatuan dan
integrasi sosial.
4. Ernest Gellner
Menurut Ernest Gellner, definisi civil society
adalah masyarakat yang terdiri atas berbagai institusi non-pemerintah
yang otonom dan cukup kuat untuk dapat mengimbangi Negara.
5. Cohen dan Arato
Menurut Cohen dan Arato, pengertian masyarakat sipil adalah suatu wilayah interaksi sosial diantara wilayah ekonomi, politik,
dan Negara, yang di dalamnya mencakup semua kelompok sosial yang
bekerja sama membangun ikatan sosial di luar lembaga resmi, menggalang
solidaritas kemanusiaan, dan mengupayakan kebaikan bersama.
6. Muhammad AS Hikam
Menurut
Muhammad AS Hikam, pengertian masyarakat madani adalah semua wilayah
kehidupan sosial yang terorganisir dan memiliki ciri-ciri; kesukarelaan,
keswasembadaan, keswadayaan, dan kemandirian yang tinggi di hadapan
Negara, serta terikat oleh norma dan nilai hukum yang diikuti semua
warganya.
Sejarah Masyarakat Madani
Istilah
masyarakat madani dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah civil
society pertama kali dikemukan oleh Cicero dalam filsafat politiknya
dengan istilah societies civilis yang identik dengan negara. Rahadrjo
(1997) menyatakan bahawa istilah civil society sudah ada sejak
zaman sebelum masehi. Orang yang pertama kali mencetuskan istilah civil
society adalah Cicero (104-43 SM), sebagai oratur yunani.
Civil society menurut
Cicero ialah suatu komunitas politik yang beradab seperti yang
dicontohkan oleh masyarakat kota yang memiliki kode hukum sendiri.
Dengan konsep civility (kewargaan) dan urbanity (budaya kota), maka
dipahami bukan hanya sekadar konsentrasi penduduk, melainkan juga
sebagai pusat peradaban dan kebudayaan.
- Fase pertama sejarah wacana civil society, yang berkembang dewasa ini, yakni masyarakat sivil diluar dan penyeimbang lembaga negara, pada masa ini civil society dipahami sebagai sistem kenegaraan dengan menggunakan istilah koinonia politike, yakni sebuah komunitas politik tempat warga dapat terlibat langsung dalam berbagai percaturan ekonomi-politik dan pengambilan keputusan.
- Fase kedua, pada tahun 1767 Adam Ferguson mengembangkan wacana civil society, dengan konteks sosial dan politik di Skotlandia. Berbeda dengan pendahulunya, ia lebih menekankan visi etis pada civil society, dalam kehidupan sosial, pemahaman ini lahir tidak lepas dari pengaruh revolusi industri dan kapitalisme yang melahirkan ketimpangan sosial yang mencolok.
- Fase ketiga, berbeda dengan pendahulunya, pada tahun 1792 Thomas Paine memaknai wacana civil society sebagai suatu yang berlawanan dengan lembaga negara, bahkan ia dianggap sebagain anitesis negara, bersandar pada paradigma ini, peran negara sudah saatnya dibatasi, menurut pandangan ini, negara tidak lain hanyalah keniscayaan buruk belaka, konsep negera yang absah, menurut pemikiran ini adalah perwujudkan dari delegasi kekuasaan yang diberikan oleh masyarakat demi terciptanya kesejahteraan bersama.
- Fase keempat, wacana civil society selanjutnya dikembangkan oleh G.W.F Hegel (1770-1831 M), Karl Max (1818-1883 M), dan Antonio Gramsci (1891-1837 M). dalam pandangan ketiganya, civil society merupakan elemen ideologis kelas dominan, pemahaman ini adalah reaksi atau pandangan Paine, Hegel memandang civil society sebagai kelompok subordinatif terhadap negara, pandangan ini, menurut pakar politik Indonesia Ryass Rasyid, erat kaitannya dengan perkembangan sosial masyarakat borjuasi Eropa yang pertumbuhannya ditandai oleh pejuang melepaskan diri dari cengkeraman dominasi negara.
- Fase kelima, wacana civil society sebagai reaksi terhadap mazhab Hegelian yang dikembangkan oleh Alexis dengan Tocqueville (1805-1859), bersumber dari pengalamannya mengamati budaya demokrasi Amerika, ia memandang civil society sebagai kelompok penyeimbang kekuatan negara, menurutnya kekuatan politik dan masyarakat sipil merupakan kekuatan utama yang menjadikan demokrasi Amerika mempunyai daya tahan yang kuat.
Karakteristik Masyarakat Madani
Ada beberapa karakteristik masyarakat madani, diantaranya:
- Terintegrasinya individu-individu dan kelompok-kelompok ekslusif kedalam masyarakat melalui kontrak sosial dan aliansi sosial.
- Menyebarnya kekuasaan sehingga kepentingan-kepentingan yang mendominasi dalam masyarakat dapat dikurangi oleh kekuatan-kekuatan alternatif.
- Dilengkapinya program-program pembangunan yang didominasi oleh negara dengan program-program pembangunan yang berbasis masyarakat.
- Terjembataninya kepentingan-kepentingan individu dan negara karena keanggotaan organisasi-organisasi volunter mampu memberikan masukan-masukan terhadap keputusan-keputusan pemerintah.
- Tumbuhkembangnya kreatifitas yang pada mulanya terhambat oleh rejim-rejim totaliter.
- Meluasnya kesetiaan (loyalty) dan kepercayaan (trust) sehingga individu-individu mengakui keterkaitannya dengan orang lain dan tidak mementingkan diri sendiri.
- Adanya pembebasan masyarakat melalui kegiatan lembaga-lembaga sosial dengan berbagai ragam perspektif.
- Bertuhan, artinya bahwa masyarakat tersebut adalah masyarakat yang beragama, yang mengakui adanya Tuhan dan menempatkan hukum Tuhan sebagai landasan yang mengatur kehidupan sosial.
- Damai, artinya masing-masing elemen masyarakat, baik secara individu maupun secara kelompok menghormati pihak lain secara adil.
- Tolong menolong tanpa mencampuri urusan internal individu lain yang dapat mengurangi kebebasannya.
- Toleran, artinya tidak mencampuri urusan pribadi pihak lain yang telah diberikan oleh Allah sebagai kebebasan manusia dan tidak merasa terganggu oleh aktivitas pihak lain yang berbeda tersebut.
- Keseimbangan antara hak dan kewajiban sosial.
- Berperadaban tinggi, artinya bahwa masyarakat tersebut memiliki kecintaan terhadap ilmu pengetahuan dan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan untuk umat manusia.
- Berakhlak mulia.
Unsur-unsur Masyarakat Madani
Adapun unsur-unsur terjadinya sebuah civil society adalah :
1. Hadirnya wilayah publik yang begitu luas
Tanpa
hadirnya wilayah publik, maka sosial society tidak ada artinya karena
wilayah publik yang luas merupakan sarana yang sangat penting untuk
menyampaikan aspirasi para warga masyarakat.
Ya, semua warga di
sebuah negara mempunyai hak dan posisi yang sama untuk bisa
berpartisipasi dalam transaksi politik dan sosial tanpa takut mendapat
ancaman.
2. Toleransi
Toleransi
luas dipahami sebagai hal yang esensial bagi munculnya gagasan civil
society. Gagasan toleransi juga merupakan fitur penting deskripsi
masyarakat manusia dalam menjadi “manusia modular” menurut Ernest
Gellner.
3. Pluralisme
Pluralisme
sangat penting bagi keberadaan civil society karena masyarakat dipenuhi
oleh orang-orang yang beragam dan majemuk. Sikap saling menghargai ini
sangat penting untuk demokrasi dalam skala besar.
4. Hadirnya demokrasi
Civil
society yang aktif sering dipandang sebagai unsur utama bagi
keberhasilan negara-negara yang maju, serta obat mujarab bagi
negara-negara berkembang di tempat lain di dunia.
Demokrasi merupakan unsur yang sangat penting dalam civil society dan tidak bisa dielakkan.
5. Keadilan sosial
Keadilan sosial adalah wujud keberimbangan antara anggota masyarakat dalam melaksanakan hak dan kewajibannya.
Keadilan
sosial membantu masyarakat untuk bisa berlaku secara proporsiomal untuk
memasukkan pemahaman sosial, politik, ekonomi, dan budaya yang lebih
luas.
Pilar Penegak Masyarakat Madani
Pilar penegak Masyarakat Madani
merupakan institusi-institusi yang menjadi bagian dari kontrol sosial
dalam menyampaikan aspirasi masyarakat dan juga memberi kritik yang
membangun pada kebijakan-kebijakan pemerintah. Nah, pilar-pilar yang
dimaksud meliputi:
-
Supremasi Hukum
Setiap warga negara haruslah tunduk
serta dilindungi oleh hukum. Dengan begitu, warga negara mendapatkan
jaminan serta perlindungan terhadap segala bentuk penindasan yang
dilakukan oleh individu dan juga kelompok masyarakat.
Dengan begitu, hak dan kebebasan
antar warga negara bisa terwujud secara damai dan sesuai dengan hukum
yang berlaku di masyarakat.
-
Pers
Pers adalah institusi independen yang
mempunyai fungsi dalam mengontrol sosial. Dalam pelaksanaannya, pers
bisa mengkritisi, mempublikasi, serta menganalisis kebijakan pemerintah.
Selain itu, pers juga bisa menyampaikan informasi terkait dengan
aspirasi masyarakat melalui berita secara objektif dan transparan.
-
Perguruan Tinggi
Perguruan tinggi adalah bagian dari
kekuatan sosial yang bergerak dalam jalur moral untuk menyampaikan
aspirasi dan juga mengkritisi kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah.
Namun, dalam pelaksanaannya, harus benar-benar sesuai dengan jalur serta
objektif untuk kepentingan dari masyarakat.
Perguruan tinggi adalah tempat bagi
para aktivis yang ada di kampus. Baik dari golongan dosen ataupun
mahasiswa yang menjadi bagian dari kekuatan sosial Masyarakat Madani.
Perguruan tinggi mempunyai tugas utama untuk menciptakan ide alternatif
serta konstruktif untuk menjawab problematika yang dihadapi oleh
masyarakat.
-
Lembaga Swadaya Masyarakat
Lembaga Swadaya Masyarakat atau
sering disingkat menjadi LSM adalah institusi yang mempunyai tugas
membantu serta memperjuangkan aspirasi dan kepentingan masyarakat yang
mengalami diskriminasi dan penindasan.
LSM dalam konteks Masyarakat Madani
memiliki tugas untuk mengadakan pemberdayaan pada masyarakat tentang hal
yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya mengadakan
pelatihan dan juga sosialisasi program pembangunan masyarakat.
-
Partai Politik
Adanya partai politik merupakan salah
satu syarat terwujudnya Masyarakat Madani. Partai politik ini merupakan
tempat untuk setiap warga negara untuk bisa mengekspresikan pandangan
politiknya, sehingga partai politik menjadi prasyarat bagi tegaknya dan
terciptanya Masyarakat Madani.
Baca Juga: Pengertian Filsafat Pendidikan Meliputi Ruang Lingkup, Tujuan dan Manfaat Mempelajari Filsafat
Itulah sedikit informasi mengenai pengertian masyarakat madani dan ciri-cirinya yang dapat kami sampaikan kali ini. Semoga bermanfaat untuk Anda ya!
Penelusuran terkait
- Pengertian masyarakat madani dalam Islam
- Pengertian masyarakat madani Menurut Para Ahli
- Contoh masyarakat madani
- Sejarah masyarakat madani
- Masyarakat madani di Indonesia
- Karakteristik masyarakat madani
- Pengertian masyarakat madani secara umum
- Konsep masyarakat madani
Post a Comment for "Masyarakat Madani - Pengertian Menurut Para Ahli, Sejarah, Karakteristik, Ciri-Ciri, Unsur, dan Pilar Penegak"