Revolusi Amerika Latar Belakang, kronologi terjadinya Revolusi Amerika dan Dampak Revolusi Amerika
Sejak ditemukan, Benua Amerika menarik begitu banyak bangsa di Eropa untuk membangun koloninya. Bangsa-bangsa yang pernah membangun koloni di benua tersebut, antara lain, Spanyol, Prancis, dan Inggris. Kolonisasi Inggris atas Amerika bagian utara diawali kedatanganJohn Cabot(1497) beserta sejumlah penjelajah Inggris lainnya. Di benua baru tersebut, John Cabot dan rekan-rekannya memperoleh hak mengelola beberapa bidang tanah yang kemudian berkembang dan meluas menjadi koloni. Pada tahun 1763, daerahdaerah di Amerika yang menjadi wilayah kekuasaan Inggris telah mencapai tiga belas koloni yang memiliki pemerintahan sendiri. Akan tetapi, untuk mempertahankan dan memperluas koloninya, Inggris harus berhadapan dengan Prancis dan Spanyol. Peperangan yang paling berat terjadi adalah ketika melawan
Prancis. Peperangan yang memakan waktu sangat lama itu membuat kerajaan Inggris sempat mengalami kebangkrutan. Untuk mengatasi masalah keuangan, pemerintah Inggris lalu membuat kebijakan-kebijakan yang mengeksploitasi negara-negara jajahan, termasuk Amerika Utara. Berbagai kebijakan yang merugikan rakyat wilayah koloni di Amerika menimbulkan pemberontakan yang dikenal dengan sebutan Revolusi Amerika.
Tujuan revolusi Amerika adalah memerdekakan ke-13 koloni Inggris di Amerika dari kekuasaan Raja Inggris dan membentuk suatu negara baru di benua Amerika
Baca Juga: Proses Awal Penyebaran Islam di Kepulauan Indonesia Secara Lengkap
Prancis. Peperangan yang memakan waktu sangat lama itu membuat kerajaan Inggris sempat mengalami kebangkrutan. Untuk mengatasi masalah keuangan, pemerintah Inggris lalu membuat kebijakan-kebijakan yang mengeksploitasi negara-negara jajahan, termasuk Amerika Utara. Berbagai kebijakan yang merugikan rakyat wilayah koloni di Amerika menimbulkan pemberontakan yang dikenal dengan sebutan Revolusi Amerika.
Tujuan revolusi Amerika adalah memerdekakan ke-13 koloni Inggris di Amerika dari kekuasaan Raja Inggris dan membentuk suatu negara baru di benua Amerika
Kronologi terjadinya Revolusi Amerika.
Baca Juga: Proses Awal Penyebaran Islam di Kepulauan Indonesia Secara Lengkap
1. Perang Tujuh Tahun (1756 – 1763)
Wilayah jajahan atau koloni Inggris di Amerika Utara terletak di sepanjang pantai timur Amerika Utara. Adapun wilayah dari pantai selatan sepanjang Sungai Mississippi (Louisiana) sampai Kanada adalah koloni Prancis. Wilayah koloni Inggris dan Prancis ini dipisahkan oleh daerah pedalaman. Pergerakan Inggris yang terus-menerus memperluas tanah jajahannya ke arah barat kemudian mulai melanggar batas jajahan Prancis (Louisiana). Hal ini memicu hubungan yang tegang antara Inggris dan Prancis yang mengarah ke peperangan. Pertempuran meletus setelah terjadi tembak-menembak antara pasukan Prancis dan pasukan koloni Inggris
(warga Amerika) di dekat benteng Duquesne (Pittsburgh) yang merupakan wilayah Prancis. Dalam peperangan ini, Prancis kalah dan dibuatlah perjanjian perdamaian Paris yang isinya sebagai berikut.
- Wilayah Kanada dan Louisiana di sebelah timur Mississippi diberikan kepada Inggris, sedangkan wilayah di sebelah barat Mississippi tetap menjadi milik Prancis.
- Prancis wajib menyerahkan semua wilayah jajahannya di India kepada Inggris. Akibat perjanjian tersebut, kondisi berbalik. Semula sebagian besar wilayah Amerika Utara dikuasai Prancis, kini beralih ke tangan Inggris.
2. Perang kemerdekaan Amerika (1774 – 1783)
Koloni Inggris di Amerika tidak dikembangkan oleh pemerintahnya, melainkan oleh orang-orang sipil dan pedagang. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang hidupnya tertekan di Inggris dan menganut agama yang dilarang oleh pemerintah Inggris. Mereka pergi ke Amerika untuk mengejar kehidupan yang lebih baik dan mencari kebebasan. Di antara perintis-perintis koloni di Amerika adalah sekelompok orang yang dikenal sebagai The Pilgrim Fathers. Mereka berangkat ke Amerika dengan kapal Mayflower dan mendarat pada tahun 1620. Sesampainya di Amerika, mereka lalu mendirikan daerah koloni yang bernama Massachusetts. Orang Amerika sekarang menganggap The Pilgrim Fathers sebagai pendiri Amerika.
Koloni Inggris di Amerika tidak dikembangkan oleh pemerintahnya, melainkan oleh orang-orang sipil dan pedagang. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang hidupnya tertekan di Inggris dan menganut agama yang dilarang oleh pemerintah Inggris. Mereka pergi ke Amerika untuk mengejar kehidupan yang lebih baik dan mencari kebebasan. Di antara perintis-perintis koloni di Amerika adalah sekelompok orang yang dikenal sebagai The Pilgrim Fathers. Mereka berangkat ke Amerika dengan kapal Mayflower dan mendarat pada tahun 1620. Sesampainya di Amerika, mereka lalu mendirikan daerah koloni yang bernama Massachusetts. Orang Amerika sekarang menganggap The Pilgrim Fathers sebagai pendiri Amerika.
Para pelarian dari Amerika ini kemudian tidak lagi mengganggap diri mereka sebagai orang Inggris, meskipun secara pemerintahan mereka tetap berada di bawah Inggris. Namun, karena pemerintah Inggris kemudian mulai memperlakukan koloni di Amerika seperti juga koloni di wilayah-wilayah dunia lainnya, orang-orang yang telah menganggap dirinya sebagai rakyat Amerika ini lalu menginginkan kemerdekaan. Setelah Perang Tujuh Tahun melawan Prancis (1756 – 1763), kas negara Inggris kosong. Untuk mengatasi krisis keuangan, Inggris memaksa Amerika untuk ikut menanggung kerugian dengan membayar pajak yang tinggi. Alasan Inggris adalah karena Perang Tujuh Tahun memberi manfaat bagi koloni di Amerika berupa perluasan daerah dan perlindungan dari serangan bangsa lain. Di samping pajak yang tinggi, Inggris juga melakukan monopoli.
Hasil bumi Amerika (tembakau, gula, dan kapas) hanya boleh dijual kepada Inggris dan sebaliknya, Amerika hanya diperbolehkan membeli barang-barang kebutuhannya dari Inggris saja.
Tentu saja rakyat Amerika menentang kebijakan Inggris. Monopoli perdagangan berakibat harga-harga melambung tinggi sebab Inggris dapat mempermainkan harga. Adapun mengenai pajak, rakyat Amerika mau membayar dengan syarat: Inggris harus memberi kesempatan pada warga Amerika untuk menjadi wakil rakyat di parlemen Inggris. Tuntutan ini mereka pertegas dengan pernyataan: "No taxation without representation." Ketegangan kemudian terjadi sebab Raja Inggris, George III, berusaha memaksakan kebijakan tersebut. Semula rakyat Amerika melakukan perlawanan tidak secara nasional. Namun, kemudian Inggris mengeluarkan Undang-Undang Teh (1773). Dengan undangundang ini, British East India Company yang mengalami surplus teh akan memperoleh keuntungan, sebab dapat menjual produknya ke Amerika dengan harga yang sangat murah. Akibatnya, para pedagang teh di Amerika bangkrut. Pada tahun 1774, berlabuhlah tiga kapal Inggris yang memuat teh untuk Amerika di Boston. Orang-orang Amerika yang merasa dirugikan oleh kedatangan teh tersebut lalu membajak kapal dengan menyamar menjadi Indian dan melemparkan teh-teh tersebut ke dalam laut. Inggris marah lalu menghukum Boston dengan serangan militer. Rakyat Amerika dari daerah koloni lainnya bersatu dan membantu Boston. Peristiwa yang dikenal sebagai Boston Tea Party ini menjadi penyebab khusus terjadinya perang kemerdekaan Amerika.
Adapun jalannya perang kemerdekaan yang berlangsung sejak tahun 1775 – 1783 ini
sebagai berikut.
Adapun jalannya perang kemerdekaan yang berlangsung sejak tahun 1775 – 1783 ini
sebagai berikut.
- Pertempuran pertama berlangsung di Lexington kemudian di Boston. Inggris memerintahkan rakyat Kanada untuk membantu tentara Inggris, namun rakyat Kanada menolak. Inggris pun menyerbu Kanada dan terjadilah pertempuran di koloni paling utara tersebut. Waktu selama peperangan tersebut dimanfaatkan oleh George Washington, pimpinan tertinggi pasukan revolusioner Amerika, untuk mengatur tentaranya.
- Awalnya, rakyat Amerika bertempur hanya karena merasa tertindas oleh aturan-aturan Inggris. Mereka belum menyadari betul apa tujuan mereka berperang. Tujuan menjadi terang, yaitu kemerdekaan, setelah muncul tulisan Thomas Paine pada suatu selebaran yang berjudul Common Sense. Tulisan itu diterbitkan pada tahun 1776. Dengan segera, pada tahun itu juga, rakyat Amerika menyatakan dirinya merdeka. Proklamasi kemerdekaan disusun oleh Thomas Jefferson dalam rapat Kongres di Philadelphia. Kongres ini diikuti oleh 13 negara bagian (koloni). Proklamasi ini sangat terkenal karena di dalamnya terkandung pernyataan mengenai hak-hak manusia (human right).Bagian yang menegaskan hal tersebut berbunyi sebagai berikut. "We hold these truths to be self evident, that all men are created equal, that they are endowed by their creator with certain unalienable right, that among these are life,liberty, and the pursuit of happiness ....''
- Kongres yang merupakan gabungan wakilwakil dari ketigabelas negara bagian kemudian mengadakan pertemuan untuk membahas bentuk negara yang diinginkan dan merancang konstitusi. Sesuai dengan kesepakatan dalam Articles of Confederation (1777) bentuk negara Amerika adalah negara serikat dengan nama The United States of Amerika (USA).
- Negara pertama yang mengakui kemerdekaan Amerika adalah Prancis (1778). Prancis kemudian membantu Amerika melawan Inggris dengan mengirimkan pasukan yang dipimpin Jenderal Lafayette ke Amerika. Tindakan Prancis ini didorong oleh motivasi berikut. 1) Prancis ingin membalas dendam atas kekalahannya dalam Perang Tujuh Tahun melawan Inggris. 2) Hasil diplomasi Benjamin Franklin, tokoh perjuangan kemerdekaan Amerika. Pada tahun 1779, Spanyol turut membantu Amerika dengan imbalan berupa pendudukan atas Gibraltar dan Florida. Berkat bantuan negara-negara yang bermusuhan dengan Inggris ini, kedudukan USA (Amerika Serikat) menjadi kuat.
- Inggris akhirnya kalah. Jenderal Cornwallis, pimpinan tertinggi pasukan Inggris, bersama 7.000 orang tentaranya menyerah kepada Washington dan Lafayette di Yorktown pada tahun 1781. Untuk mengakhiri peperangan diadakan perjanjian perdamaian di Paris (1783). Isi perjanjian tersebut, antara lain, Inggris mengakui kemerdekaan Amerika Serikat.
3. Pembentukan Undang-Undang Dasar (1787 – 1789)
Tahun-tahun terakhir perang kemerdekaan sampai masa pembentukan konstitusi atau undang-undang dasar (1783 – 1789) merupakan masa yang penuh pertentangan dan perselisihan di antara ketigabelas negara bagian di Amerika Serikat. Ada dua blok besar yang berselisih, terbagi atas blok selatan (sembilan negara) dan blok utara (empat negara). Blok selatan yang dipimpin Thomas Jefferson menghendaki pemberian kekuasaan atau wewenang yang sebesar-besarnya bagi pemerintah negara bagian. Adapun blok utara
yang dipimpin Alexander Hamilton menghendaki kekuasaan dan wewenang yang sebesarbesarnya diberikan kepada pemerintah pusat. Pada tahun 1787, wakil negara-negara bagian lalu berkumpul di Philadelphia untuk menyusun undang-undang dasar. Akhirnya diperoleh kompromi antara blok utara dan selatan bahwa akan ada pembagian kekuasaan atau wewenang yang seimbang antara pemerintah pusat dan pemerintah negara bagian. Kekuasaan dan wewenang menjalankan pemerintahan di dalam negeri sebagian besar dipegang tiap-tiap negara bagian, sementara urusan umum, pertahanan, dan hubungan ke luar negeri menjadi wewenang pemerintah pusat. Pemerintah pusat tidak akan mencampuri urusan dalam negeri yang menjadi wewenang pemerintah negara bagian dan sebaliknya,
Tahun-tahun terakhir perang kemerdekaan sampai masa pembentukan konstitusi atau undang-undang dasar (1783 – 1789) merupakan masa yang penuh pertentangan dan perselisihan di antara ketigabelas negara bagian di Amerika Serikat. Ada dua blok besar yang berselisih, terbagi atas blok selatan (sembilan negara) dan blok utara (empat negara). Blok selatan yang dipimpin Thomas Jefferson menghendaki pemberian kekuasaan atau wewenang yang sebesar-besarnya bagi pemerintah negara bagian. Adapun blok utara
yang dipimpin Alexander Hamilton menghendaki kekuasaan dan wewenang yang sebesarbesarnya diberikan kepada pemerintah pusat. Pada tahun 1787, wakil negara-negara bagian lalu berkumpul di Philadelphia untuk menyusun undang-undang dasar. Akhirnya diperoleh kompromi antara blok utara dan selatan bahwa akan ada pembagian kekuasaan atau wewenang yang seimbang antara pemerintah pusat dan pemerintah negara bagian. Kekuasaan dan wewenang menjalankan pemerintahan di dalam negeri sebagian besar dipegang tiap-tiap negara bagian, sementara urusan umum, pertahanan, dan hubungan ke luar negeri menjadi wewenang pemerintah pusat. Pemerintah pusat tidak akan mencampuri urusan dalam negeri yang menjadi wewenang pemerintah negara bagian dan sebaliknya,
pemerintah negara bagian menyerahkan sepenuhnya tugas dan tanggung jawab yang menjadi wewenang pemerintah pusat kepada pemerintah pusat. Kedua blok lalu menyatakan kesetiaan pada undang-undang dasar dan tidak akan melanggarnya.
Adapun struktur pemerintahan pusat sesuai dengan isi undang-undang yang disahkan pada tahun 1788 (berlaku tahun 1789) ini sebagai berikut.
a. Presiden menjalankan kekuasaan pemerintahan tertinggi dalam masa jabatan selama
empat tahun dan dibantu oleh State Departement atau kementerian-kementerian.
b. Kongres adalah badan perwakilan yang terdiri atas dua kamar.
4. Perang Amerika – Inggris (1812 – 1814)
Pada waktu Napoleon Bonaparte melakukan blokade ekonomi terhadap Inggris dengan Continental Stelsel, Inggris hanya dapat berdagang dengan Amerika. Hal ini menyebabkan ketergantungan Inggris pada Amerika. Akan tetapi, Amerika tidak ingin hanya berdagang dengan Inggris. Amerika menghendaki perdagangan yang bebas dalam negara mana pun sehingga menyatakan kenetralannya dalam perdagangan. Inggris yang khawatir pada nasib perdagangannya lalu berusaha menyerbu Amerika untuk tujuan monopoli. Pertempuran meletus pada tahun 1812. Namun, Inggris kalah dan perdagangan di Amerika tetap bebas. Perang ini tidak membawa akibat yang cukup berarti.
5. Doktrin Monroe (1823)
Pada tahun 1816 – 1828, timbul perang kemerdekaan di Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan yang menjadi jajahan Spanyol. Karena merasa akan kalah, Spanyol meminta bantuan dari negara-negara sekutunya yang tergabung dalam Perserikatan Besar. Perserikatan ini sepakat menolong Spanyol dan melakukan intervensi ke Amerika Selatan pada tahun 1822. Mereka juga meminta bantuan dan dukungan dari Amerika Serikat yang pernah dibantu Spanyol dalam perang kemerdekaannya. Namun, Amerika Serikat justru mengeluarkan pernyataan sikap yang dikenal sebagai Doktrin Monroe (Monroe Doctrine). Doktrin ini diumumkan pada tahun 1823 oleh Presiden Amerika Serikat, James Monroe. Isi doktrin ini adalah pernyataan America for the Americans (Amerika untuk rakyat Amerika). Inti doktrin ini adalah menentang segala bentuk penjajahan di Benua Amerika.
Adapun struktur pemerintahan pusat sesuai dengan isi undang-undang yang disahkan pada tahun 1788 (berlaku tahun 1789) ini sebagai berikut.
a. Presiden menjalankan kekuasaan pemerintahan tertinggi dalam masa jabatan selama
empat tahun dan dibantu oleh State Departement atau kementerian-kementerian.
b. Kongres adalah badan perwakilan yang terdiri atas dua kamar.
- Senat, merupakan wakil dari negara-negara bagian. Tiap negara bagian memiliki dua orang wakil.
- House of Representatives, yaitu perwakilan yang jumlahnya didasarkan atas jumlah penduduk tiap-tiap negara bagian.
4. Perang Amerika – Inggris (1812 – 1814)
Pada waktu Napoleon Bonaparte melakukan blokade ekonomi terhadap Inggris dengan Continental Stelsel, Inggris hanya dapat berdagang dengan Amerika. Hal ini menyebabkan ketergantungan Inggris pada Amerika. Akan tetapi, Amerika tidak ingin hanya berdagang dengan Inggris. Amerika menghendaki perdagangan yang bebas dalam negara mana pun sehingga menyatakan kenetralannya dalam perdagangan. Inggris yang khawatir pada nasib perdagangannya lalu berusaha menyerbu Amerika untuk tujuan monopoli. Pertempuran meletus pada tahun 1812. Namun, Inggris kalah dan perdagangan di Amerika tetap bebas. Perang ini tidak membawa akibat yang cukup berarti.
5. Doktrin Monroe (1823)
Pada tahun 1816 – 1828, timbul perang kemerdekaan di Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan yang menjadi jajahan Spanyol. Karena merasa akan kalah, Spanyol meminta bantuan dari negara-negara sekutunya yang tergabung dalam Perserikatan Besar. Perserikatan ini sepakat menolong Spanyol dan melakukan intervensi ke Amerika Selatan pada tahun 1822. Mereka juga meminta bantuan dan dukungan dari Amerika Serikat yang pernah dibantu Spanyol dalam perang kemerdekaannya. Namun, Amerika Serikat justru mengeluarkan pernyataan sikap yang dikenal sebagai Doktrin Monroe (Monroe Doctrine). Doktrin ini diumumkan pada tahun 1823 oleh Presiden Amerika Serikat, James Monroe. Isi doktrin ini adalah pernyataan America for the Americans (Amerika untuk rakyat Amerika). Inti doktrin ini adalah menentang segala bentuk penjajahan di Benua Amerika.
6. Akibat Revolusi Amerika
Revolusi Amerika membukakan mata dunia bahwa dengan kekuatan persatuan dan penghargaan atas hak-hak asasi manusia, kemerdekaan dapat diperoleh. Namun, bukan berarti kemerdekaan dapat diperoleh secara cuma-cuma. Kemerdekaan harus diraih dengan usaha sendiri dan pantang menyerah. Hikmah demikian pula yang menggerakkan rakyat Indonesia untuk mulai memperjuangkan kemerdekaannya. Dengan kesadaran akan hak asasi dan persatuan kepentingan, kemerdekaan Indonesia akhirnya dapat diperoleh.
Revolusi Amerika membukakan mata dunia bahwa dengan kekuatan persatuan dan penghargaan atas hak-hak asasi manusia, kemerdekaan dapat diperoleh. Namun, bukan berarti kemerdekaan dapat diperoleh secara cuma-cuma. Kemerdekaan harus diraih dengan usaha sendiri dan pantang menyerah. Hikmah demikian pula yang menggerakkan rakyat Indonesia untuk mulai memperjuangkan kemerdekaannya. Dengan kesadaran akan hak asasi dan persatuan kepentingan, kemerdekaan Indonesia akhirnya dapat diperoleh.
Dampak Revolusi Amerika
Agama
Para
menteri yang menganut Protestan, sebagai agama mayoritas, menekankan
pentingnya persaingan di antara penganut berbagai agama sebab hal itu
akan memperkuat terbentuknya masyarakat Kristiani di Amerika Sedangkan
agama Protestan berusaha membentuk Gereja Unitarian atau gereja bersatu
untuk semua aliran Protestan. Namun demikian, di kalangan Protestan
sendiri timbul revitalisasi Protestan yang dipelopori oleh gereja Baptist dan Methodist yang menekankan pada Ajaran Injil Lama, Old Testamen atau
Perjanjian Lama. Penganut ini mengkritik orang-orang Protestan yang
semakin sekular dan terlalu menekankan kehidupan agama pada aspek
rasional dan ilmu pengetahuan ciptaan manusia.
Kehidupan Keluarga
Keluarga
Amerika sangat menekankan pentingnya pendidikan Kristen kepada
anak-anak mereka dengan tujuan untuk menghindari disintegrasi moral
dalam keluarga Amerika Namun demikian, setelah AS memasuki
industrianisasi pada abad ke-19 lembaga keluarga menjadi tidak begitu
penting sebagai satu kesatuan ekonomi. Adanya penggunaan anak-anak dan
wanita sebagai tenaga kerja telah menurunkan ikatan keluarga. Akibatnya
orang tua lebih menekankan pentingnya kemandirian kepada anak-anaknya
agar si anak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa tergantung bagi
penghasilan orang tua.Sebagai
konsekuensi dari perubahan sikap tersebut setiap keluarga di AS
cenderung semakin mengecil. Sedangkan pembantu rumah tangga tidak lagi
menjadi anggota keluarga sebab mereka hanya berperan sebagai tenaga
kerja mandiri karena pengaruh dari konsep egaliter dan equality. Adanya
disintegrasi dalam keluarga menyebabkan posisi wanita tidak lagi
sebagdi ibu rumah tangga melainkan memiliki posisi yang sama dengan
suami dan boleh bekerja di luar rumah. Mereka juga berusaha mengejar
karier seperti menentang batasan-batasan tradisional secara gender
terhadap mereka.
Kemanusiaan
Berkembangnya humanitarian, aliran
yang menjujung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan demokratisasi,
berpengaruh terhadap timbulnya gerakan anti-perbudakan atau abolisionist. Pada
awalnya gerakan ini hanya didukung oleh kelompok Protestan yang
tergabung dalam American Colonization Society (1817) dan berusaha
mengirimkan orang-orang kulit hitam kembali ke Afrika. Kelompok ini
akhirnya mendapat dukungan dari golongan Gereka Avctngefis
(Pencil) yang memandang perbudakan sebagai Iembaga yang merusak tatanan
masyarakat Amerika. Kelompok ini berhasil mengirimkan sekitar 12.000
budak ke Republik Liberia, Afrika, tahun 1822.
Program
pengiriman budak tersebut tidak berjalan lancar yang disebabkan oleh
timbulnya kecaman dari negara-negara bagian di Selatan yang menerapkan
sistem tersebut. Pemimpin abolisionis baru, William Lloyd Garrison, yang
menerbitkan koran anti-perbudakan, The Garrison (1831)
berusaha meneruskan program pengiriman tersebut ke Afrika sambil terus
mengecam system rasialis tersebut yang masih tetap dipertahankan di
negara-negara bagian Selatan. Usaha tersebut tidak banyak membawa hasil
sampai meletusnya perang sipil tahun 1861-1867.Dampak Revolusi bagi dunia
Dewasa
ini, revolusi Amerika Serikat memberikan dampak yang sangat berpengaruh
terhadap dunia. Seperti yang kita ketahui, Amerika adalah negara
adikuasa setelah mereka melakukan perang dingin dengan Rusia dan
memenangi perang tersebut. Hal yang paling terlihat adalah perekenomian
dunia yang berpusat dan diunggui oleh Amerika. Terlihat dari terjadinya
krisi ekonomi yang melandan Amerika pada tahun 2010 yang akhirnya
menyebabkan krisis dunia.Dalam
sosial-politik Amerika juga turut berperan penting terutama dalam perang
yang terjadi pada Israel dan Palestina. Hal ini pun mendukung
terjadinya aksi terorisme yang terjadi di gedbung WTC pada tanggal 11
September 2003. Selain hal tersevut, revolusi Amerika juga berpengaruh
terhadap semnagat juang meraih kemerdekaan terutama di negara-negara
Asia Tenggara termasuk Indonesia.
Daftar Pustaka
Wardaya. 2009. Cakrawala Sejarah 2 :
untuk SMA / MA Kelas XI ( Program IPS ). Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional
Penelusuran yang terkait dengan Revolusi Amerika
- makalah revolusi amerika
- tujuan revolusi amerika
- dampak revolusi amerika
- jalannya revolusi amerika
- pengaruh revolusi amerika
- latar belakang revolusi amerika
- proses terjadinya revolusi amerika
- tokoh-tokoh revolusi amerika
- penyebab revolusi amerika
- revolusi amerika ppt
- dampak revolusi amerika di bidang politik, ekonomi dan sosial
- pemikiran dibalik revolusi amerika
Post a Comment for "Revolusi Amerika Latar Belakang, kronologi terjadinya Revolusi Amerika dan Dampak Revolusi Amerika"