Pengertian Filsafat Pendidikan Meliputi Ruang Lingkup, Tujuan dan Manfaat Mempelajari Filsafat
Pengertian Filsafat Pendidikan Lengkap |
Pengertian Filsafat Pendidikan
Filsafat pendidikan berasal dari dua kata yaitu kata filsafat dan kata pendidikan. Filsafat sendiri berasal dari bahasa yunani “Philos” yang memiliki arti kecintaan dan “sophia yang memiliki arti kebijaksanaan. Jika diterjemahkan dari dua kata ini, maka filsafat dapat diartikan sebagai kecintaan akan kebijaksanaan. Jika diartikan secara lengkap maka filsafat dapat diartikan sebagai kajian mendalam yang dilakukan terhadap ilmu pengetahuan didasarkan atas kecintaan seseorang terhadap ilmu pengetahuan tersebut.
Sebagaimana Redja Mudyahardjo di dalam bukunya “Filsafat Ilmu
Pendidikan” mengatakan bahwa filsafat pendidikan adalah pengetahuan yang
menyelidiki substansi pelaksanaan pendidikan yang berkaitan dengan
tujuan, latar belakang, cara, hasil, dan hakikat ilmu pendidikan yang
berhubungan dengan analisis kritis terhadap struktur dan kegunaannya.
Jika diterapkan dalam pendidikan, maka lahirlah apa yang disebut dengan filsafat pendidikan yang artinya adalah sebuah ilmu filsafat yang terfokus pada bidang pendidikan. Dalam hal ini, filsafat benar-benar difokuskan di setiap bagian dari bidang pendidikan dari mulai kulit hingga akar-akarnya. Filsafat pendidikan akan membahas ilmu mengenai pendidikan itu sendiri secara mendalam dan meluas di setiap bagian dari ilmu pendidikan.
Jika diterapkan dalam pendidikan, maka lahirlah apa yang disebut dengan filsafat pendidikan yang artinya adalah sebuah ilmu filsafat yang terfokus pada bidang pendidikan. Dalam hal ini, filsafat benar-benar difokuskan di setiap bagian dari bidang pendidikan dari mulai kulit hingga akar-akarnya. Filsafat pendidikan akan membahas ilmu mengenai pendidikan itu sendiri secara mendalam dan meluas di setiap bagian dari ilmu pendidikan.
Menurut John Dewey yang dikutip oleh
Jalaluddin dan Abdullah di dalam bukunya “Filsafat Pendidikan”
mengatakan, bahwa filsafat pendidikan merupakan suatu pembentukan
kemampuan dasar yang fundamental, baik yang menyangkut daya pikir
(intelektual) maupun daya perasaan (emosional), menuju ke arah tabi’at
manusia, maka filsafat bisa juga diartikan sebagai teori umum
pendidikan.
Sedangkan Jalaluddin dan Abdulah Idi
di dalam bukunya “Filsafat Pendidikan” yang mengutip dari Asy-Syaibani
menjelaskan, bahwa filsafat pendidikan adalah aktivitas pikiran yang
teratur yang menjadikan filsafat tersebut sebagai jalan untuk mengatur,
menyelaraskan, dan memadukan proses pendidikan.Artinya dengan berfilsafat diharapkan persoalan-persoalan yang terdapat
di dalam pendidikan dapat terpecahkan. Hal ini sesuai dengan pendapat
Muzayyin Arifin, bahwa filsafat pendidikan adalah filsafat yang
memikirkan tentang masalah kependidikan.
Selain itu, Anas Salahudin di dalam
bukunya Filsafat Pendidikan juga merumuskan beberapa pengertian dari
filsafat pendidikan, di antaranya yaitu;
- Filsafat pendidikan adalah pengetahuan yang memikirkan hakikat pendidikan secara komprehensif dan kontemplatif tentang sumber, seluk beluk pendidikan, fungsi, dan tujuan pendidikan.
- Filsafat pendidikan adalah pengetahuan yang mengkaji proses pendidikan dan teori-teori pendidikan.
- Filsafat pendidikan mengkaji hakikat guru dan anak didik dalam proses pembelajaran di kelas dan di luar kelas.
- Filsafat pendidikan mengkaji berbagai teori kependidikan, metode, dan pendekatan daam pendidikan.
- Filsafat pendidikan mengkaji strategi pembelajaran alternatif.
- Filsafat pendidikan mengkaji hakikat tentang kurikulum pendidikan.
- Filsafat pendidikan mengkaji hakikat evaluasi pendidikan dan evaluasi pembelajaran.
- Filsafat pendidikan mengkaji hakikat alat-alat dan media pembelajaran.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat
dipahami bahwa filsafat pendidikan adalah suatu kegiatan berpikir
kritis, bebas, teliti, dan teratur tentang masalah-masalah yang terdapat
di dalam dunia pendidikan agar masalah-masalah tersebut dapat diatasi
dengan cepat dan tepat.
Objek dan Status Filsafat Ilmu Pendidikan
Istilah filsafat ilmu pendidikan ditemukan dalam karangan B. Othanel Smith, yang berjudul Philosophy of Educational. Menurut Smith, dewasa ini studi filosofis tentang ilmu pendidikan baru merupakan tingkat permulaan yang diawali dengan analisis kritis terhadap konsep-konsep psikologi pendidikan. Secara lebih konseptual, filsafat ilmu pendidikan dapat dibatasi sebagai analisis kritis komprehensif tentang pendidikan sebagai salah satu bentuk teori pendidikan yang dihasilkan melalui riset, baik kuantitatif maupun kualitatif. Apabila ditinjau dari filsafat pendidikan sebagai filsafat khusus, maka filsafat ilmu pendidikan merupakan bagian dari filsafat pendidikan yang menyelidiki pendidikan sebagai ilmu.Ruang Lingkup Filsafat
Para ahli mengatakan bahwa ruang lingkup dari ilmu filsafat yaitu :
ü Tentang hal mengerti, syarat-syaratnya dan metode-metodenya.
ü Tentang ada dan tidak ada.
ü Tentang alam, dunia dan seisinya.
ü Menentukan apa yang baik dan apa yang buruk.
ü Hakikat manusia dan hubungannya dengan sesama makhluk lainnya.
ü Tuhan tidak dikecualikan.
Filsafat
itu erat hubungannya dengan pengetahuan biasa, tetapi mengatasinya
karena dilakukan dengan cara ilmiah dan mempertanggungjawabkan
jawaban-jawaban yang diberikannya.
Filsafat
adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempunyai sifat-sifat ilmu
pengetahuan tapi. Akan tetapi jelaslah bahwa filsafat tidak termasuk
ruangan ilmu pengetahuan yang khusus. Filsafat boleh dikatakan suatu
ilmu pengetahuan, tetapi obyeknya tidak terbatas, jadi mengatasi
ilmu-ilmu pengetahuan lainnya merupakan bentuk ilmu pengetahuan yang
tersendiri, tingkatan pengetahuan tersendiri.
Para ahli mengatakan bahwa ruang lingkup dari ilmu filsafat yaitu :
a. Tentang hal mengerti, syarat-syaratnya dan metode-metodenya.
b. Tentang ada dan tidak ada.
c. Tentang alam, dunia dan seisinya.
d. Menentukan apa yang baik dan apa yang buruk.
e. Hakikat manusia dan hubungannya dengan sesama makhluk lainnya.
f. Tuhan tidak dikecualikan.
Ruang lingkup dari filsafat yaitu :
a. Tentang pengetahuan : logika yang memuat :
a. Logika
formil yang mempelajari asas-asas atau hukum-hukun berpikir yang harus
ditaati agar kita dapat berpikit dengan benar dan mencapai kebenaran.
jadi bagaimana orang harus berpikir dengan baik dan aturan-aturan untuk
itu. Hukum-hukum logika berlaku dan penting bagi semua ilmu pengetahuan
lainnya pula, bagi filsafat merupakan alat yang harus dikuasai lebih
dahulu.
b. Logika materiil kritik (epistimologi)
Yang memandang ilmu pengetahuan (materil) dan bagaimana isi ini dapat dipertanggungjawabkan. Jadi mempelajari perihal :
1. Sumber dan asal pengetahuan
2. Alat-alat pengetahuan
3. Proses terjadinya pengetahuan
4. Kemungkinan dan batas pengetahuan
5. Kebenaran dan kekeliruan
6. Metode ilmu pengetahuan dan lain-lain.
b. Tentang “ada” : metafisika atau ontology
Hal ini mengupas tentang :
1. Apakah arti ada itu?
2. Apakah kesempurnaannya ada itu?
3. Apakah tujuannya ada itu?
4. Apakah sebab dan akibat?
5. Apakah yang merupakan dasar yang terdalam dari setiap barang yang ada itu?
c. Tentang dunia material : kosmologi
Hal ini membicarakan tentang asal mula atau sumber dan susunan atau struktur dari alam semesta.
d. Tentang manusia : filsafat tentang manusia.
Orang mengetahui tentang “ada” itu dari adanya sendiri.
e. Tentang kesusilaan : etika
Manusia itu yakin dan wajib berbuat baik dan menghindarkan yang tidak baik itu menimbulkan berbagai soal, yaitu :
1. Apakah yang disebut baik itu?
2. Apakah yang buruk itu?
3. Apakah ukuran baik atau buruk itu?
4. Apakah suara batin itu?
5. Apakah kehendak bebas?
6. Apakah artinya kepribadian itu?
f. Tentang Tuhan : Theodyca
Hal
inilah yang merupakan konsekuensi terakhir dari seluruh pandangan
filsafat. Renungan tentang pengetahuan kita itu membuktikan bahwa
manusia itu bukan sumber sari segala-segalanya, bukan sumber daripada
segala pengetahuan.
Singkatnya
bahwa ia bukan yang mutlak, sebab itu harus dicari sumber yang terdalam
dan sebab yang terakhir, yang mengatasi manusia sendiri dan dunia.
Tujuan Filsafat Pendidikan
Pendidikan
adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik,
baik potensi fisik, potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi
itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar
pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan
menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan, organis, harmonis, dan
dinamis guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan
adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah
pendidikan.
Tujuan
filsafat pendidikan memberikan inspirasi bagaimana mengorganisasikan
proses pembelajaran yang ideal. Teori pendidikan bertujuan menghasilkan
pemikiran tentang kebijakan dan prinsip-prinsip pendidikan yang didasari
oleh filsafat pendidikan. Praktik pendidikan atau proses pendidikan
menerapkan serangkaian kegiatan berupa implementasi kurikulum dan
interaksi antara guru dengan peserta didik guna mencapai tujuan
pendidikan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori-teori pendidikan.
Peranan
filsafat pendidikan memberikan inspirasi, yakni menyatakan tujuan
pendidikan negara bagi masyarakat, memberikan arah yang jelas dan tepat
dengan mengajukan pertanyaan tentang kebijakan pendidikan, dan praktik
di lapangan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori pendidik.
Secara
umum tujuan pendidikan dapat dikatakan dapat membawa anak ke arah
tingkat kedewasaan, artinya membawa anak didik agar dapat berdiri
sendiri (mandiri) dalam hidupnya di tengah-tengah masyarakat.
Ada empat macam tujuan pendidikan yang tingkatan dan luasnya berlainan, yaitu tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler, dan tujuan instruksional.
a. Tujuan Pendidikan Nasional
Tujuan
pendidikan nasional yaitu membangun kualitas yang bertakwa kepada Tuhan
yang Maha Esa dan selalu dapat meningkatkan kebudayaan dengan-Nya
sebagai warga negara yang berjiwa pancasila yang mempunyai semangat dan
kesadaran yang tinggi, berbudi pekerti luhur dan berkepribadian yang
kuat, cerdas, terampil, dan dapat mengembangkan dan menyuburkan tingkat
demokrasi, dapat memelihara hubungan yang baik antara sesama manusia dan
dengan lingkungannya, sehat jasmani, mampu mengembangkan daya estetika,
sanggup membangun diri dan masyarakat.
b. Tujuan Institusional
Tujuan
institusional adalah perumusan secara umum pola perilaku dan pola
kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan suatu lembaga pendidikan.
c. Tujuan Kurikuler
Tujuan
Kurikuler yaitu untuk mencapai pola perilaku dan pola kemampuan serta
keterampilan yang harus dimiliki oleh lulusan suatu lembaga, yang
sebenarnya merupakan tujuan institusional dari bagan pendidikan
tersebut.
d. Tujuan instruksional
Tujuan
instruksional adalah rumusan secara terperinci apa saja yang harus
dikuasai oleh siswa dan anak didik sesudah melewati kegiatan
instruksional yang bersangkutan dengan berhasil.
Tujuan filsafat pendidikan yang lainnya, yaitu :
1. Dengan berfikir filsafat seseorang bisa menjadi manusia, lebih mendidik, dan membangun diri sendiri.
2. Seseorang dapat menjadi orang yang dapat berfikir sendiri.
3. Memberikan
dasar-dasar pengetahuan, memberikan pandangan yang sintesis pula
sehingga seluruh pengetahuan merupakan satu kesatuan.
4. Hidup
seseorang dipimpin oleh pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang
tersebut, sebab itu mengetahui pengetahuan-pengetahuan terdasar berarti
mengetahui dasar-dasar hidup diri sendiri.
5. Bagi
seorang pendidik, filsafat mempunyai kepentingan istimewa karena
filsafatlah yang memberikan dasar-dasar dari ilmu-ilmu pengetahuan
lainnya yang mengenai manusia, seperti misalnya ilmu mendidik.
Tujuan
filsafat pendidikan juga dapat dilihat dari beberapa aliran filsafat
pendidikan yang dapat mengembangkan pendidikan itu sendiri, yaitu :
a. Idealisme
b. Realisme
c. Pragmatisme
d. Humanisme
e. Behaviorisme
f. Konstruktivisme
Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan filsafat adalah mencari
hakikat kebenaran sesuatu, baik dalam logika (kebenaran berpikir), etika
(berperilaku), maupun metafisika (hakikat keaslian).
Manfaat Mempelajari Filsafat
Manfaat mempelajari filsafat ada bermacam-macam, namun sekurang-kurangnya ada 4 macam faedah, yaitu :
1. Agar terlatih berpikir serius
2. Agar mampu memahami filsafat
3. Agar mungkin menjadi filsafat
4. Agar menjadi warga negara yang baik
Berfilsafat
ialah berusaha menemukan kebenaran tentang segala sesuatu dengan
menggunakan pemikiran secara serius. Plato menghendaki kepala negara
seharusnya filosuf. Belajar filsafat merupakan salah satu bentuk latihan
untuk memperoleh kemampuan memecahkan masalah secara serius, menemukan
akar persoalan yang terdalam, dan menemukan sebab terakhir satu
penampakkan.
Dari uraian di atas, secara konkrit manfaat mempelajari filsafat adalah:
1. Filsafat menolong mendidik.
2. Filsafat memberikan kebiasaan dan kepandaian untuk melihat dan memecahkan persoalan-persoalan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Filsafat memberikan pandangan yang luas.
4. Filsafat merupakan latihan untuk berpikir sendiri.
5. Filsafat
memberikan dasar-dasar, baik untuk hidup kita sendiri (terutama dalam
etika) maupun untuk ilmu-ilmu pengetahuan lainnya, seperti sosiologi,
ilmu jiwa, ilmu mendidik, dan sebagainya.
Referensi Buku
- Redja Mudyahardjo, Pendidikan Ilmu Pendidikan, (Bandung: Rosda Karya, 2004), hlm. 3-4.
- jalaluddin dan Abdullah Idi, Filsafat Pendidikan, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002) cet. ke-2, hlm. 13.
- Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014) cet. ke-7, Ed. Rev., hlm. 5.
- Anas Salahudin, Filsafat Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), cet. ke-10, hlm. 22-23.
- Indar, Djumbersyah. 1994. Filsafat Pendidikan. Surabaya: Karya Abditama.Prasetya.1997. Filsafat Pendidikan.Bandung: CV Pustaka Setia.
Penelusuran yang terkait dengan Pengertian Filsafat Pendidikan
- pengertian filsafat pendidikan pdf
- pengertian filsafat pendidikan islam
- tujuan filsafat pendidikan
- makalah filsafat pendidikan
- metode filsafat pendidikan
- artikel filsafat pendidikan
- aliran filsafat pendidikan
- peran filsafat pendidikan
Post a Comment for "Pengertian Filsafat Pendidikan Meliputi Ruang Lingkup, Tujuan dan Manfaat Mempelajari Filsafat"