Manfaat Curah Hujan yang Tinggi Bagi Kehidupan Manusia dan Alat Pengukur Curah Hujan
Pengertian Curah hujan
Curah hujan atau yang juga sering disebut presipitasi adalah jumlah air hujan yang turun pada daerah tertentu dalam waktu tertentu. Curah Hujan juga dapat dikatakan sebagai air hujan yang terkumpul di tempat datar yang tidak menguap, tidak meresap dan tidak mengalir setelah hujan turun. Hujan terbentuk dari kumpulan penguapan uap air (awan) yang jika mencapai titik jenuh akan kembali turun ke bumi. Ketika berbicara tentang curah hujan, maka kita juga harus membahas intensitas hujan. Intensitas hujan adalah banyaknya curah hujan dalam satuan waktu tertentu. Apabila intensitasnya tinggi berarti hujan lebat, dan intensitas juga dapat menjadi dasar dalam memperkirakan dampak hujan seperti banjir, longsor dan efeknya terhadap makhluk hidup. 
Proses Terjadinya Hujan
Di Bumi, hujan sendiri bisa diartikan sebagai proses kondensasi uap air di atmosfer menjadi nutir air yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di daratan. Hujan tdak terjadi secara  serta-merta. Hujan merupakan bentuk dari proses presipitasi yang menjadi bagian dalam siklus hidrologi. Di Indonesia sendiri, terdapat setidaknya tiga jenis hujan, yaitu hujan frontal, hujan orografis, dan hujan zenith.
Hujan frontal terjadi saat angin musim panas yang membawa uap air bertemu dengan udara yang bersuhu rendah. Pertemuan tersebut terjadi di area front, yaitu tempat yang memudahkan proses kondensasi dan pembentukan awan.sementara itu, hujan orografis sering terjadi di wilayah pegunungan atau dataran tinggi. Hujan jenis ini terbentuk karena adanya uap air yang terbawa ke wilayah pegunungan, kemudian bertemu dengan udara bersuhu rendah, sehingga terjadi pengembunan dan membentuk awan.
Jenis hujan yang terakhir adalah hujan zenith. Hujan ini juga sering dikenal sebagai hujan konveksi. Hujan zenith umumnya terjadi di wilayah garis khatulistiwa. Hujan ini terjadi saat angin pasat timur laut bertemu dengan angin pasat tenggara membentuk gumpalan yang kemudian naik karena panas matahari. Akibatnya, suhu di sekitar gumpalan menjadi turun dan massa awan bertambah.
Lantas, proses terjadinya hujan secara umum itu bagaimana?
Pembentukan hujan dimulai dari panas matahari yang menyebabkan evaporasi atau penguapan. Di tahap ini, badan air yang berada di bumi, seperti laut, sungai, dan danau, menguap menghasilkan uap air. Uap tersebut terangkat ke atmosfer dan mengalami kondensasi.
Uap yang terkondensasi berubah menjadi embun karena suhu di sekitar uap lebih rendah daripada uap itu sendiri. Suhu yang semakin tinggi membuat embun menjadi titik-titik air yang memadat membentuk awan.Perbedaan tekanan udara di langit menghasilkan pergerakan udara atau angin. Angin tersebut membawa awan-awan ke tempat yang bersuhu rendah. Awan yang berkumpul akan menjadi awan besar berwarna kelabu. Proses ini dikenal sebagai koalensi.
Hujan frontal terjadi saat angin musim panas yang membawa uap air bertemu dengan udara yang bersuhu rendah. Pertemuan tersebut terjadi di area front, yaitu tempat yang memudahkan proses kondensasi dan pembentukan awan.sementara itu, hujan orografis sering terjadi di wilayah pegunungan atau dataran tinggi. Hujan jenis ini terbentuk karena adanya uap air yang terbawa ke wilayah pegunungan, kemudian bertemu dengan udara bersuhu rendah, sehingga terjadi pengembunan dan membentuk awan.
Jenis hujan yang terakhir adalah hujan zenith. Hujan ini juga sering dikenal sebagai hujan konveksi. Hujan zenith umumnya terjadi di wilayah garis khatulistiwa. Hujan ini terjadi saat angin pasat timur laut bertemu dengan angin pasat tenggara membentuk gumpalan yang kemudian naik karena panas matahari. Akibatnya, suhu di sekitar gumpalan menjadi turun dan massa awan bertambah.
Lantas, proses terjadinya hujan secara umum itu bagaimana?
Pembentukan hujan dimulai dari panas matahari yang menyebabkan evaporasi atau penguapan. Di tahap ini, badan air yang berada di bumi, seperti laut, sungai, dan danau, menguap menghasilkan uap air. Uap tersebut terangkat ke atmosfer dan mengalami kondensasi.
Uap yang terkondensasi berubah menjadi embun karena suhu di sekitar uap lebih rendah daripada uap itu sendiri. Suhu yang semakin tinggi membuat embun menjadi titik-titik air yang memadat membentuk awan.Perbedaan tekanan udara di langit menghasilkan pergerakan udara atau angin. Angin tersebut membawa awan-awan ke tempat yang bersuhu rendah. Awan yang berkumpul akan menjadi awan besar berwarna kelabu. Proses ini dikenal sebagai koalensi.
Manfaat Curah Hujan Bagi Kehidupan Manusia
- Bisnis : Menguntungkan Penjual Payung dan Jas Hujan
Hujan
 deras, curah hujan yang tinggi, sangat membahagiakan bagi para penjual 
payung dan jas hujan. Keuntungan yang mereka dapat dari orang-orang yang
 membutuhkan kedua benda itu karena hujan lebat pun akan bertambah.
- Menguntungkan Ojek Payung
Bagi
 yang kebetulan terjebak hujan di pusat perbelanjaan, pasar, terminal, 
atau tempat-tempat umum lainnya kehadiran ojek payung sangat membantu. 
Kalau hujannya kecil, kebanyakan orang pasti memilih untuk menerobos 
gerimis itu. Akan tetapi berbeda jika curah hujan yang turun termasuk 
tinggi. Orang tidak mungkin akan basah-basahan, kan? Maka ini akan 
memberi keuntungan lebih bagi penyedia jasa ojek payung.
- Menjaga Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup di Bumi
Tidak
 adanya air hujan dikarenakan kemarau yang panjang menyebabkan 
kelangsungan hidup beberapa makhluk hidup terganggu. Banyak hewan mati 
kekurangan air, tumbuhan layu dan kemudian mengering. Akibat kemarau 
lainnya adalah berkurangnya mineral dan senyawa yang ada di dalam tanah.
 Dengan curah hujan yang tinggi, mineral dan senyawa tersebut kadarnya 
dapat normal kembali. Kelangsungan hidup makhluk hidup pun akan terjaga 
tatkala air hujan yang tinggi membasahi bumi.
- Salah Satu Sumber Air Minum
Air
 hujan adalah air bersih, murni, tanpa tambahan zat kimia berbahaya. 
Sementara air yang kita pakai setiap hari, yang sebagian besar asalnya 
dari ledeng terdapat kandungan zat yang gunanya untuk membuat kuman 
dalam air ledeng mati. Zat tersebut kita kenal dengan nama klorin. 
Klorin merupakan bahan berbahaya bagi tubuh. Sebab itulah air hujan 
adalah sumber air minum yang aman untuk dikonsumsi dan sehat.
- Kesuburan Tanah
Curah
 hujan yang tinggi juga dapat berperan dalam menjaga kesuburan tanah 
sehingga sangat cocok di jadikan daerah pertanian. Termasuk di 
Indonesia.
- Menjaga kelestarian Hutan
Iklim di Indonesia sangat
 besar pengaruhnya bagi keberlangsungan kehidupan makhluk di bumi. 
Begitu juga dengan hutannya yang menjadi paru paru dunia. Curah hujan 
yang tinggi juga dapat berperan dalam menjaga kesuburan tanah dan hutan.
 Fungsi hutan lindung atau hutan lainnya selain dapat dijadikan sebagai cara mencegah tanah longsor juga dapat dijadikan mencegah erosi tanah.
- Seluruh Bidang Pertanian Cukup Terbantu
Hampir semua petani sangat menginginkan hujan, karena akan membantu pola tanam hingga meningkatkan kesuburan tanah mereka.
- Menenangkan
Hujan
 akan membawa kita pada hati yang sejuk dan sangat menenangkan sehingga 
sangat layak ketika film film romantis terkadang mengangkat latar 
belakang hujan didalamnya.
- Mengairi Sawah dan Lahan
Curah
 hujan yang tinggi membuat para petani jadi lebih hemat, cepat, dan 
mudah ketika mengairi sawah dan lahan miliknya. Hujan juga membuat 
petani lebih cepat dalam menanam jagung, padi, dan lain sebagainya. Hal 
ini disebabkan tanah yang kena hujan jadi lembab dan gembur sehingga 
mudah untuk diolah, dibajak, atau dicangkul.
- Cadangan Air Ketika Kemarau Panjang
Hujan
 yang deras atau curah hujan tinggi adalah saat paling tepat mengisi 
kolam-kolam penampung air yang dapat jadi cadangan saat kemarau panjang 
melanda.
Alat Pengukur Curah Hujan
Pengukuran
 curah hujan dapat dilakukan dengan bantuan alat bernama ombrometer. 
Penakar hujan tersebut adalah alat pengukur jumlah curah hujan yang 
turun dalam skala per satuan luas.
Prinsip dan cara kerja alat ini
 adalah mengukur tinggi jumlah air yang tertampung atau tergenang. 
Misalnya pengamatan hujan dilakukan di kawasan tertentu dan mendapatkan 
air tampungan setingga 20 mm, maka lokasi tersebut memiliki curah hujan 
sebesar 20 mm.
Berdasarkan mekanismenya, alat ombrometer dibedakan
 menjadi dua jenis, yaitu ombrometer manual dan ombrometer otomatis / 
perekam.
1. Ombrometer Manual
Ombrometer manual adalah alat penakar hujan manual berupa ember atau panampung yang telah diketahui ukuran atau diameternya.
Pengukuran
 curah hujan secara manual ini dilakukan dengan mengukur volume air 
secara berkala dan jangka waktu tertentu untuk memperoleh hasil curah 
hujan suatu wilayah.
Ombrometer manual dibagi menjadi dua jenis, antara lain:
- Ombrometer Biasa
Ombrometer
 ini adalah alat penakar dengan cara kerja yang sangat sederhana. Bahan 
pembuatnya dari seng dengan tinggi 60 cm dan pipa paralon dengan tinggi 
100 cm.
Air yang ditampung oleh penakar kemudian dibagi 
berdasarkan parameter luas mulut dan volume air hujan. Dalam 
penggunaannya, alat sederhana ini diletakkan di ketinggian 120 hingga 
150 cm, namun tentu saja belum mampu mencatat secara otomatis.
- Ombrometer Observatorium
Salah
 satu jenis ombrometer manual adalah penakar hujan observatorium. 
Pengukuran curah hujan dilakukan dengan menggunakan gelas ukur dan 
menjadi standar yang biasa digunakan di Indonesia.
Pengggunaan 
alat ini cukup mudah dan pemeliharaanya murah. Namun ombrometer 
observatorium memiliki kelemahan, yaitu data yang terbatas karena hanya 
dapat digunakan untuk mengukur curah hujan selama 24 jam.
Selain itu, derajat kesalahan pengukuran satu alat dengan alat lainnya juga kerap terjadi dan menunjukkan hasil yang berbeda.
2. Ombrometer Otomatis
Penakar
 curah hujan ini telah beroperasi dengan mekanisme otomatis dalam 
pencatatannya. Hasil perhitungan yang diperoleh lebih akurat 
dibandingkan ombrometer manual. Selain itu, alat ini juga sanggup 
mengukur kondisi curah hujan tinggi maupun rendah dan melakukan 
pencatatan dalam waktu tertentu.
Contoh ombrometer otomatis, antara lain:
- Penakar Hujan Tipe Hellman
- Penakar Hujan Tipping Bucket
- Penakar Hujan Tipe Bendix
- Penakar Hujan Tipe Weighing Bucket
- Penakar Hujan Tipe Optical
- Penakar Hujan Tipe Tilting Siphon
- Penakar Hujan Tipe Floating Bucket
3. Automatic Weather Station
Selain
 ombrometer, terdapat pula alat pengukur cuaca otomatis yang jauh lebih 
efisien dan memiliki kemampuan lebih. Alat ini mampu mengukur suhu, 
curah hujam kelembaban, lama penyianran matahari, kecepatan dan arah 
angin, serta pengukuran lainnya.
Automatic Weather Station terdiri
 dari sensor-sensor yang bekerja dalam sebuah sistem. Penggunaan alat 
ini biasanya diperuntukkan ketika cuaca ekstrim seperti kemarau panjang 
dan badai.
Sering di Tanyakan:
Curah Hujan. Satuan curah hujan yang umumnya dipakai oleh BMKG adalah milimeter (mm). Curah hujan 1 (satu) milimeter, artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi 1 (satu) milimeter atau tertampung air sebanyak 1 (satu) liter atau 1000 ml.
Pengertian Curah Hujan. Pengertian curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir.Sedangkan Intensitas hujan adalah banyaknya curah hujan persatuan jangka waktu tertentu.
3.Apa nama alat pengukur curah hujan?
OMBROMETER adalah alat pengukur curah hujan yang umumnya dinamakan penakar hujan. Alat ini dipasang di tempat terbuka, sehingga air hujan akan diterima langsung oleh alat ini. Satuan yang digunakan adalah milimeter (mm) dan ketelitian pembacaannya sampai dengan 0.1 mm.Penelusuran yang terkait dengan curah hujan adalah
- pengukuran curah hujan
- alat ukur curah hujan
- intensitas curah hujan
- curah hujan adalah brainly
- pengertian curah hujan menurut bmkg
- klasifikasi curah hujan per tahun
- perbedaan curah hujan dan intensitas hujan
- rumus menghitung curah hujan dengan ombrometer
 

Post a Comment for "Manfaat Curah Hujan yang Tinggi Bagi Kehidupan Manusia dan Alat Pengukur Curah Hujan"