Pengertian Transistor Meliputi Fungsi, Jenis dan Cara Kerja Secara Lengkap
Pengertian Transistor Dan Jenisnya Serta Fungsinya |
Pengertian Transistor
Transistor
merupakan suatu komponen elektronika yang berguna untuk dapat
menguatkan, menjadi pemutus sirkuit, penyambung, stabilitas tegangan,
dan yang lainnya. Fungsi dari transistor ini adalah menjadi kran listrik
yang mana telah berdasarkan kepada tegangan dari inputnya dengan
memungkinkan pengalihan listriknya akan akurat dengan sumber dari sumber
listrik.
Sejarah Transistor
Salah satu komponen yang biasanya sering terdapat dalam barang elektronika adalah transistor,
komponen ini (transistor) adalah komponen yang cukup penting dalam
dunia elektronika, sejarah transistor pada perkembangan teknologi
elektronika cukup pesat, dimulai pada 17 november 1947 sampai dengan 23
desember 1947, dimana John Bardeen and Walter Brattain
di laboratorium AT&T’s Bell, dimana mereka berdua melakukan
berbagai eksperimen elektronika salah satunya adalah tentang
pengembangan transistor ini.Pada
beberapa experiment dan pengamatan di laboratorium AT&T’s Bell ini
mereka menemukan kesimpulan bahwa ketika dua kontak titik emas yang
diterapkan untuk atau pada kristal germanium, menghasilkan sinyal output
yang kekuatannya yang lebih besar daripada input, nama transistor
sendiri di ciptakan oleh John R. Pierce.
Transistor
mempunyai beberapa jenis tetapi pada tahun 1948, transistor
titik-kontak secara independen ditemukan oleh fisikawan Jerman Herbert Matare dan Heinrich Welker saat bekerja di Compagnie des Freins et
SIGNAUX, anak perusahaan Westinghouse yang terletak di Paris. Matare
memiliki pengalaman sebelumnya dalam mengembangkan rectifier kristal
dari silikon dan germanium dalam upaya radar Jerman selama Perang Dunia
II.Menggunakan
pengetahuan ini, ia mulai meneliti fenomena “interferensi” pada 1947.
Pada bulan Juni tahun 1948. Ia menyaksikan arus yang mengalir melalui
titik-kontak, Matare konsisten menggunakan sampel dari germanium yang
dihasilkan oleh Welker, mirip dengan apa yang Bardeen dan Brattain telah
dicapai sebelumnya pada Desember 1947. Menyadari bahwa para ilmuwan
laboratorium AT&T’s Bell sudah menemukan transistor sebelum mereka,
perusahaan itu memproduksi dan menambahkan komponen baru dengan nama
“transistron” ke dalam produksi untuk digunakan dalam jaringan telepon
di Prancis.
Salah satu jenis transistor
lain dalam perkembangan sejarah transistor adalah transistor frekunensi
tinggi, dimana pengembang transistor jenis ini adalah perusahaan
PHILCO (Philadelphia Storage Battery Company)
dimana perusahaan ini adalah perintis dalam bidang produksi radio,
battrei, dan televisi. Kemampuan transistor yang di kembangkan oleh
PHILCO ini memungkinkan transistor ini bekerja pada frekuensi 60 MHz,
dari mulai era tersebut transistor mengalami berbagai perkembangan lebih
lanjut.
Sedangkan
transistor silicon atau menggunakan bahan silicon sebagai bahan
bakunya serta transistor silicon yang bekerja pertama adalah yang
dikembangkan di laboratorium bell pada 26 januari 1954 oleh Morris
Tanenbaum, dan transistor komersil pertama yang dikembangkan atau
diproduksi adalah pada tahun 1954 oleh Texas Instruments (nama
perusahaan komponen elektronika), dan itu merupakan hasil kerja dari Gordon Teal , yang mana beliau sebelumnya pernah bekerja di laboratorium bell.
Sejarah
transistor tidak terlepas dari berbagai pengembangan supaya menjadi
lebih efisien, efektif dalam hal bentuk dan fungsi, sehingga sampai saat
ini bisa kita temukan berbagai jenis transistor, seperti transistor
berjenis Bipolar, FET dan lain sebagainya. Kebanyakan transistor
digunakan dalam rangkaian elektronika
adalah jenis transistor bipolar junction (BJT), sering disebut sebagai
transistor bipolar, Junction Field Transistor (JFET), atau metal oxide
silicon field effect transistors (MOSFET).
Tanpa
terasa transistor menjadi komponen yang penting bagi peralatan dan
gadget elektronika kita, bisa kita bayangkan tanpa transistor mungkin
kita akan saat ini tidak bisa merasakan manfaat media komunikasi seperti
radio, smartphone, Televisi, dan lain sebagainya, dan lagi salah satu
manfaat transistor adalah menjadi saklar otomatis dalam rangakaian
elektronika, hal ini akan sangat terasa jika kita memanfaatkan
automatisasi elektronika atau system embedded seperti palang pintu
otomatis, pintu otomatis, robot, bahkan mainan elektronik untuk
anak-anak.
Fungsi Transistor
Transistor memiliki fungsi untuk menjadi:
Menjadi saklar elektronik
Dengan
mengatur bias yang ada di dalam transistor hingga transistor jenuh akan
dapat hubungan singkat dengan kaki konektor dan juga emitor, inilah
yang menjadi saklar.
Menjadi penguat arus
Dengan
merangkai transistor yang di gunakan menjadi power supply dengan jumlah
tegangan yang di atur. Agar dapat di gunakan menjadi penguat arus maka
transistor harus di biaskan dengan tegangan yang constant di basisnya
untuk membuat emitor mengeluarkan tegangan tetap. Tegangan bias dapat di
gunakan di diode zener.
Penguat sinyal AC
Fungsi yang lain dari transistor adalah sebagai penguat sinyal AC dan yang lainnya.
Kategori Transistor
Secara umum, transistor dapat di beda-bedakan berdasarkan banyak kategori, diantarnaya seperti di bawah ini:
- Berdasarkan tipe diantaranya seperti: UJT, BJT, JFET, IGBT, IGFET (MOSFET), HBT, VMOSFET, MISFET, HEMT, MESFET, dan lain sebagainya.
- Berdasarkan materi semikonduktor, diantaranya germanium, silikon dan gallium arsenide
- Berdasarkan kemasan fisiknya, diantarnya seperti: IC, through hole metal, surface mount, through hole plastic dan lain sebagainya.
- Berdasarkan polaritas diantaranya seperti: PNP atau P-channel dan NPN atau N-channel.
- Berdasarkan maximum kapasitas daya, diantaranya seperti: Low power, medium power dan high power.
- Berdasarkan maximum frekwensi kerja, yang diantaranya: Low, medium, atau high frequency, RF transistor, Microwave, dan lain sebagainya.
- Berdasarkan aplikasi yang diantaranya seperti: Saklar, amplifier, audio, general purpose, tegangan tinggi dan lain sebagainya.
Jenis-jenis Transistor
Secara umum, Transistor dapat digolongkan menjadi dua keluarga besar
yaitu Transistor Bipolar dan Transistor Efek Medan (Field Effect
Transistor). Perbedaan yang paling utama diantara dua pengelompokkan
tersebut adalah terletak pada bias Input (atau Output) yang
digunakannya. Transistor Bipolar memerlukan arus (current) untuk
mengendalikan terminal lainnya sedangkan Field Effect Transistor (FET)
hanya menggunakan tegangan saja (tidak memerlukan arus). Pada
pengoperasiannya, Transistor Bipolar memerlukan muatan pembawa (carrier)
hole dan electron sedangkan FET hanya memerlukan salah satunya.
Via: teknikelektronika.com |
Berikut ini adalah jenis-jenis Transistor beserta penjelasan singkatnya.
1. Transistor Bipolar (BJT)
Transistor Bipolar adalah Transistor yang struktur dan prinsip
kerjanya memerlukan perpindahan muatan pembawanya yaitu electron di
kutup negatif untuk mengisi kekurangan electon atau hole di kutub
positif. Bipolar berasal dari kata “bi” yang artinya adalah “dua” dan kata “polar” yang artinya adalah “kutub”. Transistor Bipolar juga sering disebut juga dengan singkatan BJT yang kepanjangannya adalah Bipolar Junction Transistor.
Jenis-jenis Transistor Bipolar
Transistor Bipolar terdiri dari dua jenis yaitu Transistor NPN dan
Transistor PNP. Tiga Terminal Transistor ini diantaranya adalah terminal
Basis, Kolektor dan Emitor.
- Transistor NPN adalah transistor bipolar yang menggunakan arus listrik kecil dan tegangan positif pada terminal Basis untuk mengendalikan aliran arus dan tegangan yang lebih besar dari Kolektor ke Emitor.
- Transistor PNP adalah transistor bipolar yang menggunakan arus listrik kecil dan tegangan negatif pada terminal Basis untuk mengendalikan aliran arus dan tegangan yang lebih besar dari Emitor ke Kolektor.
Simbol Transistor Bipolar (BJT) dapat dilihat di gambar atas.
2. Transistor Efek Medan (Field Effect Transistor)
Transistor Efek Medan atau Field Effect Transistor yang disingkat
menjadi FET ini adalah jenis Transistor yang menggunakan listrik untuk
mengendalikan konduktifitasnya. Yang dimaksud dengan Medan listrik
disini adalah Tegangan listrik yang diberikan pada terminal Gate (G)
untuk mengendalikan aliran arus dan tegangan pada terminal Drain (D) ke
terminal Source (S). Transistor Efek Medan (FET) ini sering juga disebut
sebagai Transistor Unipolar karena pengoperasiannya hanya tergantung
pada salah satu muatan pembawa saja, apakah muatan pembawa tersebut
merupakan Electron maupun Hole.
Jenis-jenis Transistor Efek Medan (Field Effect Transistor)
Transistor jenis FET ini terdiri dari tiga jenis yaitu Junction Field
Effect Transistor (JFET), Metal Oxide Semikonductor Field Effect
Transistor (MOSFET) dan Uni Junction Transistor (UJT).
- JFET (Junction Field Effect Transistor) adalah Transistor Efek Medanyang menggunakan persimpangan (junction) p-n bias terbalik sebagai isolator antara Gerbang (Gate) dan Kanalnya. JFET terdiri dari dua jenis yaitu JFET Kanal P (p-channel) dan JFET Kanal N (n-channel). JFET terdiri dari tiga kaki terminal yang masing-masing terminal tersebut diberi nama Gate (G), Drain (D) dan Source (S).
- MOSFET (Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor) adalah Transistor Efek Medan yang menggunakan Isolator (biasanya menggunakan Silicon Dioksida atau SiO2) diantara Gerbang (Gate) dan Kanalnya. MOSFET ini juga terdiri dua jenis konfigurasi yaitu MOSFET Depletion dan MOSFET Enhancement yang masing-masing jenis MOSFET ini juga terbagi menjadi MOSFET Kanal-P (P-channel) dan MOSFET Kanal-N (N-channel). MOSFET terdiri dari tiga kaki terminal yaitu Gate (G), Drain (D) dan Source (S).
- UJT (Uni Junction Transistor) adalah jenis Transistor yang digolongkan sebagai Field Effect Transistor (FET) karena pengoperasiannya juga menggunakan medan listrik atau tegangan sebagai pengendalinya. Berbeda dengan jenis FET lainnya, UJT mememiliki dua terminal Basis (B1 dan B2) dan 1 terminal Emitor. UJT digunakan khusus sebagai pengendali (switch) dan tidak dapat dipergunakan sebagai penguat seperti jenis transistor lainnya.
Cara Keja Transistor
Dari
banyak tipe-tipe transistor yang modern di jaman sekarang, awalnya
hanya terdapat 2 tipe dasar transistor yaitu biopolar transistor “BJT
atau transistor biopolar” dan FET “Field-Effect Transistor” yang cara
kerjanya berbeda-beda.
Transistor Biopolar
Dinamakan
seperti itu karena kanal konduksi utamanya memakai 2 polaritas pembawa
muatan elekton dan lubang, untuk membawa muatan atau arus listrik. Di
dalam BJT, arus listrik utamanya harus melewati satu daerah atau lapisan
pembatas yang dinamakan depletizon dan juga ketebalan dari lapisan ini
bisa diatur dengan kecepatan tinggi dengan maksud untuk mengatur aliran
arus utama tersebut.
FET “Field-Effect Transistor”
Dinamkan
juga transistor unipolar yakni hanya memakai satu jenis pembawa muatan
“electron atau hole, tergantung dari tipenya FET” saja. Didalam FET arus
listrik utamanya mengalir dalam satu kenal konduksi sempit dengan
depletion zone sisinya. Lalu ketebalan dari daerah perbatasan ini bisa
diubah dengan perubahan tegangan yang diberikan, untuk mengubah
ketebalan kenal konduksi tersebut
Demikianlah pembahasan mengenai Transistor adalah – Pengertian, Fungsi, Jenis, Cara Kerja dan Kategori semoga
dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan
kalian semua, terima kasih banyak atas kunjungannya.
Penelusuran yang terkait dengan Pengertian Transistor
- jenis transistor
- pengertian transistor dan fungsinya
- cara kerja transistor
- transistor bipolar
- prinsip kerja transistor
- sejarah transistor
- rangkaian transistor
- transistor npn
Post a Comment for "Pengertian Transistor Meliputi Fungsi, Jenis dan Cara Kerja Secara Lengkap"