Pengertian Kependudukan , Masalah Kependudukan Dan Lingkungan Serta Hubungannya
Pengertian Kependudukan
Penduduk adalah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia. Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, struktur, umur, jenis kelamin, agama, kelahiran, perkawinan, kehamilan, kematian, persebaran, mobilitas dan kualitas serta ketahanannya yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
Pengelolaan kependudukan dan pembangunan keluarga adalah upaya
terencana untuk mengarahkan perkembangan kependudukan dan
pembangunan keluarga untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan
mengembangkan kualitas penduduk pada seluruh dimensi penduduk.
Perkembangan kependudukan adalah kondisi yang berhubungan dengan
perubahan keadaan kependudukan yang dapat berpengaruh dan
dipengaruhi oleh keberhasilan pembangunan berkelanjutan.
Kualitas penduduk adalah kondisi penduduk dalam aspek fisik dan
nonfisik yang meliputi derajat kesehatan, pendidikan, pekerjaan,
produktivitas, tingkat sosial, ketahanan, kemandirian, kecerdasan,
sebagai ukuran dasar untuk mengembangkan kemampuan dan menikmati
kehidupan sebagai manusia yang bertaqwa, berbudaya, berkepribadian,
berkebangsaan dan hidup layak.
Tujuan dan Kegunaan Ilmu Kependudukan
Dalam mempelajari demografi tiga komponen terpenting yang perlu selalu kita perhatikan, cacah kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas) dan migrasi. Sedangkan dua faktor penunjang lainnya yang penting ialah mobilitas sosial dan tingkat perkawinan. Ketiga komponen pokok dan dua faktor penunjang kemudian digunakan sebagai variabel (perubah) yang dapat menerangkan hal ihwal tentang jumlah dan distribusi penduduk pada tempat tertentu, tentang pertumbuhan masa lampau dan persebarannya. Tentang hubungan antara perkembangan penduduk dengan berbagai variabel (perubah) sosial, dan tentang prediksi pertumbuhan penduduk di masa mendatang dan berbagai kemungkinan akibat-akibatnya. Berbagai macam informasi tentang kependudukan sangat berguna bagi berbagai pihak di dalam masyarakat. Bagi pemerintah informasi tentang kependudukan sangat membantu di dalam menyusun perencanaan baik untuk pendidikan, perpajakan, kesejahteraan, pertanian, pembuatan jalan-jalan atau bidang-bidang lainnya. Bagi sektor swasta informasi tentang kependudukan juga tidak kalah pentingnya. Para pengusaha industri dapat menggunakan informasi tentang kependudukan untuk perencanaan produksi dan pemasaran.
Sejarah Pertumbuhan Penduduk Dunia dan Indonesia
Nampaknya sukar untuk mengetahui secara tepat kapan munculnya makhluk yang disebut homo sapiens (manusia) di dunia ini. Para Ahli memperkirakan pada sekitar 35.000 tahun yang lalu. Waktunya mungkin tidak dipermasalahkan akan tetapi yang jelas angka pertambahan pendudukanya sangat lambat. Pada tahun 1 sesudah masehi, penduduk dunia diperkirakan berjumlah 250 juta. Jadi membutuhkan waktu 35.000 tahun untuk mencapai jumlah penduduk 250 juta orang.
Pada tahun 1650, penduduk dunia diperkirakan berjumlah 500 juta. jadi diperlukan waktu sekitar 1650 tahun menjadikan penduduk dunia dua kali lipat.
Pada tahun 1850 penduduk dunia menjadi 1 milyar (1.000.000.000) jumlahnya. Dan masih diperlukan waktu sekitar 200 tahun untuk menjadikan penduduk dua kali lipat dari jumlah sebelumnya.
Pada tahun 1930 penduduk dunia diperkirakan mencapai 2 milyar. Dengan demikian hanya diperlukan waktu kurang dari 100 tahun untuk menjadi penduduk dunia dua kali lipat sebelumnya.
Pada tahun 1976 penduduk dunia telah mencapai sekitar 4 milyar. Jadi hanya diperlukan sekitar 36 tahun saja untuk melipatgandakan penduduk dunia dari jumlah sebelumnya.
Pada tahun 1985 penduduk dunia sudah mencapai 4,845 milyar jiwa. Dalam tempo hanya 9 tahun saja pertambahan penduduknya mencapai 845 juta. Istilah population explotion menggambarkan betapa hebatnya angka pertumbuhan penduduk dunia dewasa ini sehingga sebuah ledakan bom yang dahsyat.
Entah bagaimana jadinya planet bumi kita ini pada tahun 2000 mendatang. Berdasarkan perhitungan pada ahli, penduduk dunia pada saat itu akan mencapai 8 milyar. Para ahli dan orang awam sama-sama tercengang melihat fakta perkembangan yang demikian cepat itu. Sehingga mereka sering mereka-reka atau membuat semacam spekulasi. Salah satu spekulasi menyebutkan bahwa pada masa 900 tahun mendatang hanya akan terdapat area tempat tinggal 1/32 inci persegi untuk setiap orang di dunia (Nuveen, 1966).
Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar ke 4
setelah Amerika Serikat. Selain jumlah penduduknya yang besar, luasnya
negara kepulauan dan tidak meratanya penduduk membuat Indonesia semakin
banyak mengalami permasalahan terkait dengan hal kependudukan. Tidak
hanya itu, faktor geografi, tingkat migrasi, struktur kependudukan di
Indonesia dll membuat masalah kependudukan semakin kompleks dan juga
menjadi hal yang perlu mendapatkan perhatian khusus guna kepentingan
pembangunan manusia Indonesia.
Adapun masalah-masalah kependudukan yang dialami oleh Indonesia antara lain:
A. Demografis
1. Besarnya Jumlah Penduduk (Over Population)
Telah disebutkan sebelumnya di awal bahwa jumlah penduduk Indonesia
berada di urutan ke empat terbesar di dunia setelah berturut-turut
China, India, Amerika Serikat dan keempat adalah Indonesia. Jumlah
penduduk Indonesia dari hasil Sensus 2010 mencapai angka 237.641.326
(www.bps.go.id). Dari tahun ke tahun jumlah penduduk Indonesia semakin
bertambah. Dari sensus tahun 1971-2010, jumlah penduduk Indonesia
semakin bertambah.
2. Tingginya Tingkat Pertumbuhan Penduduk
Terkait dengan jumlah penduduk yang tinggi tentunya terdapat faktor
yang mempengaruhinya. Salah satunya adalat tingkat atau laju pertumbuhan
penduduk. Besarnya laju pertumbuhan penduduk membuat pertambahan jumlah
penduduk semakin meningkat.
Semakin besar persentase kenaikannya maka semakin besar jumlah
penduduknya. Kenaikan ini tentunya membawa dampak bagi kependudukan
Indonesia. Dalam penentuan kebijakan semakin banyak yang perlu
dipertimbangkan baik dalam hal penyediaan berbagai sarana dan
prasaranan, fasilitas-fasilitas umum dan yang terpenting adalah
kebijakan dalam rangka mengurangi laju pertumbuhan yang ada di
Indonesia. Dari situlah muncul program KB dan kini ditangani olah BKKBN.
3. Persebaran Penduduk Tidak Merata
Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk disuatu wilayah dibandingkan
dengan luas wilayahnya yang dihitung jiwa per km kuadrat. Berdasarkan
sensus penduduk dan survey penduduk, persebaran penduduk Indonesia antar
provinsi yang satu dengan provinsi yang lain tidak merata.
Di Indonesia sendiri terjadi konsentrasi kepadatan penduduk yang
berpusat di Pulau Jawa. Hampir lebih dari 50% jumlah penduduk Indonesia
mendiami Jawa. Hal ini menjadi masalah apabila pusat pemerintahan,
informasi, trasportasi, ekonomi, dan berbagai fasilitas hanya berada di
satu wilayah. Penduduk akan berusaha untuk melakukan migrasi dan
akhirnya akan berdampak pada permasalahan pemerataan pembangunan.
Faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya persebaran penduduk:
Kesuburan tanah, daerah atau wilayah yang ditempati banyak penduduk,
karena dapat dijadikan sebagai lahan bercocok tanam dan sebaliknya.
Iklim, wilayah yang beriklim terlalu panas, terlalu dingin, dan terlalu basah biasanya tidak disenangi sebagai tempat tinggal
Topografi atau bentuk permukaan tanah pada umumnya masyarakat banyak bertempat tinggal di daerah datar
Sumber air
Perhubangan atau transportasi
Fasilitas dan juga pusat-pusat ekonomi, pemerintahan, dll.
B. Non Demografis Bersifat Kualitatif
1. Tingkat Kesehatan Penduduk yang Rendah
Usaha untuk terus meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia terus
digalakkan. Namun, kembali lagi permasala itu tetap muncul dan menjadi
PR bagi penentu kebijakan guna meningkatkan kualitas manusia Indonesia.
Dalam hal kesehatan yang akan mejadi sorotan bagaimana gambaran
tingkat kesehatan adalah angka kematian bayi. Besarnya kematian yeng
terjadi menujukkan bagaimana kondisi lingkungan dan juga kesehatan pada
masyarakat.
2. Pendidikan Yang Rendah
Kesadaran masyarakat akan pendidikan di Indonesia masih tergolong
rendah. Dari UU yang dikeluarkan pun terlihat bahwa wajib belajar
penduduk Indonesia masih terbatas 9 tahun sementara negara lain bahkan
menetapkan angka lebih dari 12 tahun dalam pendidikannya. Namun bagi
Indonesia sendiri, angka 9 tahun pun belum semuanya terlaksana dan
tuntas mengingat banyaknya pulau di Indonesia yang masih belum
terjangkau oleh berbagai fasilitas pendidikan. Dari HDI (Human
Development Indeks) tahun 2011 pun rata-rata pendidikan bangsa Indonesia
masih pada angka 5.8 tahun. Dari sini pun sudah terlihat bagaimana
tingkat pendidikan di Indonesia.
3. Banyaknya Jumlah Penduduk Miskin
Kemiskinan juga menjadi salah satu masalah yang melanda Indonesia.
Walau Indonesia bukan termasuk negara miskin menurut PBB namun dalam
kenyataannya lebih dari 30 juta rakyat Indonesia hidup di bawah garis
kemiskinan. Yang lebih disayangkan lagi, Indonesia merupkan negara yang
kaya akan sumber daya alam yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
Tapi sungguh memprihatinkan ketika meihat bagaimana kemiskinan menjadi
bagian permasalahan di negeri yang kaya ini.
Secara garis besar penurunan jumlah warga miskin memang terlihat
signifikan. Hal ini juga dibenarkan oleh beberapa pakar yang mengamati
penurunan ini. namun, angka 30 juta masih menjadi permasalahan sendiri
mengingat adanya berbagai tujuan global yang akan di capai tahun 2015.
Selain kemiskinan, masalah lain adalah kesenjangan sosial menjadi
terlihat jelas di Indonesia. Kaum konglomerat menjadi penguasa namun
pemerintah diam saja dengan kemiskinan yang ada. tidak mengherankan
apabila negara Indonesia memiliki jumlah rakyat miskin yang cukup
banyak.
Pengertian lingkungan
Lingkungan adalah sesuatu yang berada
diluar makhluk hidup, atau sesuatu yang ada disekitar makhluk hidup dan
dapat berpengaruh pada kehidupan makhluk hidup.
Lalu apa hubungan antara kependudukan dan lingkungan?
Hubungan antara kepndudukan dengan
lingkungan misalnya seperti populasi manusia yang ada di bumi secara
perlahan-lahan terus mengalami peningkatan, jadi perlu diperhatikan saat
akan mengambil tindakan yang ada hubungannya dengan lingkungan supaya
berhati-hati sehingga nantinya tidak merugikan lingkungan. Seperti
daerah perkotaan yang terus-menerus mengalami pertumbuhan, sehingga
tanah alam sekitarnya berubah menjadi gedung-gedung, perkantoran dan
perumahan. Jadi kita sebagai manusia yang memiliki akal perlu mengatur
bagaimana cara agar lingkungan alam tetap lestari dengan terus
bertambahnya jumlah penduduk. Cara melestarikannya misalnya dengan cara
membuat taman-taman, hutan lindung atau jika kita menggunakan kayu dari
pohon yang ada di hutan untuk membangun sesuatu, kita harus menanam
kembali pohon baru setidaknya sama dengan jumlah pohon yang kita
manfaatkan kayunya untuk membangun sesuatu, sehingga lingkungan atau
alam akan tetap lestari.
Apakah itu demografi?
Demografi adalah suatu ilmu yang
mempelajari berbagai macam dinamika kependudukan, diantaranya seperti:
Ukuran, struktur, distribusi penduduk dan bagaimana jumlah penduduk
dapat berubah-ubah setiap waktu yang diakibatkan oleh kelahiran,
penuaan, kematian dan migrasi penduduk. Analisis kependudukan dapat
berfokus kepada masyarakat secara menyeluruh ataupun pada
kelompok-kelompok tertentu yang berdasarkan pada kriteria seperti
pendidikan, kewarganegaraan ataupun entitas tertentu.
Dalam mempelajari demografi atau
kependudukan terdapat beberapa komponen terpenting yang perlu kita
perhatikan diantaranya seperti kelahiran, kematian dan migrasi penduduk.
Sedangkan terdapat dua faktor penunjang lain yang tidak kalah penting
yaitu tingkat dari mobilitas sosial dan perkawainan.
Berbagai macam informasi yang berkaitan
dengan kependudukan sangat dibutuhkan bagi pihak-pihak yang ada dalam
masyarakat. Bagi pihak pemerintah informasi mengenai kependudukan sangat
membantu dalam menyusun berbagai macam perencanaan, misalnya seperti:
pendidikan, kesejahteraan, pajak, perbaikan jalan, membuat jalan baru,
meningkatkan perkebunan, meningkatkan pertanian dan lain-lain.
Sedangkan bagi pihak lain atau swasta
informasi kependudukan sangat berguna, khususnya bagi para pengusaha.
Para pengusaha dapat menggunakan informasi mengenai kependudukan untuk
perencanaan produksi produk dan perencanaan pemasaran produk.
Hal-hal yang berkaitan dengan demografi
Hal-hal yang berkaitan dengan demografi adalah perkawinan, pendidikan dan migrasi.
1. Perkawinan
Perkawinan merubah status seseorang dari
bujangan atau janda/duda menjadi berstatus kawin. Dalam demografi status
perkawinan penduduk dapat dibedakan menjadi status belum pernah
menikah, menikah, pisah atau cerai, janda atau duda. Di daerah dimana
pemakaian KB rendah, rata-rata umur penduduk saat menikah pertama kali
serta lamanya seseorang dalam status perkawinan akan mempengaruhi tinggi
rendahnya tingkat fertilitas. Usia kawin dini menjadi perhatian
penentu kebijakan serta perencana program karena berisiko tinggi
terhadap kegagalan perkawinan, kehamilan usia muda yang berisiko
kematian maternal, serta risiko tidak siap mental untuk membina
perkawinan dan menjadi orangtua yang bertanggung jawab.
Konsep Perkawinan dalam Undang-Undang Perkawinan no.1 Tahun 1974:
Perkawinan adalah ikatan bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Untuk laki-laki minimal sudah berusia 19 tahun, dan untuk perempuan harus sudah berusia minimal 16 tahun. Jika menikah dibawah usia 21 tahun harus disertai dengan ijin kedua atau salah satu orangtua atau yang ditunjuk sebagai wali.
Konsep perkawinan lebih difokuskan kepada
keadaan dimana seorang laki-laki dan seorang perempuan hidup bersama
dalam kurun waktu yang lama. Dalam hal ini hidup bersama dapat
dikukuhkan dengan perkawinan yang syah sesuai dengan undang-undang atau
peraturan hukum yang ada (perkawinan de jure) ataupun tanpa pengesahan
perkawinan (de facto). Konsep ini dipakai terutama untuk mengkaitkan
status perkawinan dengan dinamika penduduk terutama banyaknya kelahiran
yang diakibatkan oleh panjang-pendeknya perkawinan atau hidup bersama
ini.
Norma dan adat di Indonesia menghendaki adanya pengesahan perkawinan secara agama maupun secara undang-undang. Tetapi untuk keperluan studi demografi, Badan Pusat Statistik mendefinisikan seseorang berstatus kawin apabila mereka terikat dalam perkawinan pada saat pencacahan, baik yang tinggal bersama maupun terpisah, yang menikah secara sah maupun yang hidup bersama yang oleh masyarakat sekelilingnya dianggap sah sebagai suami istri (BPS, 2000).
Definisi luas tentang perkawinan ini digunakan oleh BPS karena dalam kenyataannya pada suatu masyarakat sering diketemukan banyak pasangan laki-laki dan perempuan yang hidup bersama tanpa ikatan perkawinan yang sah secara hukum. Seringkali hal ini disebabkan karena persyaratan perkawinan yang sah memberatkan kedua belah pihak yang hendak menikah, misalnya biaya perhelatan adat yang terlampau tinggi, tidak mampu membayar biaya memproses perkawinan yang syah atau biaya mahar yang tidak terjangkau oleh pasangan yang hendak menikah secara resmi.
Norma dan adat di Indonesia menghendaki adanya pengesahan perkawinan secara agama maupun secara undang-undang. Tetapi untuk keperluan studi demografi, Badan Pusat Statistik mendefinisikan seseorang berstatus kawin apabila mereka terikat dalam perkawinan pada saat pencacahan, baik yang tinggal bersama maupun terpisah, yang menikah secara sah maupun yang hidup bersama yang oleh masyarakat sekelilingnya dianggap sah sebagai suami istri (BPS, 2000).
Definisi luas tentang perkawinan ini digunakan oleh BPS karena dalam kenyataannya pada suatu masyarakat sering diketemukan banyak pasangan laki-laki dan perempuan yang hidup bersama tanpa ikatan perkawinan yang sah secara hukum. Seringkali hal ini disebabkan karena persyaratan perkawinan yang sah memberatkan kedua belah pihak yang hendak menikah, misalnya biaya perhelatan adat yang terlampau tinggi, tidak mampu membayar biaya memproses perkawinan yang syah atau biaya mahar yang tidak terjangkau oleh pasangan yang hendak menikah secara resmi.
Rumah Tangga
Informasi tentang jumlah rumah tangga,
komposisi rumah tangga dan karakteristik demografi, sosial dan ekonomi
sangat diperlukan dalam perencanaan maupun implementasi kebijakan
pemenuhan pelayanan dasar seperti perumahan, pendidikan, kesehatan,
pangan, intervensi pengentasan kemiskinan dan lain sebagainya.
Untuk memenuhi kebutuhan data rumah tangga, BPS telah melakukan pendataan rumah tangga baik dalam Sensus Penduduk, Supas maupun Susenas. Bahkan pada akhir tahun 2005 telah dilakukan pendataan khusus rumah tangga miskin dengan menggunakan 14 indikator kemiskinan untuk memenuhi kebutuhan berbagai program pelayanan dasar tersebut. Data rumah tangga yang dikumpulkan BPS biasanya mencakup data anggota rumah tangga dan data anggota rumah tangga (individu).
Untuk memenuhi kebutuhan data rumah tangga, BPS telah melakukan pendataan rumah tangga baik dalam Sensus Penduduk, Supas maupun Susenas. Bahkan pada akhir tahun 2005 telah dilakukan pendataan khusus rumah tangga miskin dengan menggunakan 14 indikator kemiskinan untuk memenuhi kebutuhan berbagai program pelayanan dasar tersebut. Data rumah tangga yang dikumpulkan BPS biasanya mencakup data anggota rumah tangga dan data anggota rumah tangga (individu).
BPS (2000) membagi rumah tangga menjadi dua yaitu rumah tangga biasa dan rumah tangga khusus.
Rumah tangga biasa adalah seseorang atau
sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik atau
sensus dan umumnya tinggal bersama serta makan dari satu dapur. Yang
dimaksud dengan satu dapur adalah bahwa pembiayaan keperluan jika
pengurusan kebutuhan sehari-hari dikelola bersama-sama.
Rumah tangga khusus adalah sekelompok orang yang tinggal di asrama atau tempat tinggal yang pengurusan sehari-harinya diatur oleh yayasan atau badan, misalnya asrama mahasiswa, lembaga pemasyarakatan, orang-orang yang berjumlah lebih dari 10 orang yang kos dengan makan, asrama TNI dan lain sebagainya.
Rumah tangga khusus adalah sekelompok orang yang tinggal di asrama atau tempat tinggal yang pengurusan sehari-harinya diatur oleh yayasan atau badan, misalnya asrama mahasiswa, lembaga pemasyarakatan, orang-orang yang berjumlah lebih dari 10 orang yang kos dengan makan, asrama TNI dan lain sebagainya.
Keluarga didefinisikan sebagai sekumpulan
orang yang tinggal dalam satu rumah yang masih mempunyai hubungan
kekerabatan/hubungan darah karena perkawinan, kelahiran, adopsi dan lain
sebagainya. Keluarga dapat dibagi menjadi 2 tipe yaitu:
- Keluarga Inti (Nuclear family), yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak kandung, anak angkat maupun adopsi yang belum kawin, atau ayah dengan anak-anak yang belum kawin atau ibu dengan anak-anak yang belum kawin.
- Keluarga luas (extended family), yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu anak-anak baik yang sudah kawin atau belum, cucu, orang tua, mertua maupun kerabat-kerabat lain yang menjadi tanggungan kepala
Living Arrangement
Pengaturan tinggal bersama dalam rumah tangga mempunyai hubungan yang sangat erat dengan tipe keluarga, yaitu:
• Rumah tangga yang kepala rumah tangganya hidup sendiri (single household)
• Rumah tangga yang kepala rumah tangganya hidup bersama pasangannya saja.
• Rumah tangga yang kepala rumah tangganya tinggal bersama pasangan (istri/suami) dan anak-anak yang belum menikah atau kepala rumah tangga tinggal hanya dengan anak-anak yang belum menikah disebut dengan keluarga inti (nuclear family).
• Rumah tangga yang kepala rumah tangganya tinggal dengan pasangan, anak, menantu cucu atau kepala rumah tangganya tinggal dengan anak, menantu, cucu disebut sebagai keluarga luas (extended family).
• Rumah tangga yang kepala rumah tangganya tinggal bersama, anak-anak/menantu cucu, orang tua/mertua dan kerabat lainnya juga disebut sebagai keluarga luas (extended family).
• Rumah tangga yang kepala rumah tangganya hidup sendiri (single household)
• Rumah tangga yang kepala rumah tangganya hidup bersama pasangannya saja.
• Rumah tangga yang kepala rumah tangganya tinggal bersama pasangan (istri/suami) dan anak-anak yang belum menikah atau kepala rumah tangga tinggal hanya dengan anak-anak yang belum menikah disebut dengan keluarga inti (nuclear family).
• Rumah tangga yang kepala rumah tangganya tinggal dengan pasangan, anak, menantu cucu atau kepala rumah tangganya tinggal dengan anak, menantu, cucu disebut sebagai keluarga luas (extended family).
• Rumah tangga yang kepala rumah tangganya tinggal bersama, anak-anak/menantu cucu, orang tua/mertua dan kerabat lainnya juga disebut sebagai keluarga luas (extended family).
Pola Konsumsi RT
Pola konsumsi rumah tangga merupakan salah satu indikator kesejahteraan rumah tangga/keluarga. Selama ini berkembang pengertian bahwa besar kecilnya proporsi pengeluaran untuk konsumsi makanan terhadap seluruh pengeluaran rumah tangga dapat memberikan gambaran kesejahteraan rumah tangga tersebut.
Rumah tangga dengan proporsi pengeluaran yang lebih besar untuk konsumsi makanan mengindikasikan rumah tangga yang berpenghasilan rendah. Makin tinggi tingkat penghasilan rumah tangga, makin kecil proporsi pengeluaran untuk makanan terhadap seluruh pengeluaran rumah tangga. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa rumah tangga/keluarga akan semakin sejahtera bila persentase pengeluaran untuk makanan jauh lebih kecil dibandingkan persentase pengeluaran untuk non makanan.
Pola konsumsi rumah tangga merupakan salah satu indikator kesejahteraan rumah tangga/keluarga. Selama ini berkembang pengertian bahwa besar kecilnya proporsi pengeluaran untuk konsumsi makanan terhadap seluruh pengeluaran rumah tangga dapat memberikan gambaran kesejahteraan rumah tangga tersebut.
Rumah tangga dengan proporsi pengeluaran yang lebih besar untuk konsumsi makanan mengindikasikan rumah tangga yang berpenghasilan rendah. Makin tinggi tingkat penghasilan rumah tangga, makin kecil proporsi pengeluaran untuk makanan terhadap seluruh pengeluaran rumah tangga. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa rumah tangga/keluarga akan semakin sejahtera bila persentase pengeluaran untuk makanan jauh lebih kecil dibandingkan persentase pengeluaran untuk non makanan.
2. Pendidikan
Pembangunan pendidikan di Indonesia telah
menunjukkan keberhasilan yang cukup besar. Wajib Belajar 6 tahun, yang
didukung pembangunan infrastruktur sekolah dan diteruskan dengan Wajib
Belajar 9 tahun adalah program sektor pendidikan yang diakui cukup
sukses. Hal ini terlihat dari meningkatnya partisipasi sekolah dasar
dari 41 persen pada tahun 1968 menjadi 94 persen pada tahun 1996,
sedangkan partisipasi sekolah tingkat SMP meningkat dari 62 persen tahun
1993 menjadi 80 persen tahun 2002 (Oey-Gardiner, 2003). Tetapi dibalik
keberhasilan program-program tersebut, terdapat berbagai fenomena dalam
sektor pendidikan. Kasus tinggal kelas, terlambat masuk sekolah dasar
dan ketidakmampuan untuk meneruskan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi
merupakan hal yang cukup banyak menjadi sorotan di dunia pendidikan.
Kasus putus sekolah yang juga banyak terjadi terutama di daerah pedesaan
menunjukkan bahwa pendidikan belum banyak menjadi prioritas bagi orang
tua. Rendahnya prioritas tersebut antara lain dipicu oleh akses
masyarakat terhadap pendidikan yang masih relatif kecil, terutama bagi
keluarga miskin yang tidak mampu membiayai anak mereka untuk meneruskan
sekolah ke jenjang lebih tinggi.
Selain itu, ujian akhir sekolah dianggap tidak dapat menjadi ukuran kemampuan murid. Nilai rata-rata ujian akhir yang rendah seringkali diikuti oleh persentase kelulusan yang cukup tinggi. Pada tahun ajaran 1998/1999, rata-rata nilai Ujian Akhir Nasional (UAN) SMA di Indonesia adalah 3,99. Padahal nilai minimum untuk lulus adalah 6. Tetapi pada periode tersebut, 97 persen siswa SMA dinyatakan lulus (Oey-Gardiner, 2000). Hal ini menunjukkan bahwa nilai ujian akhir bukanlah satu-satunya alat untuk menyaring kelulusan murid.
Selain itu, ujian akhir sekolah dianggap tidak dapat menjadi ukuran kemampuan murid. Nilai rata-rata ujian akhir yang rendah seringkali diikuti oleh persentase kelulusan yang cukup tinggi. Pada tahun ajaran 1998/1999, rata-rata nilai Ujian Akhir Nasional (UAN) SMA di Indonesia adalah 3,99. Padahal nilai minimum untuk lulus adalah 6. Tetapi pada periode tersebut, 97 persen siswa SMA dinyatakan lulus (Oey-Gardiner, 2000). Hal ini menunjukkan bahwa nilai ujian akhir bukanlah satu-satunya alat untuk menyaring kelulusan murid.
Karakteristik Pendidikan
Pendidikan yang dicapai merupakan salah satu indikator kualitas hidup manusia serta menunjukkan status sosial dan status kesejahteraan seseorang. Semakin tinggi pendidikan yang dicapai oleh seorang Kepala Rumah Tangga diharapkan semakin tinggi pula tingkat kesejahteraan dari orang yang bersangkutan maupun anggota rumah tangganya.
Kegunaan
Jenjang pendidikan yang dicapai oleh kepala rumah tangga dapat digunakan untuk melihat gambaran kasar kualitas sosial maupun ekonomi dari rumah tangga yang bersangkutan.
Pendidikan yang dicapai merupakan salah satu indikator kualitas hidup manusia serta menunjukkan status sosial dan status kesejahteraan seseorang. Semakin tinggi pendidikan yang dicapai oleh seorang Kepala Rumah Tangga diharapkan semakin tinggi pula tingkat kesejahteraan dari orang yang bersangkutan maupun anggota rumah tangganya.
Kegunaan
Jenjang pendidikan yang dicapai oleh kepala rumah tangga dapat digunakan untuk melihat gambaran kasar kualitas sosial maupun ekonomi dari rumah tangga yang bersangkutan.
Angka Melek Huruf
Angka Melek Huruf (AMH) adalah persentase penduduk usia 15 tahun keatas yang bisa membaca dan menulis serta mengerti sebuah kalimat sederhana dalam hidupnya sehari-hari.
AMH dapat digunakan untuk :
a. mengukur keberhasilan program-program pemberantasan buta huruf, terutama di daerah pedesaan di Indonesia dimana masih tinggi jumlah penduduk yang tidak pernah bersekolah atau tidak tamat SD.
b. menunjukkan kemampuan penduduk di suatu wilayah dalam menyerap informasi dari berbagai media.
c. menunjukkan kemampuan untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis. Sehingga angka melek huruf dapat berdasarkan kabupaten mencerminkan potensi perkembangan intelektual sekaligus kontribusi terhadap pembangunan daerah.
Angka Melek Huruf (AMH) adalah persentase penduduk usia 15 tahun keatas yang bisa membaca dan menulis serta mengerti sebuah kalimat sederhana dalam hidupnya sehari-hari.
AMH dapat digunakan untuk :
a. mengukur keberhasilan program-program pemberantasan buta huruf, terutama di daerah pedesaan di Indonesia dimana masih tinggi jumlah penduduk yang tidak pernah bersekolah atau tidak tamat SD.
b. menunjukkan kemampuan penduduk di suatu wilayah dalam menyerap informasi dari berbagai media.
c. menunjukkan kemampuan untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis. Sehingga angka melek huruf dapat berdasarkan kabupaten mencerminkan potensi perkembangan intelektual sekaligus kontribusi terhadap pembangunan daerah.
3. Migrasi
Migrasi manusia adalah perpindahan oleh
manusia dari satu tempat ke tempat lain, terkadang melewati jarak yang
panjang atau dalam jumlah yang besar. Migrasi adalah salah satu dari
empat proses evolusi. Gambar berikut adalah Migrasi manusia di dunia.
Kepadatan Penduduk
Kepadatan adalah hasil bagi jumlah objek terhadap luas daerah. Dengan demikian satuan yang digunakan adalah satuan/luas daerah, misalnya: buah/m2. Sebagai contoh, kepadatan penduduk disebut sebagai 65 orang/km2. Jumlah penduduk persatuan unit wilayah
Kepadatan adalah hasil bagi jumlah objek terhadap luas daerah. Dengan demikian satuan yang digunakan adalah satuan/luas daerah, misalnya: buah/m2. Sebagai contoh, kepadatan penduduk disebut sebagai 65 orang/km2. Jumlah penduduk persatuan unit wilayah
Kepadatan penduduk (KP) = Jumlah Penduduk suatu wilayah / Luas Wilayah (km2/ha)
Overpopulasi
Overpopulasi dapat menandakan populasi spesies manusia atau hewan tertentu lebih besar dari kapasitas bawaan dari “ecological niche. Istilah ini menunjuk ke hubungan antara jumlah populasi manusia dan planet Bumi. Overpopulasi bukan jumlah manusia atau hewan, tetapi merupakan perbandingan antara jumlah manusia dan sumber daya yang dibutuhkan untuk hidup. Dalam kata lain, sebuah rasio antara populasi:jumlah sumber daya. Bila sebuah populasi berjumlah 10 orang, namun hanya ada cukup makanan untuk 9 orang, maka keadaan ini disebut overpopulasi. Bila populasi ada 100 milyar, sedangkan makanan cukup untuk 200 milyar, maka ini bukan disebut overpopulasi. Sumber daya termasuk: air bersih, makanan, rumah, kehangatan, tanah garap. Dan faktor lain yang lebih kecil: pekerjaan, uang, pendidikan, bahan bakar, listrik, obat, saluran pembuangan, pengaturan sampah, transportasi. Faktor yang tidak penting ini tidak dibutuhkan oleh hewan dan manusia yang hidup primitif. Setiap tahun populasi dunia bertambah sekitar 80 juta. Sekitar setengah penduduk dunia hidup di negara dengan “sub-replacement fertiliy dan pertumbuhan populasi dikarenakan imigrasi.
Overpopulasi dapat menandakan populasi spesies manusia atau hewan tertentu lebih besar dari kapasitas bawaan dari “ecological niche. Istilah ini menunjuk ke hubungan antara jumlah populasi manusia dan planet Bumi. Overpopulasi bukan jumlah manusia atau hewan, tetapi merupakan perbandingan antara jumlah manusia dan sumber daya yang dibutuhkan untuk hidup. Dalam kata lain, sebuah rasio antara populasi:jumlah sumber daya. Bila sebuah populasi berjumlah 10 orang, namun hanya ada cukup makanan untuk 9 orang, maka keadaan ini disebut overpopulasi. Bila populasi ada 100 milyar, sedangkan makanan cukup untuk 200 milyar, maka ini bukan disebut overpopulasi. Sumber daya termasuk: air bersih, makanan, rumah, kehangatan, tanah garap. Dan faktor lain yang lebih kecil: pekerjaan, uang, pendidikan, bahan bakar, listrik, obat, saluran pembuangan, pengaturan sampah, transportasi. Faktor yang tidak penting ini tidak dibutuhkan oleh hewan dan manusia yang hidup primitif. Setiap tahun populasi dunia bertambah sekitar 80 juta. Sekitar setengah penduduk dunia hidup di negara dengan “sub-replacement fertiliy dan pertumbuhan populasi dikarenakan imigrasi.
Sensus Penduduk
Sensus, kadangkala juga disebut cacah jiwa adalah sebuah proses mendapatkan informasi tentang anggota sebuah populasi (tidak hanya populasi manusia). Sensus digunakan untuk demokrasi (pemilu), pengumpulan pajak, juga digunakan dalam ekonomi. Di Indonesia terdapat tiga macam sensus yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik. Sensus tersebut adalah: Sensus Penduduk, Sensus Pertanian dan Sensus Ekonomi. Sensus Penduduk pada umumnya dilaksanakan pada tahun yang berakhiran “0”. Dalam Indonesia, sensus penduduk diambil pada tahun 1961, 1971, 1980, 1990, dan 2000. Dua sensus diambil oleh pemerintah Hindia Belanda, pada tahun 1920 dan 1930. Tahun 2010, BPS akan melaksanakan Sensus Penduduk.
Sensus, kadangkala juga disebut cacah jiwa adalah sebuah proses mendapatkan informasi tentang anggota sebuah populasi (tidak hanya populasi manusia). Sensus digunakan untuk demokrasi (pemilu), pengumpulan pajak, juga digunakan dalam ekonomi. Di Indonesia terdapat tiga macam sensus yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik. Sensus tersebut adalah: Sensus Penduduk, Sensus Pertanian dan Sensus Ekonomi. Sensus Penduduk pada umumnya dilaksanakan pada tahun yang berakhiran “0”. Dalam Indonesia, sensus penduduk diambil pada tahun 1961, 1971, 1980, 1990, dan 2000. Dua sensus diambil oleh pemerintah Hindia Belanda, pada tahun 1920 dan 1930. Tahun 2010, BPS akan melaksanakan Sensus Penduduk.
Cukup sekian penjelasan tentang
pengertian kependudukan, semoga dapat kamu pahami dan jika terdapat
beberapa kesalahan mohon dimaafkan.
Penelusuran yang terkait dengan Pengertian Kependudukan
- pengertian kependudukan secara umum
- pengertian kependudukan menurut para ahli
- pengertian kependudukan dalam geografi
- definisi dinamika kependudukan
- pengertian kependudukan brainly
- pengertian penduduk
- pengertian ilmu kependudukan
- pengertian penduduk dan kependudukan
Post a Comment for "Pengertian Kependudukan , Masalah Kependudukan Dan Lingkungan Serta Hubungannya"