Pengertian Kepribadian Meliputi Konsep, Ciri, Jenis, Faktor, Fungsi dan Contohnya
Pengertian Kepribadian, Ciri-Ciri, Unsur, Jenis & Definisi Para Ahli |
Kepribadian (personality) merupakan salah satu kajian psikologi yang lahir berdasarkan pemikiran, kajian atau temuan-temuan (hasil praktik penanganan kasus) para ahli. Objek kajian kepribadian adalah “human behavior”, perilaku manusia, yang pembahasannya, terkait dengan apa, mengapa, dan bagaimana perilaku tersebut.
Kepribadian atau psyche adalah mencakup keseluruhan fikiran, perasaan dan tingkahlaku, kesadaran dan ketidak sadaran. Kepribadian membimbing manusia untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Sejak awal kehidupan, kepribadian adalah kesatuan atau berpotensi membentuk kesatuan. Ketika mengembangkan kepribadian, orang harus berusaha mempertahankan kesatuan dan harmoni antar semua elemen kepribadian.
Kata kepribadian digunakan untuk menggambarkan :
-
Identitas diri, jati diri seseorang
Contoh : “Saya seorang yang pendiam”, “ Saya seorang yang terbuka”
-
Kesan umum seseorang tentang diri anda atau orang lain
Contoh : “dia agresif” atau “dia jujur”
-
Fungsi-fungsi kepribadian yang sehat atau bermasalah
Contoh : “ saya seorang yang baik “ atau “ Dia pendendam”.
Berikut ini pengertian kepribadian yang dikemukakan oleh seorang ahli yang definisinya dapat dipakai sebagai acuan dalam mempelajari kepribadian yaitu:
- Yinger - Kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan system kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian instruksi.
- M.A.W Bouwer - Kepribadian adalah corak tingkah laku social yang meliputi corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini dan sikap-sikap seseorang.
- Cuber - Kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak dan dapat dilihat oleh seseorang.
- Theodore R. Newcombe -Kepribadian adalah organisasi sikap-sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.
Ciri-Ciri Kepribadian
Dilihat dari pengertian tersebut, dalam dikatakan bahwa karateristik kepribadian yang ada disetiap individu, antara lain;
1.Kepribadian Baik
Ciri melakat dalam proses kepribadian
yang pertama adalah kepribadian baik, terbentuknya kepribadian ini
berasal dari penjelanan fungsi keluarga dengan baik. Proses ini
mempengaruhi seseorang untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan
keteraturan sosial dalam masyarakat.
Contoh prilaku dengan kepribadian baik
misalnya saja tentang tindakannya yang selalu beribadah setiap waktu.
Misalnya saja dalam Agama Islam, ada seseorang yang menjalankan ritual
Ibadah Sholat tepat pada waktunya dengan cara berjamaah. Secara otomatis
tindakan ini menjadi ciri kepribadian yang baik.
2.Kepribadian Buruk
Ciri yang kedua, hadir dalam kehidupan
setiap manusia adalah jenis kepribadian buruk. Yang dilatar belakangi
dengan adanya tindakan menyimpang dari biasanya yang ada di dalam
kehidupan masyarakat. Tindakan ini bahkan tak jarang menimbulkan konflik
sosial yang berakibat fatal.
Contoh kepribadian buruk yang bisa
dijabarkan misalnya saja adanya seseorang yang melakukan tindakan
kriminalitas, dengan cara mencuri untuk memenuhi kebutuhan hidupanya.
Secara tindaka langsung tindakan kriminalis adalah bagian daripada
kepribadian buruk.
Dari serangkaian penjelasan di atas,
dapat dikatakan bahwasanya kepribadian secara tidak langsung akan
memberi watak yang khas bagi individu dalam kehidupan sehari-hari.
Kepribadian bukanlah perilaku, namun kepribadianlah yang membentuk
perilaku manusia, sehingga dapat dilihat dari cara berpikir, berbicara,
atau berperilaku. Kepribadian lebih berada dalam alam psikis (jiwa)
seseorang yang diperlihatkan melalui perilaku.
Jenis – jenis Kepribadian Manusia
Secara umum, kepribadian manusia dapat digolongkan ke dalam tiga kepribadian dasar yaitu:
- Introvert
Jenis kepribadian yang pertama adalah
introvert. Orang – orang yang berkepribadian introvert biasanya memiliki
ciri – ciri dasar seperti penyendiri, pemikir, pendiam, pemalu, sulit
bergaul, lebih suka bekerja sendiri, suka berimajinasi, lebih suka diam,
suka dengan kegiatan tenang (seperti membaca, menulis, atau pun
memancing), dan cenderung lebih berhati – hati dalam berbicara (berpikir
sebelum berbicara).
- Extrovert
Jenis kepribadian yang kedua adalah
extrovert. Kepribadian extrovert merupakan kebalikan dari kepribadian
introvert. Ciri – ciri dasar orang yang berkepribadian extrovert yaitu :
aktif, percaya diri, terbuka, suka berkumpul atau pun suka dengan
keramaian, cenderung mudah bergaul, suka berbicara terlebih dahulu baru
kemudian berpikir, lebih suka bercerita dibandingkan mendengarkan cerita
orang lain, dan cenderung lebih suka beraktivitas di keramaian.
- Ambievert
Jenis kepribadian yang ketiga adalah
ambievert. Kepribadian ambievert merupakan kepribadian yang dapat
berubah – ubah, bergantung dengan situasi atau pun mood. Di satu waktu
tertentu, seorang ambievert dapat menjadi seorang introvert, namun di
waktu lainnya seoran ambievert dapat berubah menjadi seorang extrovert.
Jika dibandingkan dengan dua kepribadian yang lainnya, jenis kepribadian
ambievert cenderung dapat dikatakan lebih baik, karena dapat
menyesuaikan / fleksibel dengan keadaan / kondisi yang terjadi.
Aspek-Aspek Kepribadian
Aspek-aspek peribadian – Menurut Abin Syamsuddin (2003) yang mengemukakan mengenai aspek-apek kerpibadian yaitu sebagai berikut…
- Karakter, adalah konsekuen tidaknya mematuhi etika perilaku konsiten tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.
- Temperamen, adalah disposisi rekatif seorang, atau cepat lambatnya mengenai mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan akan yang datang dari lingkungannya.
- Sikap, ialah sambutan terhadap objek yang sifatnya positif, negatif atau ambivalen.
- Stabilitas emosi, yaitu ukuran kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan lingkungannya, Misalnya mudah tidak tersinggung, marah, putus asah atau sedih.
- Responsibilitas (tanggung jawab), yaitu kesiapan untuk menerima risiko dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Misalnya mau menerima risiko yang wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari risiko yang dihadapi.
- Sosiabilitas , adalah disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Misalnya, sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.
Pengertian Kepribadian dan Contohnya Lengkap |
Unsur-unsur dari kepribadian
Unsur-unsur kepribadian, diantaranya meliputi:
1. Pengetahuan
Pengetahuan yaitu merupakan suatu unsur
yang mengisi akal dan juga alam jiwa orang yang sadar. Di dalam alam
sekitar manusia mempunyai/terdapat berbagai macam hal-hal yang
diterimanya lewat panca inderanya yang masuk kedalam berbagi sel-sel
pada bagian tertentu dari otaknya. Serta didalam otak itu semuanya
diproses menjadi susunan-susunan yang dipancarkan oleh individu kealam
sekitar, yang dikenal dengan sebutan “persepsi” yaitu: “seluruh proses
akal manusia yang sadar”. Ada kalanya suatu persepsi dapat diproyeksikan
kembali menjadi suatu penggambaran yang berfokus tentang lingkungan
yang mengandung bagian-bagian.
Penggambaran yang terfokus dengan secara
lebih intensif yang terjadi sebab pemusatan secara lebih intensif di
dalam pandangan psikologi biasanya disebut sebagai “Pengamatan”.
Penggambaran mengenai lingkungan dengan fokus kepada bagian-bagian yang
paling menarik perhatianya seringkali diolah dengan sutu proses dalam
akalnya yang menghubungkannya dengan berbagai macam penggambaran lain
yang sejenisnya, sebelumnya pernah diterima & diproyeksikan oleh
akalnya, dan lalu muncul kembali sebagai kenangan. Dan juga penggambaran
yang baru dengan pengertian yang baru dalam istilah psikologi sering
disebut “Apersepsi”. Penggabungan & membandingkan-bandingkan bagian
dari suatu penggambaran dengan bagian-bagian dari berbagai penggambaran
lain yang sejenis secara konsisten berdasarkan dengan asas-asas
tertentu.
Dengan proses-proses kemampuan untuk
membentuk suatu penggambaran baru yang abstrak, yang dalam kenyataanya
tak mirip dengan salah satu dari sekian macam-macam bahan konkret dari
penggambaran yang baru. Demikian manusia dapat membuat suatu
penggambaran mengenai tempat-tempat tertentu di muka bumi, padahal ia
tidak pernah melihat ataupun mempersepsikan tempat-tempat itu.
Penggambaran abstrak yang tadi dalam ilmu sosial sering disebut dengan
“Konsep”. Cara-cara pengamatan yang menyebabkan bahwa penggambaran
tentang lingkungan mungkin ada yang ditambah-tambah ataupun
dibesar-besarkan, tapi ada pula yang dikurangi atau diperkecil pada
bagian-bagian tertentu. Serta ada pula yang digabung dengan
penggambaran-pengambaran yang lain sehingga menjadi penggambaran yang
baru sama sekali, yang sebenarnya tak nyata. Dan penggambaran baru yang
seringkali tak realistis dalam Psikologi sering disebut dengan
“Fantasi”.
2. Perasaan
Selain pengetahuan, alam kesadaran manusia juga mengandung berbagai macam-macam perasaan. Sebaliknya, dapat juga digambarkan seorang individu yang melihat suatu hal yang buruk/mendengar suara yang tidak menyenangkan. Persepsi-persepsi tersebut dapat menimbulkan dalam alam kesadaranya perasaan negatif. Perasaan, disamping segala macam-macam pengetahuan agaknya juga mengisi alam kesadaran manusia setiap saat dalam hidupnya. Perasaan yaitu suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengetahuannya dinilai sebagai keadaan yang positif/negatif.
Selain pengetahuan, alam kesadaran manusia juga mengandung berbagai macam-macam perasaan. Sebaliknya, dapat juga digambarkan seorang individu yang melihat suatu hal yang buruk/mendengar suara yang tidak menyenangkan. Persepsi-persepsi tersebut dapat menimbulkan dalam alam kesadaranya perasaan negatif. Perasaan, disamping segala macam-macam pengetahuan agaknya juga mengisi alam kesadaran manusia setiap saat dalam hidupnya. Perasaan yaitu suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengetahuannya dinilai sebagai keadaan yang positif/negatif.
3. Dorongan Naluri
Kesadaran manusia mengandung berbagi
perasaan-perasaan lain yang tak ditimbulkan karena diperanguhi dengan
pengeathuannya, tapi karena memang sudah terkandung di dalam
organismenya, khususnya di dalam gennya, sebagai naluri. Kemauan yang
sudah meruapakan naluri sering disebut dengan “Dorongan”.
Faktor pembentuk kepribadian
- Faktor biologis
Faktor biologis sebagai pembentuk kepribadian selalu diragukan dalam
sudut pandang sosiologi. Namun pada kenyataanya, dalam masyarakat
beredar opini bahwa karakter fisik tertentu membentuk kepribadian
tertentu. Misal, orang yang kepalanya besar dianggap cerdas, orang yang
rambutnya keriting calon orang sukses, orang yang kepalanya kotak
kriminal. Tak perlu tersinggung dengan contoh tersebut karena semua itu
mitos.
Faktor biologis dianggap memiliki kontribusi pada pembentukan
kepribadian khususnya berhubungan dengan keturunan. Seringkali kita
mendengar ungkapan bahwa ”buah tak jatuh jauh dari pohonnya”. Seorang
anak tentara yang tegas, keras dan disiplin membuat para tetangga tak
heran. Mereka langsung berpikir itu karena pengaruh orang tuanya.
Singkatnya, anak dilihat sebagai cerminan orang tua. Kepribadian anak
diturunkan dari orang tua. Lagi-lagi kita tidak bisa semerta-merta
percaya pada pandangan ini. Faktor biologis sebagai pembentuk
kepribadian sangat problematis.
- Faktor geografis
Satu level diatas faktor biologis adalah faktor geografis. Penjelasan
faktor geografis lebih masuk akal meskipun biasanya pembelajar
sosiologi tidak tertarik mendalami faktor ini. Pengaruh faktor geografis
bisa dilihat dari perbedaan kepribadian antara individu atau kelompok
masyarakat yang tinggal di lokasi dengan karakteristik yang berlainan.
Misal, kita menemukan bahwa orang pantai cenderung lebih bersikap
terbuka pada orang asing, ketimbang orang gunung.
Iklim, temperatur, kondisi topografis tanah seringkali dianggap
memiliki pengaruh besar pada pembentukan kepribadian. Orang yang tinggal
di kutub memiliki kepribadian yang berbeda dengan orang yang tinggal di
daerah tropis. Perbedaannya seperti apa terbuka untuk diperdebatkan.
Sekali lagi perbedaan kepribadian tersebut merupakan kecenderungan umum.
Kita tidak bisa melakukan over generalisasi dan menganggap bahwa semua
orang gunung tidak terbuka pada orang asing, misalnya.
- Faktor psikologis
Faktor ini sedikit menarik perhatian para sosiolog. Faktor psikologis
sebagai pembentuk kepribadian berhubungan dengan pengalaman unik yang
dialami oleh individu. Pengalaman unik tersebut memengaruhi kondisi
emosional dan mental individu sehingga membentuk suatu kepribadian
tertentu. Pengalaman unik bisa positif, bisa pula negatif.
Contoh faktor psikologis yang bisa saya paparkan disini adalah trauma
karena peristiwa tertentu. Misalnya, korban begal mengalami trauma naik
motor sendirian pada malam hari. Ia menjadi pribadi yang lebih pendiam
karena diselimuti rasa takut setelah peristiwa yang dialaminya. Kondisi
psikologis korban begal membentuk kepribadian korban menjadi lebih
pendiam.
- Faktor budaya
Faktor ini selalu menarik pemerhati ilmu sosial dan budaya.
Unsur-unsur kebudayaan secara langsung memengaruhi pola perilaku
individu. Kegiatan sehari-hari yang membentuk suatu kultur juga dapat
memengaruhi kepribadian individu. Contoh, kebudayaan masyarakat Minangkabau yang suka merantau dan jualan, membentuk kepribadian orang Minangkabau untuk terbuka pada orang-orang baru yang ditemuinya.
Contoh lain lagi, kebiasaan seseorang melakukan solo travelling,
membentuk kepribadian orang tersebut untuk berani mengambil resiko dan
tidak malu memulai pembicaraan dengan orang asing. Kultur travelling
telah membentuk kepribadian seorang traveller yang konon katanya
mempunyai hasrat besar untuk menjelajah tempat-tempat baru. Kebiasaan
selalu membentuk kultur, lalu kultur itu memengaruhi atau membentuk
kepribadian- Faktor sosial
Faktor sosial yang dimaksud di sini adalah pengalaman-pengalaman
dalam pergaulan. Pergaulan tidak hanya dengan teman, tetapi bisa juga
dengan buku, film, website, dan sebagainya. Dalam kehidupan sosial, kita
senantiasa menjalani pergaulan dengan individu atau kelompok tertentu.
Lingkungan sosial berupa pergaulan memiliki pengaruh pada para
anggotanya. Teman kita, misalnya, memiliki nilai atau keyakinan tertentu
yang ia anut dalam keseharian. Nilai tersebut tersosialisasikan, baik
sengaja atau pun tidak dalam pergaulan kepada diri kita.
Dalam pergaulan, ada tokoh atau kelompok yang biasanya dijadikan
acuan. Ambil contoh, lingkungan pergaulan yang membentuk kepribadian
individu pada mulanya adalah keluarga. Seiring waktu, seorang anak
memiliki teman bergaul, di sekolah, di rumah, atau di manapun ia
bergaul. Lingkungan sosial pertemanan mulai mengambil alih peran dominan
keluarga. Pasca sekolah, ia kuliah atau kerja, maka lingkungan sosial
dan pergaulannya berubah lagi. Masing-masing lingkungan sosial memiliki
nilai-nilai yang kecenderungannya berbeda.
Misalnya, seorang anak dilahirkan dalam keluarga taat agama. Anak
tersebut awalnya dikenal religius. Ketika kuliah, membaca Das Kapital
sehingga kepribadiannya kekiri-kirian. Setelah lulus, ia mendalami
filsafat agama sehingga menjadi juru bicara liberalisme. Lalu, usia
paruh bayanya dihabiskan untuk mencari uang dengan bergaul dengan kaum
kapitalis. Ketika tua ia bergaul dengan penjual parfum biar kecipratian
wanginya. Kepribadian orang tersebut berubah-ubah tergantung seperti apa
lingkungan sosialnya.
Contoh Kepribadian
Contoh mengenai kepribadian yang dapat
disebutkan misalnya saja, ketika ada seseorang seorang siswa di sekolah
yang harus menyelesai kan perselisihan yang terjadi antara dua orang
temannya. Keinginannya untuk menyelesaikan perselisihan merupakan
kepribadiannya.
Adapun tindakan untuk upaya penyelesaian konflik
tersebut merupakan bagian daripada perilakunya. Dengan contoh inilah
setidaknya kepribadian mencakup kebiasaan, sikap, dan sifat seseorang
yang khas dan berkembang apabila berhubungan dengan orang lain
Penelusuran yang terkait dengan Pengertian Kepribadian
Post a Comment for "Pengertian Kepribadian Meliputi Konsep, Ciri, Jenis, Faktor, Fungsi dan Contohnya"