Pengertian Kepemimpinan Meliputi Tujuan, Fungsi, Contohnya Serta Gaya Dan Tipe Kepemimpinan
Pengertian Kepemimpinan, Fungsi Kepemimpinan, Tujuan Kepemimpinan Dalam Organisasi |
Kepemimpinan merupakan sebuah bidang riset dan juga suatu keterampilan praktis yang mencakup kemampuan seseorang atau sebuah organisasi untuk “memimpin” atau membimbing orang lain, tim, atau seluruh organisasi.
Literatur para spesialis saling beradu pandangan, membandingkan antara pendekatan Timur dan Barat dalam kepemimpinan, dan juga (di Barat sendiri) antara pendekatan Amerika Serikat dengan Eropa. Civitas akademika di A.S. mengartikan kepemimpinan sebagai sebuah proses pengaruh sosial yang di dalamnya seseorang dapat melibatkan bantuan dan dukungan selainnya dalam usaha mencapai suatu tugas bersama.
Literatur para spesialis saling beradu pandangan, membandingkan antara pendekatan Timur dan Barat dalam kepemimpinan, dan juga (di Barat sendiri) antara pendekatan Amerika Serikat dengan Eropa. Civitas akademika di A.S. mengartikan kepemimpinan sebagai sebuah proses pengaruh sosial yang di dalamnya seseorang dapat melibatkan bantuan dan dukungan selainnya dalam usaha mencapai suatu tugas bersama.
- Wahjosumidjo (1987:11): Pengertian kepemimpinan menurut Wahjosumidjo adalah suatu yang melekat pada diri seorang pemimpin yang berupa sifat-sifat tertentu seperti: kepribadian (personality), kemampuan (ability), dan kesanggupan (capability), kepemimpinan sebagai rangkaian kegiatan (activity) pemimpin yang tidak dapat dipisahkan dengan kedudukan (posisi) serta gaya atau perilaku pemimpin itu sendiri. Kepemimpinan adalah proses antarhubungan atau interaksi antara pemimpin, pengikut dan situasi.
- Sutarto (1998b:25): Menurut Sutarto, pengertian kepemimpinan adalah rangkaian kegiatan penataan berupa kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain adalah situasi tertentu agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
- S.P.Siagian: Pengertian kepemimpinan menurut S.P.Siagian adalah kemampuan dan keterampilan seseorang untuk menduduki jabatan sebagai pimpinan dalam suatu pekerjaan untuk mempengaruhi perilaku orang lain, terutama bawahannya supaya berpikir dan bertindak sedemikian rupa sehingga melalui perilaku positif ini memberikan sumbangna nyata dalam pencapaian tujuan organisasi.
- Moejiono (2002): Pengertian kepemimpinan dimana menurut moejiono bahwa kepemimpinan adalah sebagai akibat penagaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya.
- George R. Terry (1972:458): Pengertian Kepemimpinan menurut George R. Terry adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan mencapai tujuan organisasi.
- Stoner: Menurut Stoner, pengertian kepemimpinan adalah suatu proses mengenai pengarahan dan usaha untuk mempengaruhi kegiatan yang berhubungan dengan anggota kelompok.
- Jacobs dan Jacques (1990:281): Pengertian kepemimpinan menurut Jacobs dan Jacques adalah sebuah proses memberi arti terhadap usaha kolektif, dan mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai sasaran.
- Hemhiel dan Coons (1957:7): Menurut Hemhiel dan Coons, bahwa pengertian kepemimpinan adalah perilaku dari seseorang individu yang memimpin aktivitas-aktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang akan dicapai bersama (shared goal).
- Ralph M. Stogdill: Pengertian kepemimpinan menurut Ralph M. Stogdill adalah suatu proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan sekelompok orang yang terorganisasi dalam usaha mereka menetapkan dan mencapai tujuan.
- Rauch dan Behling (1984:46): Pengertian kepemimpinan menurut Rauch dan Behling adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasikan ke arah pencapaian tujuan.
- Wexley dan Yuki (1977): Pengertian kepemimpinan menurut Wexley dan Yuki adalah mempengaruhi orang lain untuk lebih berusaha mengarahkan tenaga, dalam tugasnya atau merubah tingkah laku mereka.
Fungsi Kepemimpinan
Hamdani Nawawi dalam bukunya yang berjudul Kepemimpinan yang Efektif menjelaskan berbagai macam fungsi kepemimpinan sebagai berikut.
1 .Fungsi Instruktif
Fungsi ini menempatkan pemimpin sebagai
pengambil keputusan dan pemberi tugas terhadap para bawahannya.
Sementara itu, para bawahan bertugas untuk menjalankan segala instruksi
yang diperintahkan oleh para pemimpin.
2. Fungsi Konsultatif
Berbeda dengan fungsi instruktif,
fungsi konsultatif sifatnya dua arah. Bawahan dapat berkonsultasi pada
pemimpin untuk mencari jalan terbaik dalam mencapai tujuan bersama.
Pemimpin diharapkan cukup bijak dan
punya pengetahuan terkait hal yang sedang dikerjakan supaya bisa
mengarahkan bawahannya dengan baik.
3. Fungsi Partisipasi
Dalam fungsi ini, pemimpin mampu
mengaktifkan partisipasi para pesertanya sehingga mereka juga turut
berpartisipasi dan berinisiatif dalam suatu proyek. Para bawahan tidak
hanya sekadar menjalankan perintah saja.
4. Fungsi Delegasi
Dalam fungsi delegasi, pemimpin mampu
untuk mendelegasikan suatu wewenang kepada orang lain yang memang sesuai
dengan tugas tersebut.
Bukan hanya mampu memerintah, ia juga harus mampu untuk mengetahui tugas-tugas yang cocok didelegasikan kepada bawahannya.
5. Fungsi Pengendalian
Fungsi pengendalian berarti pemimpin
mampu untuk mengendalikan segala aktivitas bawahannya agar efektif
bertugas untuk mencapai tujuan dan tidak keluar jalur.
Dalam menjalankan fungsi ini, dibutuhkan pemimpin yang tegas dan juga pemimpin yang teliti dalam mengamati bawahannya.
Tujuan Kepemimpinan Dalam Organisasi
Setelah
memahami pengertian kepemimpinan, tentunya kita juga perlu mengetahui
apa tujuan kepemimpinan tersebut. Berikut penjelasannya:
1. Sarana untuk Mencapai Tujuan
Kepemimpinan
adalah sarana penting untuk mencapai tujuan. Dengan memperhatikan
apakah tujuan tercapai atau tidak dan bagaimana cara mencapai tujuan
tersebut, maka kita bisa mengetahui jiwa kepemimpinan dari seseorang.
2. Memotivasi Orang Lain
Tujuan
kepemimpinan yang lain adalah untuk membantu orang lain menjadi
termotivasi, mempertahankan serta meningkatkan motivasi di dalam diri
mereka. Dengan kata lain, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bisa
memotivasi pengikut/ bawahan untuk mencapai tujuang yang diinginkan.
- Otokratis, wewenang sepenuhnya terdapat dalam tangan pemimpin. Gagasan, rencana, keputusan, dan sebagainya berasal dari pemimpin/satu orang. Anggota tak mendapatkan waktu atau mendapatkan kesempatan untuk mengemukakan pendapat, kritikan dan lain-lain.
- Bebas, pemimpin bersifat bebas membiarkan orang atau anggotanya mengeluarkan pendapatnya, bebas sesuka hatinya, tanpa memberikan arah yang tegas. Sehingga gaya kepemimpinan ini mudah menimbulkan konflik.
- Demokratis, setiap anggota kelompok diberikan hak dan juga kesempatan untuk mengeluarkan pendapat, mengajukan saran serta dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan, turut serta membuat rencana dan mengambil keputusan. Tanggung jawab dari suatu keputusan ditanggung bersama. Sifat seperti ini dapat memberikan pengertian serta mendidik anggota untuk cinta maupun setia pada organisasi dan menggugah tanggung jawab.
Tipe-Tipe Kepemimpinan yang diakui keberadaannya secara luas
Tipe pemimpin Otokratis, ciri dan tipe kepemimpinan ini adalah sebagi berikut:
- Menganggap organisasi tersebut sebagai miliknya sendiri.
- Mengidentikan tujuan pribadinya dengan tujuan organisasi.
- Sangat terlalu bergantung pada kekuasaan formalnya.
- Menganggap semua bawahannya sebagai alat semata-mata.
- Tak mau/ingin menerima kritikan, saran maupun pendapat.
- Dalam tindakan penggerakannya selalu/sering menggunakan pendekatan yang mengandung unsur-unsur paksaan & punitif (bersifat menghukum).
Tipe Militeristis, ciri dan tipe kepemimpinan ini adalah sebagi berikut:
- Selalu atau sering mempergunakan sistem-sistem perintah dalam menggerakkan bawahannya.
- Senang bergantung pada pangkat serta jabatannya dalam menggerakkan bawahannya.
- Senang sekali pada formalitas yang berlebihan.
- Sukar menerima kritikan/masukan dari bawahan.
- Menuntut disiplin yangsangat tinggi & kaku dari bawahan.
- Menyukai upacara-upacara untuk berbagai macam acara dan juga keadaan.
Tipe Paternalistis, ciri dan tipe kepemimpinan ini adalah sebagi berikut:
- Menganggap bawahannya sebagai orang yang tak dewasa.
- Memiliki sikap yang terlalu melindungi.
- Sering sekali bersikap maha tahu.
- Jarang sekali memberikan kesempatan-kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan maupun inisiatif.
- Jarang memberikan kesempatan kepada para bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi serta fantasinya.
Tipe Kharismatis,
sampai saat ini para pakar belum berhasil menemukan sebab-sebab kenapa
seorang pemimpin mempunyai kharisma, yang diketahui yaitu bahwa pemimpin
yang demikian memiliki daya tarik yang sangat besar & karenanya
pada umumnya memiliki pengikut yang jumlahnya yang sangat besar. Sebab
kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seorang menjadi pemimpin
yang kharismatis, maka sering sekali dikatakan bahwa pemimpin yang
demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supernatural powers). Perlu
dikemukakan bahwa umur, kekayaan, kesehatan profil pendidikan dan
lain-lain. Tidak dapat dipakai/digunakan sebagai kriteria dari tipe
pemimpin karismatis.
Tipe Demokratis, ciri dan tipe kepemimpinan ini adalah sebagi berikut:
- Selalu dan sering berusaha mensinkronisasikan kepentingan & tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari para bawahannya
- Ketika dalam proses penggerakkan bawahannya selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia yaitu makhluk termulia di dunia.
- Senang menerima saran, kritikan, pendapat dari bawahannya.
- Selalu berusaha mengutamakan kerjasama serta kerja tim dalam usaha untuk mencapai tujuan.
- Berusaha agar menjadikan bawahannya lebih sukses dari pada dirinya sendiri.
- Bawahannya selalu dilibatkan secara aktif dalam menentukan nasib sendiri melalui peran sertanya dalam proses pengambilan sebuah keputusan.
- Berusaha mengembangkan kapasitas dirinya pribadi sebagai seorang pemimpin.
Tipe Laissez Faire, ciri dan tipe kepemimpinan ini adalah sebagi berikut:
- Ketika dalam memimpin organisasi/kelompok biasanya memiliki sikap yang permisif, dalam arti bahwa para anggota organisasi tersebut boleh saja bertindak sesuai dengan keyakinan dan juga hati nurani, asalkan kepentingan bersama tetap terjaga serta tujuan organisai tetap bisa tercapai.
- Organisasi/kelompok akan berjalan lancer-lancar saja dengan sendirinya sebab para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa saja yang menjadi tujuan organisasi, sasaran yang harus dicapai & tugas yang harus dilaksanakan/dilakuka oleh masing-masing anggota organisasi tersebut.
- Seorang pemimpin yang mempunyai peranan pasif maupun membiarkan organisasi berjalan dengan sendirinya.
- Seorang pemimpin yang tak terlalu sering sekali melakukan intervensi dalam kehidupan organisasional.
Teori Kepemimpinan (Leadership) |
Teori-teori Kepemimpinan (Leadership Theory)
Selain definisi-definisi mengenai Kepemimpinan yang dikemukakan oleh
para ahli, terdapat juga beberapa teori kepemimpinan (leadership) yang
menjadi dasar dari kepemimpinan itu sendiri. Berikut ini adalah beberapa
teori kepemimpinan yang dimaksud.
Teori Orang Hebat (Great Man Theory)
Great Man Theory atau Teori Orang Hebat ini berasumsi bahwa
sifat kepemimpinan dan bakat-bakat kepemimpinan ini dibawa dari sejak
orang tersebut dilahirkan. Great Man Theory ini berkembang
sejak abad ke-19. Meskipun tidak dapat diidentifikasikan dengan
kepastian ilmiah tentang karakteristik dan kombinasi manusia seperti apa
yang dapat dikatakan sebagai pemimpin hebat, namun semua orang
mengakui bahwa hanya satu orang diantara mereka yang memiliki ciri khas
sebagai pemimpin hebat.
Great Man Theory ini menyatakan bahwa pemimpin hebat itu
ditakdirkan lahir untuk menjadi pemimpin. Teori tersebut juga menganggap
seorang pemimpin hebat akan muncul saat dalam menghadapi situasi
tertentu. Teori tersebut dipopulerkan oleh Thomas Carlyle dalam bukunya
yang berjudul “On Heroes, Hero-Worship, and the Heroic in History”.
Teori Sifat Kepribadian (Trait Theory)
Teori Sifat Kepribadian atau Trait Theory ini mempercayai
bahwa orang yang dilahirkan atau dilatih dengan kepribadian tertentu
akan menjadikan mereka unggul dalam peran kepemimpinan. Artinya,
kualitas kepribadian tertentu seperti keberanian, kecerdasan,
pengetahuan, kecakapan, daya tanggap, imajinasi, fisik, kreativitas,
rasa tanggung jawab, disiplin dan nila-nilainya lainnya dapat membuat
seseorang menjadi pemimpin yang baik.
Teori kepemimpinan ini berfokus pada analisis karakteristik mental,
fisik dan sosial untuk mendapatkan lebih banyak pemahaman tentang
karakteristik dan kombinasi karakteristik yang umum diantara para
pemimpin. Keberhasilan seseorang dalam kepemimpinan sangat tergantung
pada sifat kepribadiannya dan bukan saja bersumber dari bakat namun juga
berasal dari pengalaman dan hasil belajarnya.
Menurut penelitian dari McCall dan Lombardo (1983), terdapat empat
sifat kepribadian utama yang menjadi penentu keberhasilan atau kegagalan
seorang pemimpin.
- Stabilitas dan ketenangan emosional : Tenang, percaya diri dan dapat diprediksi terutama pada saat mengalami tekanan.
- Mengakui Kesalahan : Tidak menutupi kesalahan yang telah dibuat tetapi mengakui kesalahan tersebut.
- Keterampilan Interpersonal yang baik : mampu berkomunikasi dan menyakinkan orang lain tanpa menggunakan taktik yang negatif dan paksaan.
- Pengetahuan yang luas (Intelektual) : Mampu memahami berbagai bidang daripada hanya memahami bidang-bidang tertentu ataupun pengetahuan tertentu saja.
Teori Perilaku (Behavioural Theory)
Sebagai reaksi dari Teori Sifat Kepribadian, Teori Perilaku atau Behavioural Theories
ini memberikan perspektif baru tentang kepemimpinan. Teori ini berfokus
pada perilaku para pemimpin daripada karakteristik mental, fisik dan
sosial mereka. Keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh perilakunya
dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan dan perilaku tersebut
dapat dipelajari atau dilatih. Teori Perilaku ini bertolak belakang
dengan Teori Great Man (Teori Orang Hebat) yang mengatakan
seorang pemimpin adalah dibawa dari lahir dan tidak dapat dipelajari.
Teori Perilaku ini menganggap bahwa kepemimpinan yang sukses adalah
didasarkan pada perilaku yang dapat dipelajari dan bukan hanya dari
bawaan sejak lahir.
Teori Kontingensi (Contingency Theory)
Teori Kontingensi atau Contingency Theory beranggapan bahwa
tidak ada cara yang paling baik untuk memimpin dan menyatakan bahwa
setiap gaya kepemimpinan harus didasarkan pada situasi dan kondisi
tertentu. Berdasarkan Teori Kontingensi ini, seseorang mungkin berhasil
tampil dan memimpin sangat efektif di kondisi, situasi dan tempat
tertentu, namun kinerja kepemimpinannya akan menurun apabila dipindahkan
ke situasi dan kondisi lain atau ketika faktor di sekitarnya telah
berubah. Teori Kontingensi atau Contingency Theory ini juga sering disebut dengan Teori Situasional.
Beberapa Model Teori Kontingensi atau Situasional yang terkenal
diantaranya adalah Teori Kepemimpinan Kontigensi Fiedler, Teori
Kepemimpinan Situasional Hersey-Blanchard, Teori Kepemimpinan Kontigensi
Vroom-Yetten, Teori Kontingensi Path-Goal Robert House dan Teori
Kontigensi Strategis.
Penelusuran yang terkait dengan Pengertian Kepemimpinan
- pengertian kepemimpinan secara umum
- pengertian kepemimpinan menurut para ahli
- tujuan kepemimpinan
- contoh kepemimpinan
- pengertian kepemimpinan secara bahasa dan istilah
- pengertian kepemimpinan politik
- fungsi kepemimpinan
- kepemimpinan dalam organisasi
Post a Comment for "Pengertian Kepemimpinan Meliputi Tujuan, Fungsi, Contohnya Serta Gaya Dan Tipe Kepemimpinan"