Makalah Kepemimpinan Di Kantor Maupun Dalam Organisasi
Makalah Kepemimpinan |
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Kantor adalah tempat dimana kita bisa berkarya, berkreatifitas, bekerja,
dan memberikan banyak asumsi, paradigma, dan buah pemikiran kita lainnya, guna
memnuhi persyaratan sebagai sumber daya
manusia yang berkualitas
dan tidak dipandang orang sebelah mata.
Namun yang
menjadi prioritas dalam dunia perkantoran adalah bagus tidaknya seorang
pimpinan kantor dalam memunajat kan keinginannya menjadi kenyataan yang dalam
kaitannya , bagus atau tidaknya dia menjadi seorang pemimpin yang benar- benar
pemimpin, baik bagi dirinya dan orang lain.
Kendala
utama untuk menjadi seorang pemimpin di dalam kantor adalah seringkalinya
terjadinya kerentanan antara pemimpin dan bawahan dalam menginterpretasikan
sebuah masalah yang sedang terjadi sehingga mempunyai makna yang berbeda
terhadap masalah yang ada tersebut.
Sehingga
dalam pelaksanaannya kepemimpinan merupakan hal yang paling penting dalam suatu
perusahaan, instansi atau organisasi agar target tujuan bersama dapat terwujud
secara efektif dan efisien. Banyak kalangan yang tidak tepat dalam menafsirkan
kepemimpinan, karena itulah kepemimpinan perlu mendapatkan perhatian yang lebih
karena kepemimpinan tidaklah sama dengan
pemimpin.
1.2 Rumusan
Masalah
1.3 Tujuan Makalah
1.
Mampu
menjelaskan arti kepemimpinan.
2.
Dapat memaparkan apa saja teori yang terdapat dalam kepemimpinan.
3.
Dapat mengetahui tipe-tipe kepemimpinan.
4. Dapat mengetahui fungsi-fungsi dalam kepemimpinan.
5.
Mampu
mengetahui sifat-sifat kepemimpinan.
6.
Mampu
menjelaskan masalah-masalah dalam kepemimpinan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kepemimpinan
Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan
organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi
untuk memperbaiki kelompok .Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang –
orang sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan
kerjasama secara royal untuk menyelesaikan tugas (Field Manual 22-100).
Adapun defenisi dari kepemimpinan
menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut.
1. Wahjosumidjo (1987:11)
Menurut
Wahjosumidjo pengertian kepemimpinan adalah kemampuan yang ada pada
diri seorang leader yang berupa sifat-sifat tertentu, seperti:
- Kepribadian (personality)
- Kemampuan (ability)
- Kesanggupan (capability)
Kepemimpinan
merupakan rangkaian aktivitas pemimpin yang tidak dapat dipisahkan
dengan kedudukan, gaya dan perilaku pemimpin tersebut, serta interaksi
antara pemimpin, pengikut dan situasi.
2. Sutarto (1998b:25)
Menurut
Sutarto arti kepemimpinan adalah rangkaian aktivitas penataan berupa
kemampuan seseorang dalam mempengaruhi perilaku orang lain dalam situasi
tertentu agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
3. S. P. Siagian
Menurut
S. P. Siagian pengertian kepemimpinan adalah kemampuan dan keterampilan
seseorang ketika menjabat sebagai pimpinan dalam suatu organisasi untuk
mempengaruhi perilaku orang lain, khususnya bawahannya agar berpikir
dan bertindak sedemikian rupa sehingga dapat memberikan sumbangan nyata
dalam pencapaian tujuan organisasi.
4. Moejiono (2002)
Menurut
moejiono pengertian kepemimpinan adalah kemampuan dalam memberikan
pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki beberapa kualitas
tertentu yang membuatnya berbeda dengan pengikutnya.
5. George R. Terry (1972:458)
Menurut
George R. Terry pengertian Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi
orang lain untuk diarahkan mewujudkan tujuan organisasi.
6. Stoner
Menurut
Stoner pengertian kepemimpinan adalah sebuah proses mengarahkan dan
usaha dalam mempengaruhi kegiatan yang berkaitan dengan anggota kelompok
atau organisasi.
7. Jacobs dan Jacques (1990:281)
Menurut
Jacobs dan Jacques arti kepemimpinan adalah suatu proses memberi arti
terhadap usaha kolektif, sehingga ada kesediaan untuk melakukan usaha
yang diinginkan untuk mencapai tujuan.
8. Hemhiel dan Coons (1957:7)
Menurut
Hemhiel dan Coons pengertian kepemimpinan adalah perilaku seseorang
individu dalam memimpin berbagai aktivitas sebuah organisasi atau
kelompok dalam mencapai tujuan bersama (shared goal).
9. Ralph M. Stogdill
Menurut
Ralph M. Stogdill defenisi kepemimpinan adalah suatu proses memberikan
pengaruh terhadap berbagai kegiatan sekelompok orang yang terorganisasi
dalam usaha mereka menetapkan dan mencapai target.
10. Rauch dan Behling (1984:46)
Menurut
Rauch dan Behling, arti kepemimpinan adalah proses mempengaruhi
berbagai aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasikan ke arah
pencapaian tujuan.
11. Wexley dan Yuki (1977)
Menurut
Wexley dan Yuki pengertian kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi
orang lain untuk lebih berupaya dalam mengarahkan tenaga dalam tugasnya,
atau mengubah perilaku mereka.
2.2 Teori Kepemimpinan
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji
sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara
efektif serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan.
Dalam makalah ini akan dibahas tentang teorikepemimpinan. Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya
mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi.Beberapa teori tentang
kepemimpinan antara lain :
2.2.1 Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian
pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan
Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang
kemudian teori ini dikenal dengan ”The Greatma Theory”. Dalam perkembanganya,
teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang
berpandangan bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan
tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu
antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan
kepemimpinan organisasi, antara lain :
a. Kecerdasan
Berdasarkan
hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang tinggi di atas
kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil yang
lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.
b. Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial
Umumnya
di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal maupun
eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang matang dan
stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan goyah dalam
mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.
c. Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
Seorang
pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi serta dorongan
untuk berprestasi. Dorongan yang
kuat ini kemudian tercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.
d. Sikap Hubungan Kemanusiaan
Adanya
pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya mampu
berpihak kepadanya.
2.2.2 Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori
ini memiliki kecenderungan kearah 2
hal.
a). Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin
yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam
hal ini seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia
berkonsultasi dengan bawahan.
b). Kedua disebut
Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yangmemberikan batasan
kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan mendapat instruksi dalam
pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan
dicapai.
2.2.3 Teori Kewibawaan Pemimpin
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab
dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain
baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk
melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.
2.2.4 Teori Kepemimpinan Situasi
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus
bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.
2.2.5 Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang
positif antara pemimpin dengan pengikutnya.
2.3 Tipe-Tipe Kepemimpinan
2.3.1 Tipe Otoriter
Disebut juga tipe kepemimpinan authoritarian. Dalam
kepemimpinan ini, pemimpin bertindak sebagai diktator terhadap anggota
kelompoknya. Baginya memimpin adalah menggerakkan dan memaksa kelompok. Batasan
kekuasaan dari pemimpin otoriter hanya dibatasi oleh undang-undang. Bawahan
hanya bersifat sebagai pembantu, kewajiban bawahan hanyalah mengikuti dan
menjalankan perintah dan tidak boleh membantah atau mengajukan saran. Mereka
harus patuh dan setia kepada pemimpin secara mutlak.
Kelebihan:
a. Keputusan
dapat diambil secara cepat
b. Mudah
dilakukan pengawasan
Kelemahan:
a. Pemimpin
yang otoriter tidak menghendaki rapat atau musyawarah.
b. Setiap
perbedaan diantara anggota kelompoknya diartikan sebagai kelicikan,
pembangkangan, atau pelanggaran disiplin terhadap perintah atau instruksi yang
telah diberikan.
c. Inisiatif dan daya pikir anggota
sangat dibatasi, sehingga tidak diberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya.
d. Pengawasan bagi pemimpin yang
otoriter hanyalah berarti mengontrol, apakah segala perintah yang telah
diberikan ditaati atau dijalankan dengan baik oleh anggotanya.
e. Mereka melaksanakan inspeksi,
mencari kesalahan dan meneliti orang-orang yang dianggap tidak taat kepada
pemimpin, kemudian orang-orang tersebut diancam dengan hukuman, dipecat, dsb.
Sebaliknya, orang-orang yang berlaku taat dan menyenangkan pribadinya,
dijadikan anak emas dan bahkan diberi penghargaan.
f. Kekuasaan berlebih ini dapat
menimbulkan sikap menyerah tanpa kritik dan kecenderungan untuk mengabaikan
perintah dan tugas jika tidak ada pengawasan langsung.
g. Dominasi yang berlebihan mudah
menghidupkan oposisi atau menimbulkan sifat apatis.
2.3.2 Tipe Laissez-Faire (Biarkan mereka sendiri)
Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak
memberikan kepemimpinannya, dia membiarkan bawahannya berbuat sekehendaknya. Pemimpin
akan menggunakan sedikit kekuasaannya untuk melakukan tugas mereka. Dengan
demikian sebagian besar keputusan diambil oleh anak buahnya. Pemimpin
semacam ini sangat tergantung pada bawahannya dalam membuat tujuan itu. Mereka
menganggap peran mereka sebagai ‘pembantu’ usaha anak buahnya dengan cara
memberikan informasi dan menciptakan lingkungan yang baik.
Kelebihan:
a. Keputusan
berdasarkan keputusan anggota
b. Tidak ada
dominasi dari pemimpin
Kekurangan:
a. Pemimpin
sama sekali tidak memberikan control dan koreksi terhadap pekerjaan bawahannya.
b. Pembagian tugas dan kerja sama
diserahkan sepenuhnya kepada bawahannya tanpa petunjuk atau saran-saran dari
pemimpin. Dengan demikian mudah terjadi kekacauan dan bentrokan.
c. Tingkat keberhasilan anggota dan
kelompok semata-mata disebabkan karena kesadaran dan dedikasi beberapa anggota
kelompok, dan bukan karena pengaruh dari pemimpin.
d. Struktur organisasinya tidak
jelas atau kabur, segala kegiatan dilakukan tanpa rencana dan tanpa pengawasan
dari pimpinan.
2.3.3 Tipe
Demokratis
Pemimpin ikut berbaur di tengah anggota kelompoknya.
Hubungan pemimpin dengan anggota bukan sebagai majikan dengan bawahan, tetapi
lebih seperti kakak dengan saudara-saudaranya. Dalam tindakan dan
usaha-usahanya ia selalu berpangkal kepada kepentingan dan kebutuhan
kelompoknya, dan mempertimbangkan kesanggupan dan kemampuan kelompoknya.
Kelebihan:
a. Dalam melaksanalan tugasnya, ia
mau menerima dan bahkan mengharapkan pendapat dan saran dari kelompoknya.
b. Ia mempunyai kepercayaan pula
pada anggotanya bahwa mereka mempunyai kesanggupan bekerja dengan baik dan
bertanggung jawab.
c. Ia selalu berusaha membangun
semangat anggota kelompok dalam menjalankan dan mengembangkan daya kerjanya
dengan cara memupuk rasa kekeluargaan dan persatuan. Di samping itu, ia juga
memberi kesempatan kepada anggota kelompoknya agar mempunyai kecakapan memimpin
dengan jalan mendelegasikan sebagian kekuasaan dan tanggung jawabnya.
Kekurangan:
a. Proses
pengambilan keputusan akan memakan waktu yang lebih banyak.
b. Sulitnya
pencapaian kesepakatan.
2.3.4 Tipe
Pseudo-Demokratis
Tipe ini disebut juga semi demokratis atau manipulasi
diplomatic. Pemimpin yang bertipe pseudo-demokratis hanya tampaknya saja
bersikap demokratis padahal sebenarnya dia bersikap otokratis. Misalnya jika ia
mempunyai ide-ide, pikiran, atau konsep yang ingin diterapkan di lembaga
Pendidikannya, maka hal tersebut akan dibicarakan dan dimusyawarahkan dengan
bawahannya, tetapi situasi diatur dan diciptakan sedemikian rupa sehingga pada
akhirnya bawahan didesak agar menerima ide atau pikiran tersebut sebagai
keputusan bersama. Pemimpin ini menganut demokrasi semu dan lebih mengarah
kepada kegiatan pemimpin yang otoriter dalam bentuk yang halus, samar-samar,
dan yang mungkin dilaksanakan tanpa disadari bahwa tindakan itu bukan tindakan
pimpinan yang demokratis.
2.3.5 Tipe Kharismatik
Seorang pemimpin yang kharismatik
memiliki karakteristik yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat
sehingga mampu memperoleh pengikut yang sangat besar dan para pengikutnya tidak
selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tertentu itu dikagumi. Pengikutnya
tidak mempersoalkan nilai yang dianut, sikap, dan perilaku serta gaya dari si
pemimpin.
2.4 Fungsi Kepemimpinan
Menurut Adair (2008:11) adalah sebagai
perencanaan, pemrakasaan, pengendalian, pendukung, penginformasian dan
pengevaluasian. Masing-masing fungsi kepemimpinan tersebut diuraikan sebagai
berikut :
1.
Perencanaan
a.
Mencari
semua informasi yang tersedia;
b.
Mendefinisikan
tugas;
c.
Menetapkan
tujuan kelompok.
2.
Pemrakasaan
a.
Memberikan
pengarahan pada kelompok mengenai sasaran dan rencana;
b.
Membagi
tugas pada anggota kelompok
c.
Menetapkan
standar kelompok.
3.
Pengendalian
a.
Memelihara
antara kelompok;
b.
Mempengaruhi
tempo;
c.
Menjaga
relevansi diskusi.
4.
Pendukung
a.
Memberi
semangat kepada kelompok atau individu;
b.
Menciptakan
semangat tim;
c.
Meredakan
ketegangan dengan humor.
5.
Penginformasi
a.
Memperjelas
tugas dan rencana;
b.
Menerima
informasi dari kelompok;
c.
Membuat
ringkasan atas usul dan gagasan yang masuk akal.
6.
Pengevaluasian
a.
Mengevaluasi
kelayakan gagasan
b.
Menguji
konsekuensi yang diusulkan;
c.
Pengevaluasi
prestasi kelompok.
2.5 Sifat Kepemimpinan
Berdasarkan penelitian Stogdill
bahwa kepemimpinan ditandai dengan bermacam-macam sifat yang dikelompokan
sebagai berikut:
1.
Capasity, meliputi kecerdasan,
kewaspadaan, kemampuan bicara, keaslian, dan kemampuan nilai.
2.
Achievment¸meliputi gelar kesarjanaan
pengetahuan, keberhasilan, dan olahraga.
3.
Responsibility,meliputi
mandiri berinisiatif, tekun, agresif, percaya diri, dan berkeinginan untuk
maju.
4.
Participation, meliputi
aktif, kemampuan bergaul, dapat bekerja sama, mudah menyesuaikan diri, dan
humoris.
5.
Status, meliputi kedudukan social
ekonomi dan ketenaran.
6.
Situation, meliputi mental dan status
yang baik.
2.6 Masalah-Masalah dalam
Kepemimpinan
1. Kurangnya
Koordinasi
a.Koordinasi dalam Program kerja
Seringkali dalam
sebuah organisasi yang sudah mapan sekali pun, atau dapat dikatakan ketika
dalam organisasi terdapat sebuah program kerja yang sangat bagus sekali pun,
jika tidak ada koordinasi maka sering kali menyebabkan kesalahpahaman, yang
tentunya dapat menyebabkan kacaunya terlaksanya sebuah program.
Kekacauan
tersebut dapat terjadi ketika antar penanggung jawab tidak mengetahui
batasan-batasan kerjanya, yang seringkali hanya dapat diperoleh melalui
koordinasi antara penanggung jawab.
b. Koordinasi Antar Pimpinan
Parahnya
lagi, koordinasi yang buruk dapat mengarah pada komunikasi yang buruk pula.
Komunikasi yang buruk antar pimpinan tersebut dalam sebuah program dapat
berakibat pada program-program selanjutnya. Maka seringkali terjadi salah
sangka dan salah paham diantaranya.
Padahal para
pimpinan selain berhubungan dalam pelaksanaan program kerja
seharusnya memiliki ikatan cultural, ketika terjalin komunikasi yang baik
diantaranya.
2.
Pengkaderan
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah “kader” berarti : (1) perwira atau
bintara dl ketentaraan; (2) orang yang diharapkan akan memegang peran yang
penting di pemerintahan, partai, dsb. Jika dalam hal ini kita ambil definisi
kedua, maka, istilah “pengkaderan” bisa diartikan sebagai : sebuah proses yang
menghasilkan orang yang diharapkan akan memegang peran yang penting di
pemerintahan, partai, dsb.
a. Rekrutmen
Bagi
sebagian periode organisasi, dan bagi berbagai macam organisasi masalah
pengkaderan ini dirasakan berbeda-beda, oleh karena tingkat animo peminat
organisasi yang berbeda beda misalnya. ( Animo artinya hasrat dan
keinginan yang kuat untuk berbuat, melakukan, atau mengikuti sesuatu).
Namun
pernyataan “kesuksesan suatu periode adalah bukan sekedar sukses ketika masa
jabatanya namun ketika dapat menghasilkan (kader-kader) periode yang lebih
sukses”.
Maka dapat
dikatakan dalam sebuah organisasi adalah ketika dalam suatu periode dapat
dikatakan sebagai masa kejaya an, namun hal tersebut tidak ada artinya ketika
setelah itu organisasi tersebut terpuruk atau bahkan bubar karena kelemahan tau
bahkan tidak adanya kader penerus.
b. Mempertahankan kader
Pengkaderan
ini, terkait erat pada pengembangan organisasi. Ketika suatu organisasi dapat
merekrut kader dalam animo besar, memungkinkan jangkauan organisasi tersebut
pada komunitas yang luas, serta hal tersebut merupakan sumber daya yang tidak
bisa diremehkan.
Setelah
berhasil merekrut kader dalam animo yang besar, jika tidak dapat memberdayakan,
dalam rangka mempertahankan kader-kadernya maka seringkali kader-kader tersebut
akan maengalami seleksi alam. Oleh karena itu usaha mempertahankan kader sering
kali lebih penting daripada rekrutmennya.
3. Praktik
– praktik Organisasi
a. Rasa
hormat, martabat, dan kebebasan perorangan. Masalah ini berhubungan dengan
cara organisasi memperlakukan anggotanya. Dari sudut pandang sebagian besar
anggota oraganisasi, kepentingan organisasi didahulukan dan kepentingan anggota
dijadikan yang paling akhir.
b. Kebijakan dan praktik personel. Masalah ini berkenaan
dengan etika kepegawaian, pemberian gaji, kenaikan pangkat,
pendisiplinan, dan masalah pensiun anggota organisasi. Kewajiban
umum organisasi adalah berlaku adil pada anggota organisasi yang prospektif
disetiap jenjang karirnya.
Jack Zenger dan Joseph Folkman
menanyakan ke lebih dari 330,000 bos, rekan, dan juga bawahan. Mereka
akhirnya mengklasifikasikan 10 skill utama yang wajib dimiliki oleh
seorang pemimpin, antara lain:
1. Menginspirasi dan Memotivasi
Pemimpin
yang hebat menciptakan proyeksi masa depan. Ia akan memberikan gambaran
masa depan yang jelas dan menarik juga memotivasi orang lain agar mampu
meraihnya.
Nah, jika Anda sedang
memegang jabatan sebagai manejer, memotivasi dan mendorong rekan tim
menjadi tugas utama Anda suapaya tujuan perusahaan tercapai. Ini juga
termasuk bisnis yang baru berkembang.
2. Memiliki Integritas dan Kejujuran Tinggi
Pengertian
kepemimpinan juga mencakup integritas dan kejujuran yang tinggi.
Lakukan apa yang pernah Anda katakan dan mereka akan melakukan hal yang
sama. Dalam beberapa kasus, bawahan atau tim akan menanyakan beberapa
pertanyaan krusial.
Penting sekali
untuk menjawabnya dengan jujur. Meskipun mereka pada akhirnya tidak
menyukai jawaban Anda, namun mereka pasti bisa menerima dan melaluinya
dengan baik asal Anda tetap bekerja bersama mereka.
3. Pelajari dan Selesaikan Masalahnya
Seorang
pemimpin direkrut, dilatih, dan dipilih untuk menyelesaikan masalah dan
mencari peluang pasar. Tidak hanya kecerdasan yang dibutuhkan, tapi
juga kemampuan menganalisa yang baik dan skill lain yang tidak dimiliki
oleh rekanan lainnya.
4. Bekerja Agar Hasilnya Tercapai
Beberapa
orang biasanya hanya menonon di belakang dan melihat prosesnya. Namun
seorang leader yang baik akan terjun bersama timnya agar tujuan
organisasi tercapai dengan baik. Seorang leader memiliki ketekunan,
patuh dan dorongan yang tinggi agar targetnya tercapai di waktu yang
tepat.
5. Komunikasi yang Bagus
Ada
banyak cara berkomunikasi seorang leader dengan timya. Ada yang
menggunakan skype, telepon, meeting, email, blog dan media lainnya. Nah,
dalam hal ini menjadi tidak penting sering-sering bertemu tapi tugas
tidak segera dijalankan.
Hal yang
paling penting bagi pemimpin adalah tugas selesai dengan baik dan
targetnya tercapai. Apa pun media komunikasinya. Tidak lupa ia
memberikan detail job yang jelas dan terus berkomunikasi dengan tim agar
pekerjaan berjalan di jalan yang benar.
6. Memiliki Hubungan Erat
Pengertian
kepemimpinan juga harus mengikutsertan hubungan yang erat antar
anggota. Ia percaya pada bawahan dan begitu sebaliknya. Seorang pemimpin
memikul tanggung jawab yang besar atas pekerjaan timnya. Itu artinya
hubungan yang baik di lingkaran mereka harus tercipta dengan baik.
7. Bersikap Profesional
Seorang pemimpin juga harus memiliki keahlian yang khusus. Tentu saja untuk membimbing timnya.
8. Memberikan Strategi
Pemimpin
tentu saja memiliki visi jangka panjang. Ia tahu bagaimana menghindari
kesalahan fatal yang berakibat pada perkembangan bisnis. Mereka kadang
dituntut menjadi orang yang taktis dalam menghadapi persaingan pasar.
9. Bersifat Membangun
Pengertian
kepemimpinan menurut temuan Jack Zenger dan Joseph Folkman ini juga
mengikutkan aspek pembangunan. Maksudnya, pemimpin yang baik hendaknya
terus belajar mengembangkan skill teknis dan profesionalitasnya. Mereka
mencari karyawan yang paling menjanjikan dan memberikan training yang
baik sehingga bisa menjadi generasi penerus perusahaan.
10. Melakukan Inovasi
Dalam
bidang bisnis, inovasi bukan lagi barang baru. Bahkan secara langsung
pasar menggeret pelaku bisnis dan perusahaan untuk terus berinovasi agar
bisa bertahan di tengah kompetisi yang ketat.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar
bekerjasama sesuai dengan rencana demi tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan. Kepemimpian merupakan suatu sikap yang terdapat pada seorang
pemimpin. Dalam kepemimpinan terdapat
beberapa teori yang berkembang diantaranya teori kepemimpinan sifat ( Trait Theory ), teori kepemimpinan, teori kewibawaan pemimpin,
teori kepemimpinan situasi, dan teori kelompok.
Adapun tipe-tipe kepemimpinan yang digunakan diantaranya otoriter, Laissez-faire, tipe demokratis, pseudo-demokratis, dan kharismatik. Jadi, dalam sebuah kepemimpan
memiliki fungsinya tersendiri dan pasti ada masalah yang timbul dan harus
diatasi oleh seorang pemimpin.
3.2 Saran
Kepemimpinan
bukanlah merupakan sebuah bakat tapi sesuatu yang dapatditemukan setiap orang,
jadi janganlah merasa kita tidak percaya diri karena kepemimpinan bias
didapatkan dan dikembangkan oleh siapapun.
DAFTAR
PUSTAKA
Priansa, Doni Juni dan Agus Garnida.2013.Manajemen Perkantoran. Bandung: Alfabeta.
Saebani, Beni Ahmad dan Ii Sumantri.2014.Kepemimpinan.Bandung:CV Pustaka Setia.
Adji,Wahyu
dkk.2007.Ekonomi
untuk SMA/Ma kelas XII.Jakarta: Erlangga.
Penelusuran yang terkait dengan Makalah Kepemimpinan
- kumpulan makalah kepemimpinan
- makalah kepemimpinan manajemen
- makalah kepemimpinan pdf
- makalah kepemimpinan lengkap dengan catatan kaki
- kata pengantar makalah kepemimpinan
- makalah kepemimpinan yang efektif
- makalah kepemimpinan doc
- makalah kepemimpinan otoriter
Post a Comment for "Makalah Kepemimpinan Di Kantor Maupun Dalam Organisasi"