Pengertian Ketimpangan sosial Atau Kesenjangan sosial Meliputi Faktor, Bentuk - Bentuk, Dampak, dan Upaya Mengatasinya
Pengertian Ketimpangan Sosial, Bentuk, Penyebab, Dampak Akibat dan Cara Mengatasi Ketimpangan Sosial Lengkap |
Ketimpangan sosial adalah suatu ketidakseimbangan atau kesenjangan sosial
yang ada di masyarakat yang menjadikan suatu perbedaan yang sangat
mencolok. Artinya ketimpangan ditandai dengan tidak samanya peluang,
proporsi, atau kepemilikan seseorang terhadap orang lain sedangkan
mereka memiliki status yang sama. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa
ketimpangan sosial merupakan dampak dari tindakan diskriminasi atau
ketidakadilan terhadap seseorang. Hal ini sesuai dengan pengertian dari
beberapa tokoh yaitu:
a. Menurut Naidoo dan Wills
Ketimpangan
sosial adalah perbedaan-perbedaan dalam pemasukan (income), kekuasaan
(power), dan status di dalam dan antara masyarakat. Ketimpangan ini
dipertahankan oleh orang-orang yang berkuasa melalui institusi dan
proses-proses sosial.
b. Menurut Andrinof A. Chaniago
Ketimpangan adalah buah dari pembangunan yang hanya berfokus pada aspek ekonomi dan melupakan aspek sosial. Ketimpangan
muncul karena pengambilan kebijakan cenderung menganggap pertumbuhan
ekonomi, peningkatan pendapatan perkapita dan pembangunan infrastruktur
adalah tujuan utama pembangunan. Sehingga mengabaikan sikap dan perilaku
sosial individu, corak ekonomi tradisional, serta keunikan yang
terdapat diberbagai tempat.
c. Menurut Budi Winarno
Ketimpangan
merupakan akibat dari kegagalan pembangunan di era globalisasi untuk
memenuhi kebutuhan fisik dan psikis warga masyarakat.
d. Menurut Jonathan Haughton & Shahidur R. Khandker
Ketimpangan sosial adalah bentuk-bentuk ketidak-adilan yang terjadi dalam proses pembangunan.
e. Roichatul Aswidah
Ketimpangan sosial sering dipandang sebagai dampak residual dari proses pertumbuhan ekonomi.
Ketimpangan
sosial tidak terlepas dari beberapa faktor yang mendukung. Secara
teoritis sekurang-kurangnya ada dua faktor yang dapat mendukung
terjadinya ketimpangan sosial yaitu:
1. Faktor Internal
Faktor
internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang.
Artinya faktor yang disebabkan oleh individu karena rendahnya kualitas
sumberdaya manusia seperti tingkat pendidikan (ilmu pengetahuan &
keterampilan), kesehatan rendah atau terdapat hambatan budaya pada diri
sendiri seperti budaya malas, sikap apatis, pandangan yang cenderung
menyerah pada nasib, tidak memiliki etos kerja, dan tidak mempunyai
orientasi kehidupan masa depan. Dalam penjelasan Lewis (1969),
ketimpangan sosial tipe ini muncul karena masyarakat itu terkungkung
dalam kebudayaan kemiskinan.
2. Faktor Eksternal
Faktor
eksternal diartikan sebagai faktor-faktor yang berasal dari luar
kemampuan seseorang. Hal ini dapat terjadi karena birokrasi atau ada
peraturan-peraturan resmi (kebijakan), sehingga dapat membatasi atau
memperkecil akses seseorang untuk memanfaatkan kesempatan dan peluang
yang tersedia. Dengan kata lain, ketimpangan sosial bukan terjadi karena
seseorang malas bekerja atau tidak mempunyai kemampuan sebagai akibat
keterbatasan atau rendahnya kualitas sumberdaya manusia, tetapi karena
ada hambatan-hambatan atau tekanan-tekanan struktural. Ketimpangan
sosial ini merupakan salah satu penyebab munculnya kemiskinan
struktural.
1. Perbedaan sumber Daya Alam
Kalau
dilihat dari sumber daya alam di Indonesia sangatlah kaya hampir merata
memiliki sumber daya alam yang berlimpah seperti Papua (tambang emas),
Kalimantan (batu bara), Sumatera (Gas), dll. Sumber daya alam sarat akan
kaya dari sumber daya hayati dan non-hayati. Tidaklah bisa dipungkiri
pula bahwa sumber daya alam sangat berhubungan erat dengan tingkat perekonomian suatu daerah. Hal ini disebabkan oleh cara pemanfaatan sumber daya alam yang dengan baik akan
menghasilkan perekonomian yang baik namun kalau pemanfaatanya tidak
baik maka akan terjadi perusakan lingkungan dan merugikan masyarakat
setempat. Namun
sering terjadi malah pemanfaat sumber daya daerah dilakukan oleh
perusahaan asing yang tidak memihak pada pendapatan daerah. Hal
demikianlah yang rentan akan terjadi ketimpangan dalam pengelolaan
sumebr daya alam daerah.
2. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah dapat menyebabkan kesejahteraan sosial dan bisa pula menjadi ketimpangan sosial. Jika kebijakan memihak
pada masyarakat semua kalangan baik atas maupun bawah maka akan terjadi
keadilan dan menuju kemakmuran, namun sebaliknya kalau memihak pada
kalangan atas maka akan terjadi ketimpangan. Bisa diambil permisalan kebijakan menentukan harga BBM sangat mempengaruhi kehidupan dua belah pihak atau kalangan.
3. Pengaruh Globalisasi
Masyarakat yang mampu menyikapi dan memanfaatkan globalisasi secara tepat akan mencapai kemajuan. Sementara itu, masyarakat yang tidak mampu memanfaatkan globalisasi secara tepat tidak akan mampu mengambil kesempatan yang ditawarkan globalisasi. Globalisasi
juga mampu menjadikan suatu keadaan yang timpang, misalnya perkotaan
lebih dipenuhi industrialisasi dengan beragamnya atau terspesialisaniya
pekerjaan sedangkan pedesaan hanya dimanfaatkan sumber daya alamnya
saja.
4. Faktor Demografis
Kondisi demografis dapat mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi, sistem sosial, struktur kependudukan, perbedaan kondisi ketenaga kerjaan, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan, dan segala hal yang berkaitan dengan penduduk. Perbedaan kondisi demografis suatu daerah acap kali menjadi penyebab terjadinya ketimpangan sosial karena perbedaan produktivitas kerja masyarakat pada setiap daerah berbeda-beda tergantung pada kualitas demografisnya.
Berikut
ini adalah beberapa klasifikasi dalam bidang demografi yang utamanya
berpengaruh langsung dalam menimbulkan ketimpangan sosial antar
masyarakat pada suatu lingkungan:
- Jumlah
Keterkaitan antara jumlah penduduk dengan ketimpangan sosial dalam bermasyarakat bisa dilihat dari perbedaan penduduk padat dengan wilayah sempit dan penduduk yang masih jarang dan luas wilayahnya. Wilayah padat penduduk cenderung akan memicu semakin tingginya tingkat kompetisi sedangkan dalam wilayah jarang penduduk kehidupan yang lamban karena masih banyak yang bisa dikelola membuat penduduknya memiliki sikap santai
- Komposisi
Lebih
lanjut mengenai seberapa fokus kependudukan berpengaruh terhadap
ketimpangan sosial maka kali ini kita akan membahas tentang komposisi
penduduk yang mendiami suatu wilayah lingkungan bermasyarakat, semisal
saja yakni interaksi sosial antara satu wilayah lingkungan dengan
rata-rata pekerja lapangan dengan pekerja kantoran pastilah akan jauh
berbeda, kehidupan di lapangan akan memicu lebih banyak interaksi antar
beragam masyarakat yang berbeda setiap pergantian waktunya, sedangkan
masyarakat kantoran cenderung lebih cuek dengan sekitar dan pastinya
fokus mereka lebih kepada tumpukan kerjaan di atas meja yang tiada
habisnya
- Persebaran
Sedangkan
masalah yang meliputi tentang persebaran penduduk yakni hampir tak
berbeda jauh dengan masalah jumlah kependudukan, akan tetapi biasanya
daerah dengan persebaran penduduk tidak merata akan semakin memperparah
tingkat ketimpangan sosial dalam masyarakat, wilayah pusat dengan
peminat yang tinggi dari berbagai daerah bisa memicu berbagai macam
peningkatan tingkat kriminalitas sedangkan pada daerah terpencil tanpa
penduduk padat maka seringkali tingkat produktifitas sumber daya kurang
dapat dimaksimalkan, dan ini menjadi suatu jurang pemisah yang amat
nyata bagi perbedaan diantara kedua jenis lingkungan bermasyarakat
tersebut
5. Letak dan Kondisi Geografis
Letak
dan kondisi geografis Indonesia mempengaruhi tingkat pembangunan suatu
masyarakat. Masyarakat yang tinggal didataran rendah pada umumnya lebih
mudah membangun berbagai infrastruktur, sementara itu masyarakat yang
tinggal dataran tinggi memerlukan waktu dan proses panjang dalam
pembangunan yang terkendala oleh bentang alam yang menanjak dan tidak
merata.
1. Ketimpangan di bidang Gender
Ketimpangan
gender adalah kondisi di mana terdapat ketidaksetaraan antara laki-laki
dan perempuan dalam kehidupan keluarga, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Di berbagai sektor kehidupan banyak indikator menunjukan
perempuan tertinggal dibandingkan laki-laki dalam hal memperoleh
kesempatan, peluang dan hasil-hasil pembangunan. Terlihat dari banyaknya
perempuan hanya dipekerjakan sebagai tenaga kerja wanita yang dikirim
keluar negeri. Selain itu, saat ini wanita masih dianggap sebagai
manusia kedua yang hanya bekerja di sumur, kasur, dan dapur saja. Hal
ini diperkuat oleh pandangan masyarakat yang tradisional dengan
berpegang teguh pada pandangan wanita tidak ada guna untuk disekolahkan
setinggi-tingginya.
2. Ketimpangan di bidang Pendidikan
Jika
dilihat dari segi edukasi ataupun latar belakang pendidikan dalam
contoh yang paling mendasar dapat dengan mudah kita temui realita di
sekitar kehidupan lingkungan kita, pada umumnya anak pusat perkotaan
akan memiliki keunggulan mutu baik dari segi ketersediaan bahan
penunjang materi ajar, ketersediaan tenaga ajar yang memadai serta
berbagai fasilitas pendidikan lain yang maksimal namun biasanya kendala
mereka justeru terbentur pada mentalitas anak didik yang kurang dapat
memanfaatkan fasilitas yang ada dan pendidikan justru tak jarang sering
terkalahkan dengan berbagai hiburan hedon khas pusat kota yang
mengganggu fokus anak didik tersebut.
Sedangkan
saat kita menilik pada kehidupan daerah yang umumnya pinggiran, dengan
tentu saja materi ajar serja guru pengajar dan fasilitas pendidikan yang
umumnya terbelakang namun kita jumpai semangat anak didik yang begitu
menyala demi mendapat pendidikan di sekolah-sekolah, tak mereka hiraukan
betapa sulit kemungkinan medan dan juga seberapa jauhpun jarak yang
musti mereka tempuh demi dapat menuntut ilmu di sekolah dan bertemu
dengan kawan dan guru untuk belajar bersama demi harapan masa depan yang
semakin gemilang.
3. Ketimpangan di bidang Kesehatan
Hal
yang tidak begitu jauh berbeda pula terjadi pada kondisi kesehatan
masyarakat yang senantiasa berbeda dan timpang yang pada umumnya dapat
dibandingkan dengan wilayah pusat dan pinggiran kota, wilayah pusat
dengan beragam alat kesehatan memadai segala penyakit dapat diatasi
sejak dini namun umumnya segala keluhan penyakit datang dari beragam
makanan instan kurang sehat yang menjadi konsumsi utama masyarakat kota
dengan tingkat kesibukan yang luar biasa.
Sedangkan
dalam wilayah pinggiran tentulah berbagai tenaga serta alat medis masih
sangat terbatas demi memberi pertolongan pada terjadinya beragam
keluhan penyakit, pada umumnya konsumsi makanan dengan bahan berbahaya
dari segi kimia masih dapat dikendalikan namun fokus utama pencetus
penyakit pada kalangan pinggiran yakni dikarenakan betapa minimnya
kesadaran masyarakat akan kebersihan pribadi dan lingkungan yang masih
sulit diusahakan demi tercapainya kesehatan yang maksimal, hal ini juga
memicu beragam macam penyakit berbeda yang menjadi ciri khas dari
wilayah yang berbeda.
4. Ketimpangan di bidang Pendapatan
Paling
erat kaitannya dengan finansial yakni mengenai ketersediaan sumber daya
baik dari segi alam maupun manusia yang mampu menopang pergerakan suatu
roda perekonomian, pada umumnya wilayah pusat perkotaan adalah suatu
wilayah penguasa ekonomi dikarenakan potensi mereka dalam mengelola
bahan yang ada lebih besar ketimbang apa yang bisa diusahakan oleh para
penduduk dari wilayah pinggiran, tentunya hal ini juga tak terlepas dari
kucuran modal yang dipunya serta beragam latar belakang pendidikan yang
dienyam.
Ketimpangan sosial selalu meninggalkan jejak baik positif maupun negatif. Berikut ini dampak dari ketimpangan sosial :
1. Dampak Positif
a) Ketimpangan
sosial dapat menjadi suatu stimulasi ampuh bagi beberapa wilayah untuk
terus memaksimalkan potensi mereka demi menuju ke arah yang senantiasa
lebih baik lagi
b) Ketimpangan
sosial juga dapat menumbuhkan rasa empati antar golongan untuk membantu
yang lain demi mendapatkan kesetaraan yang sudah semestinya
c) Ketimpangan
sosial meminimalisir mental individu yang biasanya gampang cepat puas,
dengan ini mereka akan terus didorong untuk mengontribusikan yang lebih
baik dari diri mereka masing-masing
d) Mengajarkan
pada masyarakat mengenai arti tentang kehidupan yang beragam, dengan
begini maka mentalitas keterbukaan serta pengertian akan lebih mudah
untuk diterapkan secara lebih nyata
e) Mendorong
manusia untuk lebih pandai bersyukur atas apa yang dipunyainya beserta
menjadikan mereka lebih berserah yang disertai dengan harapan untuk
berusaha lebih ikhlas dalam mengusahakan apa-apa yang mereka harapkan
2. Dampak Negatif
a) Cenderung
memicu kesombongan dan juga keputusasaan di sisi yang lainnya, hal ini
bisa diminimalisir dengan berperannya golongan yang bertanggung jawab di
bidangnya semisal pemerintah untuk lebih mengajarkan masyarakat tentang
empati dan juga bekerja keras
b) Cenderung
memicu tingginya kriminalitas yang diakibatkan oleh kecemburuan sosial,
kembali lagi hal yang musti diperhatikan adalah mengenai mentalitas
individu, yang mampu harus dilatih menjauhi sifat pelit dan semena-mena
sedangkan yang kurang mampu harus dilatih untuk berusaha pada jalan yang
benar
1. Mematuhi perintah Tuhan dan menjauhi Larangan-Nya
2. Belajar dan membiasakan diri mencintai sesama manusia
3. Menanamkan kesadaran dan rasa cinta terhadap tanah air, bangsa dan negara
4. Melatih dan membiasakan diri hidup, bergaul, dan bersikap demokratis
5. Melatih dan membiasakan diri bersikap adil dan berjiwa sosial
6. Menghargai perbedaan atas segalanya
7. Memiliki jiwa filantropi (kedermawanan)
Penelusuran yang terkait dengan Ketimpangan Sosial
contoh ketimpangan sosial
contoh ketimpangan sosial di bidang ekonomi
makalah ketimpangan sosial
bentuk bentuk ketimpangan sosial dan contohnya
artikel ketimpangan sosial terbaru
ketimpangan sosial di bidang pendidikan
contoh ketimpangan sosial di bidang pendidikan
soal essay tentang ketimpangan sosial beserta jawabannya
contoh ketimpangan sosial
contoh ketimpangan sosial di bidang ekonomi
makalah ketimpangan sosial
bentuk bentuk ketimpangan sosial dan contohnya
artikel ketimpangan sosial terbaru
ketimpangan sosial di bidang pendidikan
contoh ketimpangan sosial di bidang pendidikan
soal essay tentang ketimpangan sosial beserta jawabannya
Post a Comment for "Pengertian Ketimpangan sosial Atau Kesenjangan sosial Meliputi Faktor, Bentuk - Bentuk, Dampak, dan Upaya Mengatasinya"